“Teteh? Teteh kenapa?” tanya kedua adikku, menarik selimut yang aku kenakan, berdiri di samping kiri tempat tidur.Aku mengatur napas. Untunglah Cuma mimpi. Tetapi, kenapa seperti sangat nyata? Ya Allah, apakah mimpi yang baru saja aku alami sebuah pertanda buruk? Atau apakah Mas Bambang sedang dalam bahaya?Ya Allah, tolong lindungi Mas Bambang di mana pun ia berada. Tolong ya Allah ....“Asep, Ujang, Teteh gak kenapa-napa. Cuma mimpi buruk. Udah sana, main lagi." Aku menjawab pertanyaan kedua adikku. Asep dan Ujang keluar kamar. Kulihat jam dinding pukul dua belas siang. Sudah masuk waktu dzuhur.Susah payah, aku turun dari tempat tidur. Sempat hampir jatuh tersungkur, untung masih di tempat kursi roda. Dengan menggunakan kursi roda, aku menuju toilet yang berada di dalam kamar. Aku berwudhu, kemudian melaksanakan kewajiban selaku umat muslim.Usai salat, kupanjatkan banyak doa. Terutama untuk keselamatan Mas Bambang. Semoga mimpi itu tidak pernah menjadi nyata. “Teteh, aya tamu (
Baca selengkapnya