Home / Urban / Lelaki Dua Wajah / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Lelaki Dua Wajah: Chapter 191 - Chapter 200

259 Chapters

Bab 191

Beberapa kali Karel melakukan CPR, tetapi anak itu belum juga memuntahkan cairan asin yang bersarang pada paru-parunya.Orang tua bocah malang itu semakin panik. Ibunya tak henti menangis, bersandar lemah pada pundak sang suami."Kau hanya akan membunuhnya, Bung! Menjauhlah! Bi—"Nada pongah lelaki yang ditaksir berusia akhir kepala dua itu terhenti ketika jemari kokoh milik Jay mencengkeram pundaknya."Biarkan temanku menyelesaikan tugasnya!" kata Jay.Lelaki itu tertawa mengejek. "Apa? Kau tidak lihat sedari tadi temanmu mencoba memberikam CPR, tapi belum berhasil juga, kan?"Ini bukan saatnya bermain-main dengan nyawa orang, Bung! Tarik temanmu menjauh dan biarkan aku menyelesaikan bagianku!"Apa maksudnya itu? Mana ada pembagian tugas dalam kondisi darurat yang terjadi di luar dugaan begini.Yang ada, siapa cepat dan mampu, itulah yang bergerak memberikan pertolongan pertama. Terlambat sedikit saja akibatnya bisa fatal.Jay mengeritkan gigi. Buang-buang waktu meladeni orang seteng
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Bab 192

"Gila! Apa kau baca berita? Kau jadi idola para gadis sejagat maya, Bro!""Masih siang melindur!" ledek Karel. "Kalau lelah, istirahat! Aku tidak pernah memintamu untuk sering lembur."Karel menutup macbook-nya. Duduk bersila di bawah gazebo taman belakang. Bekerja di ruang terbuka lebih nyaman dan segar."Aku serius, Bro!" Kevin ikut duduk lesehan di sebelah Karel. "Lihat! Kau jadi trending topic."Kevin menggulir layar ponselnya. Beberapa detik kemudian, ia bersorai kaget, "Eh, kok tidak ada?""Mana? Bercandamu tidak lucu!" ledek Karel, kembali membuka macbook yang telah ditutupnya.Kevin garuk-garuk kepala. Bingung sendiri. "Tadi ada. Heran! Kok tiba-tiba menghilang ya? Jangan-jangan ...."Kevin menggantung kalimatnya, menatap curiga pada Karel. "Ini ... ulahmu, kan? Hayyyooo ... ngaku!"Karel mengedikkan bahu. "Kau berharap aku jadi idola ya? Mimpi!"Karel meninggalkan Kevin, bersiul kecil sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Hal itu membuat Kevin semakin curiga dan ya
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 193

Sesaat bola mata Karel bolak-balik menatap Brianna dan Almira silih berganti. Janji pada Aiden harus ditepati, tetapi binar penuh harap yang memancar dari tatapan ibu dan anak itu menumbuhkan perasaan tidak tega dalam diri Karel."Mau ya, Om? Pleaaaase ...." Almira menangkupkan kedua tangan di depan dada, dengan tatapan sayu yang meluluhkan jiwa."Baiklah," putus Karel, mengelus rambut Almira.Setelah menyelesaikan kegiatan berbelanja, ketiganya bertolak menuju sebuah kafe bertema outdoor.Mendekati musim panas, kafe-kafe mulai bersolek. Bersiap diri memanjakan pengunjung dengan kehangatan cahaya matahari langsung.Karel hanya memesan secangkir cappucino dan sepotong roti untuk menemani obrolan santainya dengan Brianna dan Almira."Sampai saat ini, terus terang, aku masih bingung dengan perubahan identitas Anda, Nyonya."Meskipun Sir Collin telah menceritakan garis besar drama kehidupan Brianna, tetap saja Karel tak bisa mengikis habis rasa penasarannya.Brianna melirik Almira, tersen
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Bab 194

