All Chapters of Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby): Chapter 121 - Chapter 130

139 Chapters

Kehadiran Galih dan Galuh

"Pagi, Sayang!" Gilang mengecup kening Risa lembut."Pagi, Sayangku!" Risa membalas mencium pipi suaminya itu dengan mesra."Kamu mau makan seblaknya? Kakak panasin dulu, ya!" ujar Gilang beranjak dari tempat tidur."Kak ...!" Risa menahan pergerakan Gilang. Lalu menggeleng perlahan.Gilang mengerutkan keningnya. "Maksudnya?" tanya Gilang bingung."Aku udah nggak mau seblak," jawab Risa dengan wajah tanpa dosa.Gilang menghela napas berat. Lalu tersenyum dan mengecup pucuk kepala istrinya itu dengan hangat."Oke!" jawab Gilang singkat.***Risa semakin menikmati masa kehamilannya itu. Menikmati setiap gerakan si kembar yang menggeliat. Bahkan terkadang menendangnya dengan keras."Hey, Galih mau jadi pemain sepak bola?" Gilang mengecup perut Risa yang memperlihatkan gerakan si kembar di balik perut buncit istrinya itu."Apaan, sih, Kak?" Risa memukul bahu Gilang pelan."Habisnya Galih aktiv banget. Nendang-nendang kamu terus!" Gilang mengusap lagi pergerakan si kembar."Belum tentu itu
Read more

Perubahan orang tua Gilang

"Kak, ada Mama dan Papa," ujar Risa menoleh ke arah sepasang suami istri itu. Pak Adiguna dan istrinya sangat bahagia menyambut kedatangan si kembar. Sepasang suami istri itu sepertinya sudah melupakan kebencian mereka kepada Risa setelah kedua bayi mungil itu terlahir ke dunia.Papa dan Mamanya Gilang lalu membawa Si Kembar masuk ke dalam kamar mereka. Kamar yang sudah Risa dan Gilang hias dengan berbagai pernak pernik dan lukisan dinding yang Indah. Kamar itu sangat luas. Gilang sengaja mendesain dengan model seperti itu. Supaya kedua bayinya merasa nyaman.Kamar itu didesain dengan dua warna yang berbeda. Warna biru yang diletakkan di dinding di dekat box Galih. Disertai dengan aneka lukisan gambar robot dan Doraemon.Sedangkan di dinding yang lainnya dicat berwarna merah muda yang dilukis berbagai macam bunga dan princess yang begitu cantik. Kamar tersebut diberi pembatas berwarna putih yang terbuat dari kain tirai yang begitu indah.Risa dan Gilang memang sudah mempersiapkan desa
Read more

Otak mesum

"Gue mau belajar mandiri!" "Yakin?" Gilang menatap adiknya itu dengan seksama."Yakin, dong. Gue pengen sukses kayak Lo. Kalau gue terus-terusan tinggal di rumah ini. Gue gak bakalan ngerasain susahnya hidup," sahut Gio mantap.Gilang meletakkan sendok di piring, menghentikan suapannya. Dan menatap Gio dengan serius."Emangnya Lo udah mau nikah?" Pertanyaan Gilang membuat Gio tersentak. Pemuda itu terbatuk-batuk, Risa pun segera menyodorkan segelas air putih."Lo apa-apaan, sih, Kak?" ujar Gio setelah meneguk air putih yang diberikan oleh Risa."Kali aja," jawab Gilang singkat."Lo mau tinggal di mana?" Gilang melanjutkan makannya."Dekat kantor, sih, Kak. Supaya bisa jalan kaki nanti ke kantornya." sahut Gio lagi."Jalan kaki?" Risa dan Gilang bertanya bersaamaan."Ada yang salah?" Gio menyipit."Terserah Lo, deh!" Gilang menyudahi sarapannya.Sebelum berangkat kerja, Gilang selalu membesuk bayi kembarnya yang sangat mungil. Rumah itu benar-benar terasa ramai sejak kehadiran bayi
Read more

