Home / Romansa / Terjerat Hutang Mr. Arogant / Bab 102 Awal Mula Petaka

Share

Bab 102 Awal Mula Petaka

Author: HIZA MJ
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Satu minggu menjelang acara tujuh bulanan yang dihelat Lina untuk menantunya, ia memasrahkan semuanya pada Event Organizer yang telah dipercayainya selama ini dalam menghelat setiap acara. Tentu dengan konsep yang Lina inginkan dan semuanya masih dalam pengawasannya. Ia tak ingin ada yang tertinggal ataupun kurang dalam acara minggu depan itu.

Sedangkan Pak Agung, Malik dan Laila hanya pasrah dan terima jadi atas semua kehendak Lina tersebut. Asal mamanya senang, mereka akan ikut.

Lina sedang menulis daftar tamu yang akan diundangnya, tentu setelah berkomunikasi dengan Laila dan Malik sebelum mereka kembali ke rumah mereka sendiri, tentang siapa-siapa saja yang ingin mereka undang.

“Laila enggak banyak teman, Ma. Mungkin hanya Raisa. Oh, iya, Laila sudah bilang sama Ibu dan Bapak, beliau akan kemari beberapa hari lagi.” Ujar Laila.

“Baguslah. Apa mereka tau soal Malik?” Tanya Bu Lina ikut was-was jika sampai besannya tahu mengenai menantunya. Pasti mereka akan khawatir sebagaimana keb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 103 Pertemuan 3 Wanita

    Sementara acara tujuh bulanan Laila tinggal 3 hari lagi, Bu Lina sedang merengek pada suaminya agar membujuk Mahardika agar segera pulang. Pasalnya, Bu Lina telah mengundang beberapa koleganya beserta anak gadisnya untuk diperkenalkan pada Dika. Untuk yang satu ini, Bu Lina tidak bisa merubah kebiasaannya. Keresahan orang tua soal status anak sulungnya yang betah menyendiri terus mengusiknya. Mahardika yang dikhawatirkan, kini justru semakin tenggelam dalam kasus yang mencelakai adiknya. Tentu saja itu hanya alasan yang ia buat agar tak segera kembali ke rumah besar itu lagi. Kabar acara tujuh bulanan adik iparnya juga telah sampai di telinganya. Tak mungkin kalau acara itu hanya sederhana-sederhana saja walaupun mamanya telah mengatakan demikian. Ia tahu bagaimana nyonya Agung Bagaskara kalau sedang niat menghelat acara. Dalam sela-sela menangani kasus yang sebenarnya hampir selesai itu, karena ia telah mengantongi nama besar otak dari kecelakaan sang adik. Dika hanya belum member

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 104 Jujur

    “Ibu…” Laila menghambur memeluk sang Ibu begitu perempuan yang telah lama dirindunya itu tiba di ambang pintu rumahnya.“Laila kangen banget…” Ucap Laila lagi lalu ia mendapat tepukan keras dari sang Ibu di bahunya. Tepukan sebab kesal karena Laila terus menghilang tanpa bisa dihubungi.“Sama Bapak enggak kangen?” Bapak mencebikkan mulutnya berpura-pura merajuk sembari melirik Malik. Malik tersenyum lalu mengendikkan alisnya.“Setelah menikah kamu jadi sering banget tak bisa dihubungi? Apalagi soal keadaan-keadaan genting, kenapa Ibu sama Bapak enggak dikasih tau?” Cecar Ibu segera setelah Laila melepas pelukannya.“Duduk dulu, Bu. Jangan marahi istri saya.” Canda Malik mengurai ketegangan yang penuh kerinduan itu.“Dasar kamu!”Malik dan Laila terkekeh begitu juga Bapak yang melirik istrinya lucu. Sudah lama ia tak merasakan suasana seperti ini. Suasana hangat penuh canda bersama anak dan istrinya, dan kali ini bersama menantunya juga.Dua anak perempuan lainnya dibawa ikut merantau

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 105 Penangkapan

    Rumah besar Bagaskara telah disulap menjadi sebuah panggung perhelatan yang kata Mama Lina hanya sederhana. Nyatanya, segala macam vendor masuk disana membubuhkan hiasan dan pernak-pernik yang tidak sederhana.Gubug-gubug berbagai jenis makanan juga tersaji disana sebagai pilihan menu untuk para tamu.Laila dibuat tercengang sebab ulah mertuanya sendiri. Sederhana di kepalanya ternyata tidak sama definisinya dengan sederhana ala Mama Lina.Ibu dan Bapak apalagi. Beliau berdua hanya ternganga melihat pemandangan di hadapannya.“Lebih mirip untuk acara pernikahan, ini mah…” Ujar Ibu.Malik mengusap bahu Laila yang masih ternganga di pintu kamarnya. Bahkan kamar mereka telah diubah menjadi kamar pengantin dengan taburan mawar putih dimana-mana serta sebuket besar bunga mawar di atas ranjang.“Mama pengertian sekali kalau kita belum sempat bulan madu, ya kan Sayang?” Malik melirik istrinya dna tersenyum jahil.Laila seletika menyenggol perut suaminya dengan sikunya membuat Malik tergelak.