Karel membolak-balik buku agenda di tangannya sebelum menyimpan benda bersampul hitam itu ke dalam laci dashboard.Sesaat ia menggeleng, lalu menyalakan mesin. Ia harus secepatnya menemui Aiden.Drrrt! Drrrt!Ponsel di saku celana Karel bergetar."Jam berapa sekarang?" tanya Aiden tanpa basa-basi begitu Karel menyalakan bluetooth yang terhubung ke ponselnya."Sorry! Terjadi sesuatu di luar kendaliku. Aku segera ke sana.""Oke. Aku tunggu. Jangan lupa pesananku! Aku tidak mau mati kelaparan," gerutu Aiden. "Itu akan sangat memalukan!""Ck! Sejak kapan kau jadi bawel, huh?"Tuts!Lagi-lagi Aiden memutus sambungan telepon secara sepihak."Ya Tuhan! Lama-lama makin berani si Aiden!" sungut Karel, mulai menginjak pedal gas.Mentari telah bergulir ke Barat ketika Karel memarkirkan kuda besinya di pelataran parkir Sanum Agro."Mana makananku?" tanya Aiden, menadahkan tangan.Lelaki itu sengaja menunggu kedatangan Karel di kantor. Posisi ruang kerja Aiden, yang berada di lantai tiga, menghadap
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 195

Tok! Tok!Karel membatalkan niatnya untuk menarik lepas buku adenda usang yang terselip di balik jaketnya."Sebentar!" seru Karel.Tamu yang menggedor pintu terdengar tidak sabar."Aiden?!" Mata Karel membesar ketika mengenali sosok yang berdiri di depan pintu."Aku hampir jamuran menunggumu!" sungut Aiden, merangsek masuk ke ruang tamu tanpa menunggu disilakan."Ops, sorry! Kesehatan ayahku sedang buruk. Aku jadi lupa untuk cepat-cepat ke tempatmu.""Benarkah? Beberapa hari yang lalu ayahmu tak pernah di rumah. Di mana ayahmu sekarang?" Aiden urung mengenyakkan bokong di atas kursi."Ada. Di kamar.""Boleh aku masuk?""Ck! Seperti orang lain saja."Karel menuntun Aiden menuju kamar ayahnya. Setelah mengetuk pintu tiga kali, Karel mendorong daun pintu.Karel memberi kode dengan lemparan dagu agar Aiden langsung masuk ke kamar ayahnya."Selamat malam, Paman!" sapa Aiden, menghampiri Tuan Jaffan yang berusaha bangkit. "Aku baru saja mendengar kabar bahwa Paman sakit. Bagaimana kondisi P
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 196

Karel berjalan mondar-mandir di belakang jendela. Sesekali melempar pandang pada kegelapan malam yang menyelimuti sekitar.Dari pembaringan, terdengar dengkuran halus ayahnya yang sudah terlelap.'Telepon, tidak ya?'Berulang kali pertanyaan itu melintas di benak Karel.Setelah menghabiskan waktu hampir lima belas menit terombang-ambing dalam kebimbangan, Karel akhirnya memutuskan untuk menghubungi Brianna."Halo, selamat malam!" sapa Brianna, terdengar ramah dan penuh aura positif."Apa telepon dariku mengganggu Anda, Nyonya?" tanya Karel, sedikit berbasa-basi.Maklum, istri pejabat. Rasanya kurang sopan bila ia langsung pada inti pembicaraan."Oh, tidak. Tidak sama sekali," tukas Brianna. "Ada yang bisa saya bantu, Dokter? Sungguh suatu kejadian langka, Anda secara pribadi berinisiatif menghubungi saya.""Um, bukan jenis bantuan langsung, Nyonya.""Bukan?""Aku ... ingin menanyakan sesuatu.""Silakan!""Begini, Nyonya ... andai ada seseorang yang berniat menjebloskan ibu tiri Anda k
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 197

Plak!Karel menutup buku agenda usang yang baru dibacanya dengan tepisan penuh emosi. Darahnya mendidih hingga ke ubun-ubun."Kematian Karel Jansen bukan kecelakaan murni. Mereka sengaja membungkam mulut pemuda malang itu untuk selamanya!"Karel mengepalkan tangan membentuk tinju. Menyebabkan otot-ototnya mencuat kasar."Aku harus menunggu hasil penyelidikan Red untuk memastikannya."Ah, rasanya waktu berjalan sangat lambat menunggu pergantian hari."Kamu tidak tidur semalaman?" tanya Aiden keesokan paginya.Mereka bertemu sesaat menjelang sarapan."Apa kau bisa tidur dengan nyenyak saat menghadapi masalah?" Karel bertanya balik."Jadi, kapan permainan itu akan dimulai?""Aku masih menunggu data dari seorang teman.""Oh." Aiden cuma ber-oh ria.Karel menyiapkan ramuan herbal untuk ayahnya—sebutir pil yang dilarutkan dengan segelas air."Minum ramuan ini, Ayah!" ujar Karel, menaruh ramuan di atas nakas. "Khasiatnya akan lebih terasa jika diminum selagi hangat."Tuan Jaffan mengikuti an
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