Tasyakuran si kembar

Pagi-pagi sekali setelah melaksanakan ibadah salat subuh, Gilang mengambil ponselnya dan berdiri di balkon kamar. Lelaki itu berencana untuk menghubungi Daniel dan meminta sahabatnya itu datang ke acara tasyakuran Galuh Dan Galih."Gila bener si Daniel. Tadi malam telepon Risa nggak diangkat sama cinta. Sekarang telepon gue pun nggak diangkat sama dia." Gilang merasa heran karena biasanya Daniel sudah mengangkat telepon di jam seperti saat itu."Halo, ada apa, Lang?" Daniel langsung bertanya kepada Gilang di seberang telepon."Lo gempur Cinta Sampai berapa kali tadi malam? Sampai Cinta nggak nerima telepon istri gue dan pagi ini lo terlalu lama menerima telepon dari gue."Daniel terkekeh di seberang telepon. Lelaki itu menatap ke arah istrinya yang tengah sibuk meracik sayuran."Gue rasa lo udah tahu jawabannya. Jadi lo nggak perlu lagi bertanya-tanya pada gue.""Sialan loh.""Ada apa nih? Tumben banget sehabis salat subuh Lo langsung menghubungi gue?" Daniel kembali bertanya kepada G
Read more

Kembali ke rumah utama

"Ramadan tahun ini aku pengennya kita berkumpul di rumah utama." Gilang membuka percakapan saat sarapan bersama anak dan istrinya.Risa menatap Gilang sesaat. Sudah cukup lama mereka tidak kembali ke rumah utama meskipun Pak Adiguna dan istrinya sudah merestui pernikahan Risa dan Gilang.Bukan karena Risa tidak merasa nyaman tinggal bersama mertuanya, tapi karena memang Gilang merasa lebih betah tinggal di rumah peninggalan Gading. "Aku sih terserah Kakak aja maunya gimana. Kalau memang Kakak inginnya kita melewati Ramadan di rumah Mama aku tetap setuju saja," sahut Risa penuh keyakinan.Gilang merasa lega mendengar ucapan Risa. Tiba-tiba saja dia ingin menghabiskan masa Ramadan di rumah utama yang meninggalkan banyak kenangan di masa kecilnya bersama Gading dan Gio. Lelaki itu pun segera meminta kedua asisten rumah tangga untuk bersiap-siap karena selama satu bulan penuh mereka akan meninggalkan kediaman saat ini."Kenapa kita kembali ke rumah utama? Apa kira-kira Oma dan opa tidak
Read more

Malas bangun

Risa yang sedang membawa secangkir kopi dari dapur begitu tercengang mendengar gumaman yang meluncur dari bibir Gilang. Dia tidak menyangka jika ternyata suaminya masih mengingat Mega. Rasa kecewa seketika menjalar di dalam dada Risa karena ternyata Gilang telah membohonginya.Risa meletakkan secangkir kopi di atas nakas dan pergi keluar kamar. Dia tidak ingin mengganggu ketentraman Gilang yang tengah mengenang Cinta pertamanya. Perempuan itu pun segera masuk ke dalam kamar si kembar dan memeluk kedua bayinya dengan erat."Aku pikir kamu benar-benar mencintaiku, tapi ternyata sampai sekarang kau masih mengingat Mega dan masih mengharapkan Mega berada di sisimu." Risa bergumam lirih sambil meneteskan air mata.Perempuan itu tidak ingin melihat lebih jauh Apa yang diucapkan oleh Gilang di balkon kamar. Dia sudah merasa sangat sakit hati mendengar Gilang yang masih mempertanyakan tentang kebahagiaan Mega di alam sana."Padahal sudah jelas-jelas Kak Gilang tahu bahwa Mega dan Kak Gading s
Read more

Membakar foto Allea

Risa sangat terkejut ketika mengecek Gilang di dalam kamar. Lelaki itu ternyata memang sudah tidur kembali seperti yang dikatakan oleh ibunya. Risa yang merasa kesal segera mengikuti saran yang dianjurkan oleh Bu Adiguna. Perempuan itu mengambil air dan langsung membasahi kedua telapak tangannya."Bangun dong Kak." Risa mengusap wajah Gilang dengan kedua telapak tangannya yang dibasahi oleh air.Gilang terkejut dan langsung bangun ketika wajahnya sudah basah oleh tangan Risa. Lelaki itu sedikit merengut sebelum kembali memeluk Risa dan membenamkan kepalanya di perut istrinya itu."Kenapa kamu berubah menjadi mama? Dulu mama yang selalu membangunkan aku dengan mengucapkan air di wajahku," sungut Gilang seraya bangun dari tempat tidur. Lelaki itu masuk ke dalam kamar mandi dan segera mencuci muka dan menyikat giginya.Risa pun sangat yakin bahwa Gilang tidak mungkin kembali tertidur. Dia segera masuk ke dalam kamar Amira dan membangunkan Amira untuk sahur. Beruntungnya Amira tidak terla
Read more

