Home / Romansa / Terjerat Hutang Mr. Arogant / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terjerat Hutang Mr. Arogant: Chapter 101 - Chapter 110

116 Chapters

Bab 101 Kabar Untuk Ibu

Waktu satu minggu yang Laila dan Malik habiskan di rumah besar keluarga mereka. Dalam satu minggu itu Bu Lina tak henti-hentinya menawarkan ini dan itu untuk Laila dan Malik. mereka berdua terus disodorkan makanan yang sejujurnya juga sulit untuk diabaikan oleh pasangan suami istri.Terlebih Laila yang tengah berbadan dua. Ia digempur habis-habisan dengan makanan untuk menaikkan berat badannya yang tergolong kurang. Didukung juga oleh rongrongan Malik yang mendukung aksi sang mama.“Sebelum kembali ke rumah kalian, Laila harus naik 3-5 kilo disini.” Ujar Bu Lina hampir seperti titah ratu. Tak bisa dibantah.Maka Laila pasrah. Bu Lina juga mengatakan bahwa akan mengadakan tujuh bulanan di rumah ini, setelah itu ia juga yang akan menemani membeli pernak-pernik kebutuhan bayi. Laila dan Malik lagi-lagi hanya mengangguk menyanggupi. Titah Ratu Bagaskara tak mungkin dibantah lagi. Lebih tepatnya, mereka tidak mampu membantah karena mamanya sudah berusaha keras menerima pernikahan mereka. S
Read more

Bab 102 Awal Mula Petaka

Satu minggu menjelang acara tujuh bulanan yang dihelat Lina untuk menantunya, ia memasrahkan semuanya pada Event Organizer yang telah dipercayainya selama ini dalam menghelat setiap acara. Tentu dengan konsep yang Lina inginkan dan semuanya masih dalam pengawasannya. Ia tak ingin ada yang tertinggal ataupun kurang dalam acara minggu depan itu.Sedangkan Pak Agung, Malik dan Laila hanya pasrah dan terima jadi atas semua kehendak Lina tersebut. Asal mamanya senang, mereka akan ikut.Lina sedang menulis daftar tamu yang akan diundangnya, tentu setelah berkomunikasi dengan Laila dan Malik sebelum mereka kembali ke rumah mereka sendiri, tentang siapa-siapa saja yang ingin mereka undang.“Laila enggak banyak teman, Ma. Mungkin hanya Raisa. Oh, iya, Laila sudah bilang sama Ibu dan Bapak, beliau akan kemari beberapa hari lagi.” Ujar Laila.“Baguslah. Apa mereka tau soal Malik?” Tanya Bu Lina ikut was-was jika sampai besannya tahu mengenai menantunya. Pasti mereka akan khawatir sebagaimana keb
Read more

Bab 103 Pertemuan 3 Wanita

Sementara acara tujuh bulanan Laila tinggal 3 hari lagi, Bu Lina sedang merengek pada suaminya agar membujuk Mahardika agar segera pulang. Pasalnya, Bu Lina telah mengundang beberapa koleganya beserta anak gadisnya untuk diperkenalkan pada Dika. Untuk yang satu ini, Bu Lina tidak bisa merubah kebiasaannya. Keresahan orang tua soal status anak sulungnya yang betah menyendiri terus mengusiknya. Mahardika yang dikhawatirkan, kini justru semakin tenggelam dalam kasus yang mencelakai adiknya. Tentu saja itu hanya alasan yang ia buat agar tak segera kembali ke rumah besar itu lagi. Kabar acara tujuh bulanan adik iparnya juga telah sampai di telinganya. Tak mungkin kalau acara itu hanya sederhana-sederhana saja walaupun mamanya telah mengatakan demikian. Ia tahu bagaimana nyonya Agung Bagaskara kalau sedang niat menghelat acara. Dalam sela-sela menangani kasus yang sebenarnya hampir selesai itu, karena ia telah mengantongi nama besar otak dari kecelakaan sang adik. Dika hanya belum member
Read more