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 106 Dalang Di Balik Petaka

    Ambar mendekati Gladis dengan langkah lambat, tetapi tangannya mencengkeram kuat tas mahal hingga membuat buku-buku jarinya memutih pucat. Langkah lambat itu rupanya tak disadari oleh Gladis yang memang sedang duduk membelakangi arah datangnya sang mama.Ambar mengangkat tas dan mengayunkan keras ke arah Gladis hingga membuat anak perempuannya terhuyung.Gladis terkejut luar biasa dengan pukulan yang tiba-tiba mendarat di atas kepalanya. Pening. Ia jelas tahu siapa yang berani melakukan ini padanya. Ia tak kuasa mendongak. Kepalanya dihantam tas mahal itu seketika terjatuh di atas meja.Semua penduduk di dalam kantor polisi itu tersentak.Polisi yang bertugas segera bergerak mencegah luapan amarah Ambar selanjutnya. Gladis yang hamil dan juga kekurangan gizi sudah setengah pingsan sebab hentakan kencang tas mahal itu.“Kau!! Kau sengaja ingin membunuhku?!” Ambar meneriaki anak perempuannya yang sudah setengah pingsan itu.“Kau anak tak tahu diuntung!”“Cukup, Bu! Ini di Kantor Polisi.

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 107 Permohonan Ambar

    Malam itu semakin larut namun mata Malik semakin membelalak dan memerah akibat amarah. Darahnya terasa mendidih setelah polisi menerangkan kedua pelaku utama dan otak di balik kecelakaan dan penderitaan yang ia alami beberapa bulan terakhir. Mata Malik semakin menatap tak percaya saat polisi mengatakan bahwa Gladis juga tengah hamil. Otaknya seolah tak mampu mencerna semua informasi yang masuk di kepalanya beruntutan. Malik menoleh pada Mahardika. Kakaknya itu mengangguk mengiyakan ujaran sang polisi. “Apa yang bisa saya bantu?” Dari belakang, Ambar berlari menghampiri Malik dan memohon menggelayuti lengan Malik. “Malik, tolong tante Malik. Tolong ampuni mereka Malik. Mereka pasti terdesak. Ampuni mereka Malik.” Rintih Ambar dengan mata sembabnya namun cengkeraman tangannya masih sangat kuat. Gladis masih meletakkan kepalanya di meja karena pusing yang menghantam akibat pukulan sesaat lalu dari mamanya. Tiba-tiba, bunyi berdebum megalihkan perhatian semua orang dan melihat ke ara

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 108 Ibu dan Anak

    Satu bulan kemudian.“Sudah siap?”Laila mengangguk merona. Sambil terus menyunggingkan senyum mereka akan melakukan perjalanan ke Bali karena ingin menikmati baby moon sekaligus honey moon mereka yang tak pernah terlaksana.Malik menyeret koper di tangan kirinya dan tangan kanannya menggenggam tangan Laila erat. Berjalan menyusuri lorong resort tempat mereka menginap. Mereka memilih daerah uluwatu dan kintamani untuk menghabiskan masa baby moon mereka selama satu minggu.Menyewa resort di tepi pantai untuk menikmati masa-masa tinggal berdua dan memperdalam hubungan mereka setelah berbagai badai yang menyambut awal rumah tangga mereka.Malik sudah sepenuhnya pulih, ia memutuskan untuk sebentar mengambil libur sebelum kembali benar-benar terjun mengurusi perusahaan sang papa.Lagi-lagi, Dika lah yang dijadikannya tumbal. Terpaksa masih harus memenuhi permintaannya yang seperti tak kunjung ada ujungnya. Dika bahkan tak bisa menikmati waktu kencan berdua.Ya, kencan. Dika sudah memantapk

