Home / Romansa / ME AND PRINCE / Chapter 501 - Chapter 510

All Chapters of ME AND PRINCE: Chapter 501 - Chapter 510

802 Chapters

BAB 4 MENYEMBUNYIKAN RAHASIA

BAB 4 MENYEMBUNYIKAN RAHASIASetelah Husain memanggil Gerald tapi Gerald tetap masuk ke dalam hutan, sebenarnya saat itu Husain sudah tahu jika malam harinya ada seseorang yang diam-diam telah menghubungi Gerald. Kekhawatiran Husain cukup beralasan karena dia juga tahu jika seseorang yang akan Gerald temui akan membawanya ke dalam bahaya.Gerald tetap masuk ke dalam hutan, mengabaikan panggilan Pangeran Husain dan tatapan Yang Mulya Serkan. Seandainya Gerald dapat memilih, sebenarnya dia cuma ingin berada di dekat Emillie. Gerald sudah tidak menginginkan petualangan atau melibatkan diri dalam perkara berbahaya lagi. Namun seringkali buah dari tindakan ceroboh yang dianggap sepele di masa lalu seolah tidak rela untuk melepaskannya dari jerat masalah.Sebenarnya Gerald tidak pernah perduli dengan masalah orang lain. Tapi dalam perkara ini Gerald memang sudah tidak bisa berhenti untuk tidak terlibat atau dia akan dianggap sebagai pengecut tidak bertanggung-jawab. Gerald tetap berjalan ma
Read more

BAB 5 BERBAHAYA

BAB 5 BERBAHAYA"Dia akan datang!"Harumi menatap pria tinggi besar di hadapannya dengan sangat yakin. "Gerald sudah berjanji!""Rencana ini tetap sangat berbahaya!" Dom mengingatkan Harumi jika dia masih ingin pertimbangkan keputusannya. "Kau akan pergi sendiri, karena mereka bakal mengenaliku.""Aku akan pergi sendiri, aku tidak takut!"Harumi tetap dengan tekatnya yang berkobar. Gadis muda itu benar-benar luar biasa meskipun dia dibesarkan di tengah keluarga yang sangat kaku untuk memiliki empati."Jika nanti aku tidak berhasil, paling tidak Kau tahu aku sudah berusaha untuk menyelamatkan banyak nyawa!"Dom sampai harus menghela nafas dalam mendengar ucapan Harumi karena mengingat gadis muda itu juga masih seumuran dengan putrinya. Bahkan Sisi masih harus ekstra dijaga oleh bodyguard cuma untuk berkeliaran dengan teman sebayanya."Ingat pesanku!" Dom menyentuh bahu kiri Harumi. "Kau boleh membatalkan semua rencana kita jika tiba-tiba ada yang tidak beres dan kau tidak yakin. Sebena
Read more

BAB 6 CEROBOH

BAB 6 CEROBOHTuan Jalal melangkah pelan untuk menyelipkan tubuh kurusnya ke celah pintu ruang kerja Omar yang tidak tertutup rapat. Ruang kerja Omar sedang kosong, Tuan Jalal buru memeriksa isi laci untuk menemukan dokumen yang baru Omar bawa dari ruangan Yang Mulya Serkan. Sebenarnya sudah sejak kemarin Tuan Jalal mengintai kegiatan Omar. Tidak perlu waktu lama bagi Tuan Jalal untuk menemukan berkas dokumen yang dia cari."Jangan pikir aku mau mengalah!" Tuan Jalal tersenyum licik.Setelah mendapat apa yang dia cari, Tuan Jalal bergegas keluar sebelum Omar kembali. Baru saja melangkah dua kaki dari pintu, Tuan Jalal terkejut dengan sepasang mata yang mengawasinya. Tuan Jalal reflek kembali bersembunyi di balik daun pintu."Sial!" umpat pria keriput tua itu sambil meraba dadanya yang berdebar.Kelopak mata serta pipi Tuan Jalal sudah bergelambir jelek dan nampaknya isi kepala Tuan Jalal juga sudah mulai ikut kendor. Beberapa saat kemudian setelah bersembunyi di balik pintu, Tuan Jala
Read more

BAB 7 TERSISIHKAN

BAB 7 TERSISIHKAN Dom yang baru terbang dari Rumah sakit di Iceland langsung berdiri di hadapan Jared Landon dan yang lain. Mereka bertemu di New York, termasuk Brandon Lington serta Tobias Harlot. Dom terpaksa bercerita mengenai rencana peluncuran roket dari organisasi yang semula diketuai oleh Mike Lukin. "Aku sudah coba untuk menghentikan mereka tapi tidak berhasil." Dom menatap semua orang di hadapannya. "Aku perlu bantuan." Sebenarnya Dom juga tidak ingin kembali melibatkan mereka dalam masalah tapi perkara ini tidak akan bisa dia atasi jika tanpa kerja sama. "Apa yang harus aku lakukan?" Tobias Harlot menawarkan diri meskipun ia suda bertekad untuk pensiun. "Meskipun Mike Lukin sudah tidak ada mereka akan tetap melanjutkan rencana peluncuran roket. Harumi Nakata sudah coba melakukan peretasan untuk memsabotase sistemnya tapi tidak pernah berhasil." Kali ini Dom fokus menatap Tobias Harlot. "Aku butuh bantuanmu untuk melakukannya." "Oke!" Tobias langsung mengangguk setu
Read more