Bab 104 Jujur

“Ibu…” Laila menghambur memeluk sang Ibu begitu perempuan yang telah lama dirindunya itu tiba di ambang pintu rumahnya.“Laila kangen banget…” Ucap Laila lagi lalu ia mendapat tepukan keras dari sang Ibu di bahunya. Tepukan sebab kesal karena Laila terus menghilang tanpa bisa dihubungi.“Sama Bapak enggak kangen?” Bapak mencebikkan mulutnya berpura-pura merajuk sembari melirik Malik. Malik tersenyum lalu mengendikkan alisnya.“Setelah menikah kamu jadi sering banget tak bisa dihubungi? Apalagi soal keadaan-keadaan genting, kenapa Ibu sama Bapak enggak dikasih tau?” Cecar Ibu segera setelah Laila melepas pelukannya.“Duduk dulu, Bu. Jangan marahi istri saya.” Canda Malik mengurai ketegangan yang penuh kerinduan itu.“Dasar kamu!”Malik dan Laila terkekeh begitu juga Bapak yang melirik istrinya lucu. Sudah lama ia tak merasakan suasana seperti ini. Suasana hangat penuh canda bersama anak dan istrinya, dan kali ini bersama menantunya juga.Dua anak perempuan lainnya dibawa ikut merantau
Read more

Bab 105 Penangkapan

Rumah besar Bagaskara telah disulap menjadi sebuah panggung perhelatan yang kata Mama Lina hanya sederhana. Nyatanya, segala macam vendor masuk disana membubuhkan hiasan dan pernak-pernik yang tidak sederhana.Gubug-gubug berbagai jenis makanan juga tersaji disana sebagai pilihan menu untuk para tamu.Laila dibuat tercengang sebab ulah mertuanya sendiri. Sederhana di kepalanya ternyata tidak sama definisinya dengan sederhana ala Mama Lina.Ibu dan Bapak apalagi. Beliau berdua hanya ternganga melihat pemandangan di hadapannya.“Lebih mirip untuk acara pernikahan, ini mah…” Ujar Ibu.Malik mengusap bahu Laila yang masih ternganga di pintu kamarnya. Bahkan kamar mereka telah diubah menjadi kamar pengantin dengan taburan mawar putih dimana-mana serta sebuket besar bunga mawar di atas ranjang.“Mama pengertian sekali kalau kita belum sempat bulan madu, ya kan Sayang?” Malik melirik istrinya dna tersenyum jahil.Laila seletika menyenggol perut suaminya dengan sikunya membuat Malik tergelak.
Read more

Bab 106 Dalang Di Balik Petaka

Ambar mendekati Gladis dengan langkah lambat, tetapi tangannya mencengkeram kuat tas mahal hingga membuat buku-buku jarinya memutih pucat. Langkah lambat itu rupanya tak disadari oleh Gladis yang memang sedang duduk membelakangi arah datangnya sang mama.Ambar mengangkat tas dan mengayunkan keras ke arah Gladis hingga membuat anak perempuannya terhuyung.Gladis terkejut luar biasa dengan pukulan yang tiba-tiba mendarat di atas kepalanya. Pening. Ia jelas tahu siapa yang berani melakukan ini padanya. Ia tak kuasa mendongak. Kepalanya dihantam tas mahal itu seketika terjatuh di atas meja.Semua penduduk di dalam kantor polisi itu tersentak.Polisi yang bertugas segera bergerak mencegah luapan amarah Ambar selanjutnya. Gladis yang hamil dan juga kekurangan gizi sudah setengah pingsan sebab hentakan kencang tas mahal itu.“Kau!! Kau sengaja ingin membunuhku?!” Ambar meneriaki anak perempuannya yang sudah setengah pingsan itu.“Kau anak tak tahu diuntung!”“Cukup, Bu! Ini di Kantor Polisi.
Read more

Bab 107 Permohonan Ambar

Malam itu semakin larut namun mata Malik semakin membelalak dan memerah akibat amarah. Darahnya terasa mendidih setelah polisi menerangkan kedua pelaku utama dan otak di balik kecelakaan dan penderitaan yang ia alami beberapa bulan terakhir. Mata Malik semakin menatap tak percaya saat polisi mengatakan bahwa Gladis juga tengah hamil. Otaknya seolah tak mampu mencerna semua informasi yang masuk di kepalanya beruntutan. Malik menoleh pada Mahardika. Kakaknya itu mengangguk mengiyakan ujaran sang polisi. “Apa yang bisa saya bantu?” Dari belakang, Ambar berlari menghampiri Malik dan memohon menggelayuti lengan Malik. “Malik, tolong tante Malik. Tolong ampuni mereka Malik. Mereka pasti terdesak. Ampuni mereka Malik.” Rintih Ambar dengan mata sembabnya namun cengkeraman tangannya masih sangat kuat. Gladis masih meletakkan kepalanya di meja karena pusing yang menghantam akibat pukulan sesaat lalu dari mamanya. Tiba-tiba, bunyi berdebum megalihkan perhatian semua orang dan melihat ke ara
Read more