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 109 Kekecewaan Lina

    “Apa maksudmu?” Tanya Lina pelan-pelan. Sejujurnya dadanya sudah bergejolak marah karena anak sulungnya ternyata menyembunyikan berita besar.“Dika sudah pernah menikah.” Jawab Dika singkat.Dika sudah tak mungkin lagi berkelit. Ia harus jujur sekarang juga atau mamanya akan terus menuntutnya soal menikah. Namun, reaksi mamanya sungguh diluar dugaan.“Bicara yang benar, Mahardika! Mamamu yang tua ini enggak ngerti. Menikah dengan siapa? Dimana? Kenapa enggak bilang sama mama dan papamu?” Bentak Lina yang sudah sabar dengan sikap Dika yang santai dan cuek.“Maafin Dika, Ma.”“Siapa? Siapa yang kamu nikahi? Dimana dia sekarang?” Cecar Lina lagi. Melihat Dika hanya diam, membuat kesabaran Lina semakin menipis.“Katakan Dika! Jangan diam saja? Mau ditaruh mana muka mama kalau sampai kamu menelantarkan anak gadis orang!”“Dika tidak pernah menelantarkannya, Dika mencintainya, tapi orang tuanya yang tidak menyukai Dika karena menurutnya Dika menelantarkan anaknya karena Dika terlalu lama pe

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 110 Menghampirimu

    Tok tok tokPintu kamar Lina diketuk lembut dari luar. Sudah hampir tiga hari ia tak keluar kamar dan menolak ditemui Dika, anak sulungnya.Lina mendengus. Sejujurnya ia sudah terlalu tua untuk merajuk, tapi apa yang dilakukan Mahardika menurutnya telah keterlaluan dan menyakitinya.“Ma.. Dika mohon buka pintunya.” Seru Dika dari balik pintu.“Temui dia, Ma. Sudah berhari-hari mama enggak keluar kamar. Dika juga berhari-hari seperti orang gila karena terkurung di dalam rumah. Padahal dia harus ke kantor membantu Papa.” Bujuk Pak Agung.“Papa yakin dia sudah benar berubah? Dia enggak akan pergi lagi?” Bu Lina menelisik mata suaminya mencari kesungguhan disana. Meminta keyakinan dan diyakinkan sebenarnya.“Papa yakin.” Jawab Pak Agung.Bukan apa-apa, Bu Lina hanya ingin di usianya senjanya semua anak-anaknya berada di dekatnya. Rejeki bisa nanti dicari, dan pengalaman, dia rasa sudah cukup bagi Dika menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari pengalaman itu di luar belantara sana.Tok tok

Latest chapter

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   End

    Beberapa bulan kemudian.Tangis balita memenuhi ruangan. Suaranya menggema riuh rendah, padahal hanya satu bayi. Cucu kebanggaan Keluarga Bagaskara telah hadir di tengah-tengah kesunyian yang melanda rumah besar itu.Bu Lina bahagia luar biasa, ingin rasanya terus menimang-nimang kalau saja ia bisa. Sayangnya, ia sudah harus beristirat tidak diperbolehkan terlalu lelah oleh dokter. Sejak sebulan yang lalu Bu Lina harus kembali menggunakan tongkat untuk membantu berjalan dan kursi roda jika diperlukan, beliau terpeleset sewaktu di kamar mandi, dan riwayat patah tulang dahulu kala menjadikan kecelakaan kali itu bukan hanya terpeleset biasa. Tapi membuka luka lama dan memperparahnya.Padahal ingin sekali ia menikmati waktu menimang-nimang cucu satu-satunya saat itu.Sambil terus bersemoga agar Mahardika dan Raisa segera diberi keturunan.Ya. Mahardika berhasil meyakinkan orang tua Raisa bahwa ia benar-benar menginginkan Raisa dan mencintainya.Beberapa bulan yang lalu.Dengan tangan berg

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Extra Bab 2

    Malik memegang ponselnya diputar-putar lalu berhenti dan mencari aplikasi pesan. Menatapnya lama, lalu kembali memainkan ponselnya.Sekian kalinya lalu ia berhenti dan mantap mengirimkan sebuah pesan.‘Wanita memang butuh kepastian, Bang. Tapi mereka juga tidak akan suka dengan kesemena-menaan. Aku udah pernah melakukan itu, jadi Abang tidak perlu mengulangi kesalahanku. Dia ada di rumahku sekarang kalau Abang mau meluruskan masalah kalian.’Pesan yang cukup panjang. Lalu Malik tutup dengan helaan nafas panjang. Ia tidak tahu masalah apa yang Dika lalui hingga mendapatkan status duda itu. Tapi melihat kesembronoan Dika, rasanya Malik segera mengerti bagaimana sikap Mahardika jika berhadapan dengan perempuan.Benar-benar mirip dengannya. Beruntungnya, Laila cukup mau bersabar menghadapinya dan mau memaafkan semua tingkah lakunya hingga ia tidak jadi menyandang status duda itu. Jika saja… Ah, jangan sampai. Malik tak mau berandai-andai.Laila dan Raisa bercengkerama sekian lamanya hingg

