Share

Bab 104 Jujur

“Ibu…” Laila menghambur memeluk sang Ibu begitu perempuan yang telah lama dirindunya itu tiba di ambang pintu rumahnya.

“Laila kangen banget…” Ucap Laila lagi lalu ia mendapat tepukan keras dari sang Ibu di bahunya. Tepukan sebab kesal karena Laila terus menghilang tanpa bisa dihubungi.

“Sama Bapak enggak kangen?” Bapak mencebikkan mulutnya berpura-pura merajuk sembari melirik Malik. Malik tersenyum lalu mengendikkan alisnya.

“Setelah menikah kamu jadi sering banget tak bisa dihubungi? Apalagi soal keadaan-keadaan genting, kenapa Ibu sama Bapak enggak dikasih tau?” Cecar Ibu segera setelah Laila melepas pelukannya.

“Duduk dulu, Bu. Jangan marahi istri saya.” Canda Malik mengurai ketegangan yang penuh kerinduan itu.

“Dasar kamu!”

Malik dan Laila terkekeh begitu juga Bapak yang melirik istrinya lucu. Sudah lama ia tak merasakan suasana seperti ini. Suasana hangat penuh canda bersama anak dan istrinya, dan kali ini bersama menantunya juga.

Dua anak perempuan lainnya dibawa ikut merantau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status