Bab 108 Ibu dan Anak

Satu bulan kemudian.“Sudah siap?”Laila mengangguk merona. Sambil terus menyunggingkan senyum mereka akan melakukan perjalanan ke Bali karena ingin menikmati baby moon sekaligus honey moon mereka yang tak pernah terlaksana.Malik menyeret koper di tangan kirinya dan tangan kanannya menggenggam tangan Laila erat. Berjalan menyusuri lorong resort tempat mereka menginap. Mereka memilih daerah uluwatu dan kintamani untuk menghabiskan masa baby moon mereka selama satu minggu.Menyewa resort di tepi pantai untuk menikmati masa-masa tinggal berdua dan memperdalam hubungan mereka setelah berbagai badai yang menyambut awal rumah tangga mereka.Malik sudah sepenuhnya pulih, ia memutuskan untuk sebentar mengambil libur sebelum kembali benar-benar terjun mengurusi perusahaan sang papa.Lagi-lagi, Dika lah yang dijadikannya tumbal. Terpaksa masih harus memenuhi permintaannya yang seperti tak kunjung ada ujungnya. Dika bahkan tak bisa menikmati waktu kencan berdua.Ya, kencan. Dika sudah memantapk
Read more

Bab 109 Kekecewaan Lina

“Apa maksudmu?” Tanya Lina pelan-pelan. Sejujurnya dadanya sudah bergejolak marah karena anak sulungnya ternyata menyembunyikan berita besar.“Dika sudah pernah menikah.” Jawab Dika singkat.Dika sudah tak mungkin lagi berkelit. Ia harus jujur sekarang juga atau mamanya akan terus menuntutnya soal menikah. Namun, reaksi mamanya sungguh diluar dugaan.“Bicara yang benar, Mahardika! Mamamu yang tua ini enggak ngerti. Menikah dengan siapa? Dimana? Kenapa enggak bilang sama mama dan papamu?” Bentak Lina yang sudah sabar dengan sikap Dika yang santai dan cuek.“Maafin Dika, Ma.”“Siapa? Siapa yang kamu nikahi? Dimana dia sekarang?” Cecar Lina lagi. Melihat Dika hanya diam, membuat kesabaran Lina semakin menipis.“Katakan Dika! Jangan diam saja? Mau ditaruh mana muka mama kalau sampai kamu menelantarkan anak gadis orang!”“Dika tidak pernah menelantarkannya, Dika mencintainya, tapi orang tuanya yang tidak menyukai Dika karena menurutnya Dika menelantarkan anaknya karena Dika terlalu lama pe
Read more

Bab 110 Menghampirimu

Tok tok tokPintu kamar Lina diketuk lembut dari luar. Sudah hampir tiga hari ia tak keluar kamar dan menolak ditemui Dika, anak sulungnya.Lina mendengus. Sejujurnya ia sudah terlalu tua untuk merajuk, tapi apa yang dilakukan Mahardika menurutnya telah keterlaluan dan menyakitinya.“Ma.. Dika mohon buka pintunya.” Seru Dika dari balik pintu.“Temui dia, Ma. Sudah berhari-hari mama enggak keluar kamar. Dika juga berhari-hari seperti orang gila karena terkurung di dalam rumah. Padahal dia harus ke kantor membantu Papa.” Bujuk Pak Agung.“Papa yakin dia sudah benar berubah? Dia enggak akan pergi lagi?” Bu Lina menelisik mata suaminya mencari kesungguhan disana. Meminta keyakinan dan diyakinkan sebenarnya.“Papa yakin.” Jawab Pak Agung.Bukan apa-apa, Bu Lina hanya ingin di usianya senjanya semua anak-anaknya berada di dekatnya. Rejeki bisa nanti dicari, dan pengalaman, dia rasa sudah cukup bagi Dika menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari pengalaman itu di luar belantara sana.Tok tok
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status