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Extra Bab

    Laila disambut pelukan hangat suaminya begitu tubuhnya muncul dari balik pintu besi lapas yang menjulang tinggi. Gurat kekhawatiran sangat jelas di wajah suamiya, sebab takut kalau-kalau Gladis gelap mata dan menyerang istrinya yang tengah berbadan dua. “Kamu enggak apa-apa kan, Sayang?” Tanya Malik segera setelah melepaskan pelukannya. Meraba-raba wajah dan tubuh istrinya memastikan tidak ada yang kurang dan bertambah. Bertambah ada luka atau lebam. “Enggak apa-apa Mas. Kami cuma ngobrol kok.” “Aku takut kalau sampai dia nekad.” Katanya sambil menuntun Laila memasuki mobil. “Mbak Gladis kasihan sekali, Mas. wajahnya tirus dan kelihatan sangat tertekan. Tubuhnya kurus sementara perutnya menggembung buncit.. Aku enggak tega.” Ia kembali mengingat rupa Gladis sebelum dan sesudah peristiwa itu. Dulu, Gladis adalah perempuan yang cantik. Tubuhnya tinggi dan montok. Wajahnya merah segar tidak seperti yang ia lihat baru saja. Matanya yang belok terlihat semakin belok karena semakin t

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 113 Tamu Tak Terduga

    Suasana rumah besar keluarga Bagaskara kini semakin akrab untuk Laila terlebih ketika mama mertuanya sudah berubah untuknya. Sudah menerimanya dan semakin sayang padanya.Bermacam-macam hadiah yang diberikan sang mertua untuknya, terutama untuk kebutuhan ibu hamil dan menyusui.Sepulangnya dari Bali, Laila dan Malik tidak langsung ke rumahnya sendiri. Tapi terlebih dulu ke rumah orang tuanya, melepas rindu sekaligus memberikan oleh-oleh yang dibawanya.Ternyata, bukan hanya dia yang memberikan oleh-oleh itu, Laila juga menerima hadiah yang telah disebutkan tadi dari ibu mertuanya.“Ini banyak sekali, Ma..” Kata Laila terharu sekaligus terperangah.Lina mengeluarkan semua belanjaannya berkarton-karton paper bag untuk Laila.“Mama tadinya ingin sekalian belanja baju bayi untuk anakmu, karena kamu pasti lelah setelah perjalanan dari Bali. Kandungan mu juga semakin besar. Tapi Mama enggak mau lancang, ini anak pertama kalian, pasti kalian antusias ingin belanja kebutuhannya sendiri.” Ungk

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 112 Laki-laki Gila

    “Kamu jangan main-main! Lamar-lamar anak orang! Siapa dia, siapa orang tuanya, dari mana asalnya kita enggak tahu. Hanya karena dia adalah teman Laila kemudian kita akan menerimanya? Apa orang tuanya tahu kamu membawanya kemari?” Cecar Mama Lina sepeninggal Raisa.Meski dalam hati ia ikut tergelak sebab anak sulungnya meminta dilamarkan seorang gadis. Namun. Ia tetap tidak bisa menerima sikap sembrono Dika, anaknya.“Kamu itu sudah tua, Dika. Jangan main-main soal menikah.” Lanjutnya ketika jawaban yang diharapkan tak kunjung keluar.“Dika enggak main-main, Ma.” Jawab Dika sungguh-sungguh.Pak Agung hanya duduk mendengarkan celotehan istrinya yang ditanggapi anak sulungnya biasa-biasa saja. Benar-benar duplikat Agung Bagaskara.“Lalu dimana rumahnya? Siapa orang tuanya?” Tanya Lina lagi.Dika menggeleng. “Dika hanya tau apartemennya, tapi rumah orang tuanya Dika belum tanya.”“Lihat anakmu, Pa. Papa sebut dia dewasa? Umurnya saja yang tua, tapi pikirannya, ya ampun… Papa saja yang uru

