Kimberly bimbang. Ia ingin mengajak Malik masuk dan menunggu di dalam mobil saja, tapi sebagian dari dirinya yang lain melarang Kimberly untuk melakukan itu. Ia merasa tak sanggup berada di ruangan yang sama dengan Malik, berdua. Alhasil, Kimberly hanya termenung, menatap jari-jari tangannya yang saling bertaut di atas paha. Sesekali ia melihat ke luar, Malik masih berdiri di tempat yang sama. Bahkan pria itu tidak protes sama sekali dan dengan sabar menunggunya di sana. Kimberly menghela napas berat. Setelah berpikir beberapa saat, ia menurunkan kaca mobil dan melongokan kepalanya sedikit keluar. “Masuk. Tunggunya di sini aja, jangan di situ,” gumam Kimberly, yang membuat perhatian Malik teralihkan dari layar ponsel ke arahnya. Kedua sudut bibir Malik terangkat dengan lembut. Melihat senyuman itu mata Kimberly mengerjap, lalu dengan cepat Kimberly menarik lagi kepalanya ke dalam dan duduk dengan lurus ke depan. “Kalau nunggunya di sini, boleh?” Kimberly berjengit kaget kala men
Terakhir Diperbarui : 2023-06-18 Baca selengkapnya