Dendam Allea

Perempuan yang tengah menerima kiriman video itu hanya menyeringai dengan tatapan tajam. Kebencian membuncah di dalam dadanya ketika melihat bagaimana Gilang membakar foto dirinya.Allea menghabiskan bir yang masih tersisa di dalam gelasnya, lalu membanting gelas itu hingga pecah. Perempuan itu pun melenggang pergi untuk pulang ke apartemennya."Benar-benar brengsek. Berani-beraninya dia membakar fotoku. Berani-beraninya dia menghapus kenanganku di rumah itu. Aku tidak akan pernah membiarkan kalian semua hidup berbahagia!" Allea menatap tajam foto Gilang yang terpampang dengan ukuran besar di kamarnya.Tatapan mata Allea kemudian tertuju pada foto keluarga yang juga terpampang berukuran besar di atas kepala ranjangnya. Foto dirinya sedang berpelukan dengan nyonya Adiguna membuat perempuan itu mengambil sebuah pisau dan melemparkan pisau tersebut tepat di dada nyonya Adiguna."Aku tidak akan pernah membiarkan kamu ikut berbahagia bersama anak dan cucumu. Aku pastikan kamu juga akan men
Read more

Galuh diculik

Pak Adiguna segera menggandeng kedua cucunya menuju penjual gulali yang terletak di salah satu sudut pasar Bedug. Lelaki itu setengah terengah-engah karena ditarik-tarik oleh Galuh Dan Galih."Galih mau yang warna merah." Galih meloncat-loncat mengambil gulali berwarna merah berukuran besar.Penjual gulali segera mengambil gulali tersebut dan memberikannya kepada Galih."Nggak ada uang pas Pak? Harganya rp15.000 saja." Penjual gulali memperhatikan uang berwarna merah yang berada di tangannya."Oh sebentar. Rasanya ada uang kecil di dalam dompet," sahut Pak Adiguna sambil meraba dompetnya dan mencari uang pecahan rp10.000."Opa buruan dong." Galuh yang sudah tidak sabar lagi akhirnya meninggalkan opanya yang sedang sibuk mencari pecahan uang kecil di dalam dompet. Bocah kecil itu segera berlari menuju penjual popcorn dan menyelinap di antara keramaian orang-orang.Pak Adiguna yang sudah menemukan uang rp20.000 di dalam dompetnya segera memberikan kepada penjual gulali. Betapa terkejutn
Read more

Merahasiakan

Gilang terperangah mendengar ucapan Anton. Dia menghampiri pemuda itu dan menatap Galuh yang saat itu berada di gendongannya."Maksud anda apa?" "Anak anda tadi hampir saja diculik oleh seorang lelaki berbadan kekar. Beruntungnya anak anda memiliki kecerdasan yang luar biasa dan mengenali mengenali saya di tik tok. Hal itu membuat dia berpura-pura berbincang dengan saya hingga akhirnya saya bisa menangkap bahwa dia sedang berada di dalam bahaya," sahut Anton sambil tersenyum.Gilang mengusap rambut Galuh dengan penuh kasih. Ada rasa lega di dalam hatinya karena baik dia maupun Risa selalu memberi penjelasan kepada anak-anaknya bagaimana cara menyelamatkan diri jika berada di dalam bahaya.Dan yang paling membuat Gilang bersyukur adalah anak-anaknya yang bisa mendengarkan dan mencerna ucapan orang tua dengan baik dan bisa mempraktekkannya."Saya benar-benar mengucapkan terima kasih karena Anda sudah menyelamatkan anak saya." Gilang menyalami Anton dan menepuk bahu pemuda itu dengan ha
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status