Maksim pun keluar dari sana dengan tenang. Dia menutup pintu kembali dengan perlahan. Davidoff geram. Dia tidak tinggal diam. Dia mengejar Maksim. "Maksim, tunggu!" Davidoff meraih lengan Maksim, lalu membalikkan badan pria tegap itu. "Jangan coba-coba menyentuh Galana dan Zoya! Atau sayaー" "Atau apa, Pa?! Hah?! Apakah Anda tidak ingat apa yang saya miliki untuk menghancurkan Anda?!" Maksim menyela ucapan Davidoff. Dia melepaskan lengannya dari cengkeraman Davidoff. Seketika itu juga, wajah Davidoff memucat. Dia tidak yakin apa yang didengarnya barusan. "Maksim, kau?! Apa yang ketahui tentang Papa?!" Davidoff tercengang hingga tidak bisa berkata apa-apa. "Mengapa Anda diam, Pa? Teruskan saja menyerang saya! Namun, jangan salahkan saya jika membalasnya lebih kejam!" "Tunggu!" Maksim kehilangan minat untuk berbicara dengan Davidoff. Dia menoleh dengan malas. "Kau pikir, saya akan mudah luluh dengan tipuan mu? Oh, Yang benar saja?" Davidoff tidak takut lagi dengan semua ancam
Baca selengkapnya