Bab 198

"Tolong, jaga ayahku! Aku akan pulang sebentar?""Ke mana?""Rumah ayahku. Apa kau pikir aku tega meninggalkan ayahku dalam kondisi sakit seperti itu?" Nada bicara Karel sedikit naik.Aiden mengedikkan bahu. "Terkadang kamu sulit diprediksi.""Whatever! Hubungi aku jika terjadi sesuatu pada ayahku!" pesan Karel, lalu mengayun langkah menuju lift.Tercacak di halaman tempat tinggal ayahnya, Karel menyapu segenap penjuru luar rumah itu. Sama sekali tidak ada kerusakan pada pintu dan jendela.Itu artinya, para begundal itu awalnya bertamu dengan cara baik-baik atau menyerang ayahnya di tempat lain. Mengingat tidak ada jejak perkelahian di halaman rumah itu.Puas mengamati bagian luar rumah dan berkeliling di sekitar pekarangan, Karel memeriksa kondisi bagian dalam rumah.Keadaan di rumah itu baik-baik saja, lalu di mana ayahnya mendapat perlakuan kasar dari komplotan kaki tangan ibu tiri Brianna?Rasa heran dan penasaran menuntun langkah Karel menuju kamar ayahnya. Instingnya mengatakan
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more

Bab 199

"Kenapa lama sekali, Karel?" tanya Tuan Jaffan, berbalik menghadap Karel.Cepat-cepat Karel menyembunyikan lembaran foto yang dipungutnya, lalu menyusul ayahnya.Sepanjang perjalanan pulang yang memakan waktu kurang dari sepuluh menit, pikiran Karel dipenuhi oleh bayangan foto hasil temuannya.Otaknya bertanya-tanya apakah masih ada foto lain yang disimpan oleh ayahnya. Ia yakin sang ayah tak sengaja memasukkan foto itu ke saku jaketnya saat ia menyelimutkan jaket itu kepada sang ayah."Ayah, Ayah istirahat di kamarku saja dulu," tukas Karel, sebelum Tuan Jaffan melewati pintu kamarnya. "Aku akan mengecek kamar Ayah."Merasa tubuhnya sangat lelah karena memaksakan diri untuk pulang dengan berjalan kaki, Tuan Jaffan tak membantah perkataan Karel.Setelah membantu ayahnya merebahkan tubuh dengan nyaman, Karel beranjak ke kamar Tuan Jaffan.Ia harus menemukan benda apa pun yang mencurigakan di kamar itu sebelum sang ayah menghuninya lagi.Karel memeriksa semua benda yang dapat berfungsi
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

Bab 200

Fiuh!Karel mengembuskan napas lega. Nyaris saja ia menabrak seorang pejalan kaki yang hendak menyeberang tanpa memperhatikan kondisi lalu lintas."Anda baik-baik saja, Pak?" tanya Karel pada lelaki tua yang hampir ditabraknya.Tubuh ringkih lelaki tua itu masih gemetar. Bertumpu pada sebatang tongkat kayu. Ia mengerjap bingung, menoleh pada Karel."Anda ingin menyeberang?" tanya Karel lagi.Lelaki itu mengangguk."Mari saya bantu, Pak." Karel membimbing lelaki dengan rambut yang sudah memutih itu untuk menyeberang.Sebelum berpisah, Karel menyelipkan lembaran dollar ke saku baju lelaki itu."Lain kali, ajak seseorang untuk menemani Anda, Pak!" saran Karel. "Terlalu berbahaya bagi Anda untuk bepergian seorang diri."Karel berlari berbalik arah, hendak kembali ke mobilnya. Namun, saat ia berada di tengah jalan, mobil SUV berwarna silver melaju kencang ke arahnya.Gara-gara mencemaskan kondisi lelaki tua yang nyaris ditabraknya, Karel lupa bahwa seseorang sedang mengincar dirinya.Braak
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status