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 111 Menikahimu

    Surya sore menyemburat menembus pohon-pohon di taman itu hingga menciptakan bias dan pendar yang menyapa dua insan yang duduk di sana. Duduk berjauhan bak orang asing. Satu perempuan dan satu laki-laki, tidak saling menatap tapi gesture mereka mengisyarakatkan bahwa mereka serasi menjadi sepasang kekasih. Tatapan mengernyit dari si perempuan dan wajah datar si laki-laki mempertegas bahwa hubungan mereka memang sedang berjarak. “Maksudnya apa?” Tanya Raisa tak sabar. “Ikutlah ke rumahku.” “Iya, tapi untuk apa? Ngomong yang jelas! Bisa enggak sih jadi laki-laki yang tegas gitu. Ngomong sepotong-potong bikin aku bingung. Sikapmu itu bikin aku bingung tau enggak. sebentar ngasih perhatian, sebentar ngilang.. Sekarang tiba-tiba ngajak ke rumah? Untuk apa? Aku sudah pernah ke rumahmu dan sudah kenal orang tuamu ngomong-ngomong, kalau itu maumu. Enggak perlu kalau setelah ini kamu akan tiba-tiba ngilang lagi.” Cecar Raisa. Ia sudah tak tahan lagi bermain tarik ulur seperti ini. Ia merasa

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 110 Menghampirimu

    Tok tok tokPintu kamar Lina diketuk lembut dari luar. Sudah hampir tiga hari ia tak keluar kamar dan menolak ditemui Dika, anak sulungnya.Lina mendengus. Sejujurnya ia sudah terlalu tua untuk merajuk, tapi apa yang dilakukan Mahardika menurutnya telah keterlaluan dan menyakitinya.“Ma.. Dika mohon buka pintunya.” Seru Dika dari balik pintu.“Temui dia, Ma. Sudah berhari-hari mama enggak keluar kamar. Dika juga berhari-hari seperti orang gila karena terkurung di dalam rumah. Padahal dia harus ke kantor membantu Papa.” Bujuk Pak Agung.“Papa yakin dia sudah benar berubah? Dia enggak akan pergi lagi?” Bu Lina menelisik mata suaminya mencari kesungguhan disana. Meminta keyakinan dan diyakinkan sebenarnya.“Papa yakin.” Jawab Pak Agung.Bukan apa-apa, Bu Lina hanya ingin di usianya senjanya semua anak-anaknya berada di dekatnya. Rejeki bisa nanti dicari, dan pengalaman, dia rasa sudah cukup bagi Dika menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari pengalaman itu di luar belantara sana.Tok tok

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 109 Kekecewaan Lina

    “Apa maksudmu?” Tanya Lina pelan-pelan. Sejujurnya dadanya sudah bergejolak marah karena anak sulungnya ternyata menyembunyikan berita besar.“Dika sudah pernah menikah.” Jawab Dika singkat.Dika sudah tak mungkin lagi berkelit. Ia harus jujur sekarang juga atau mamanya akan terus menuntutnya soal menikah. Namun, reaksi mamanya sungguh diluar dugaan.“Bicara yang benar, Mahardika! Mamamu yang tua ini enggak ngerti. Menikah dengan siapa? Dimana? Kenapa enggak bilang sama mama dan papamu?” Bentak Lina yang sudah sabar dengan sikap Dika yang santai dan cuek.“Maafin Dika, Ma.”“Siapa? Siapa yang kamu nikahi? Dimana dia sekarang?” Cecar Lina lagi. Melihat Dika hanya diam, membuat kesabaran Lina semakin menipis.“Katakan Dika! Jangan diam saja? Mau ditaruh mana muka mama kalau sampai kamu menelantarkan anak gadis orang!”“Dika tidak pernah menelantarkannya, Dika mencintainya, tapi orang tuanya yang tidak menyukai Dika karena menurutnya Dika menelantarkan anaknya karena Dika terlalu lama pe

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 108 Ibu dan Anak

    Satu bulan kemudian.“Sudah siap?”Laila mengangguk merona. Sambil terus menyunggingkan senyum mereka akan melakukan perjalanan ke Bali karena ingin menikmati baby moon sekaligus honey moon mereka yang tak pernah terlaksana.Malik menyeret koper di tangan kirinya dan tangan kanannya menggenggam tangan Laila erat. Berjalan menyusuri lorong resort tempat mereka menginap. Mereka memilih daerah uluwatu dan kintamani untuk menghabiskan masa baby moon mereka selama satu minggu.Menyewa resort di tepi pantai untuk menikmati masa-masa tinggal berdua dan memperdalam hubungan mereka setelah berbagai badai yang menyambut awal rumah tangga mereka.Malik sudah sepenuhnya pulih, ia memutuskan untuk sebentar mengambil libur sebelum kembali benar-benar terjun mengurusi perusahaan sang papa.Lagi-lagi, Dika lah yang dijadikannya tumbal. Terpaksa masih harus memenuhi permintaannya yang seperti tak kunjung ada ujungnya. Dika bahkan tak bisa menikmati waktu kencan berdua.Ya, kencan. Dika sudah memantapk

DMCA.com Protection Status