BAB 8 CEMAS

BAB 8 CEMAS Emillie baru masuk ke dalam lift untuk turun dari apartemennya ketika Kai sudah menelpon seperti bodyguard. "Kau di mana?" Kai juga langsung memberi pertanyaan tegas. "Di dalam lift." Emillie merubah mode panggilan suara ke panggilan video agar Kai bisa ikut melihat dinding lift di belakangnya. "Apa kau sudah sarapan?" "Ehmm ... sudah!" Emillie hampir terjebak mengatakan 'belum' "Gerald membuatkan telur dadar." Emillie juga buru-buru improvisasi agar Kai tidak curiga dengan kebohongannya. "Apa dia cuma bisa membuatkan mu telur dadar?" Suara Kai terdengar kembali dingin dan ketus. "Kemari lah! ada sarapan yang lebih layak untukmu." Kebetulan apartemen Kai cuma bersebrangan blok dari apartemen Emillie. "Lain kali saja, aku harus buru-buru ke kampus!" Kebetulan juga saat itu pintu lift sudah terbuka di lantai Lobby. Emillie buru-buru kabur keluar seorang diri tanpa Gerald. "Aku bisa mengantarmu!" Kai terus bersikeras karena diam-diam dia juga rindu mengurus adik p
Read more

BAB 9 TANPA KAWAN

BAB 9 TANPA KAWAN"Kudengar kau mengambil cuti panjang karena sakit?" Suzi bertanya pada Emillie yang baru menyingsingkan lengan kemeja flanel."Ya." Emillie cuma asal memberi jawaban spontan karena isi kepalanya memang masih terlalu keruh memikirkan keadaan Gerald."Kau sakit apa?""Kakiku terkilir karena jatuh dari punggung kuda'" Emillie berbohong."Oh, Tuhan!" Suzi terkejut."Bukan luka serius, cuma perlu istirahat total untuk pemulihan."Emillie terus melangkah cepat karena ingin buru-buru sampai ke ruang kuliahnya."Kau sudah nampak sehat.""Ya." Emillie cuma mengangguk lagi sambil berjalan tanpa menoleh rekan di sebelahnya."Kau ada mata kuliah apa hari ini?" Suzi kembali bertanya."Aku masih harus menemui beberapa dosen pembimbing setelah cuti panjang kemarin.""Oke, sepertinya kita bisa bertemu di jam istirahat makan siang karena aku juga harus membuat laporan tugas bulan kemarin." Suzi melambaikan tangan untuk berpisah arah dari Emillie.Suzi mengambil jurusan kedokteran untu
Read more

BAB 10 INFORMASI DARI NATHAN

BAB 10 INFORMASI DARI NATHAN"Apa kau sudah bisa berkomunikasi dengan Nathan?" Tobias menghubungi Jared."Tak satupun alat komunikasinya yang aktif." Jared terdengar mengeluh. "Aku juga sudah meninggalkan pesan di beberapa tempat tinggalnya tapi masih belum ada balasan.""Aku membutuhkan bantuan Nathan!" Tobias sedikit kewalahan dengan tim sekuriti milik Mike Lukin. "Aku sudah coba minta bantuan Jane, tapi dia juga tidak bisa melacak keberadaan Nathan."Sejak Tiva nyaris ikut celaka oleh anak buah Mike Lukin, Nathan jadi makin exstra dalam menjaga keluarganya. Bahkan Nathan memutus komunikasinya dengan Jane."Aku akan coba menyusul ke pulau."Jared dan Mara juga pernah tinggal di pulau bersama keluarga Nathan. Jared pikir, mungkin kali ini Nathan sedang berada di sana."Tolong cepat temukan Nathan, kita sedang terdesak!"*****Setelah mendapat banyak keringanan tugas dari para dosen, hari berikutnya Emillie malah kembali datang terlambat."Selamat datang, Mrs. Emillie Landon!" sarkas
Read more

BAB 11 MASALAH REMEH

BAB 11 MASALAH REMEH Nampaknya Sharon masih belum terima dengan sikap Emillie, hari ini dia kembali mendatangi Emillie yang baru sampai di halaman parkir. "Aku peringatkan sekali lagi, Gadis Kampung!" Sharon berucap sambil melipat lengan ke dada untuk mempertegas keangkuhannya yang superior sebagai putri politisi ternama. "Keluargaku punya banyak koneksi, aku bukan cuma bisa mendapatkan janji wawancara dengan siapapun yang aku mau! Aku juga bisa menyingkirkan mu dari sini!" "Kenapa tidak kau lakukan sekarang saja?" tantang Emillie yang mulai terprovokasi. "Jangan buang energimu cuma untuk menggertak, karena aku tidak takut sama sekali!" Tiba-tiba Sharon mengeluarkan pisau lipat kecil dari dalam tas jinjingnya untuk dia goreskan melintang di atas kap mobil milik Emillie. Meskipun cantik dan cerdas, sejak dulu Sharon memang terkenal memiliki sifat psikopat. Seharusnya orang tua Sharon mengirim anak gadisnya ke rumah sakit jiwa, bukan ke universitas. Sharon benar-benar terlihat sint
Read more

BAB 12 TERLIHAT SEMPURNA

BAB 12 TERLIHAT SEMPURNA"Siapa dia?" Sharon penasaran dengan pemuda yang menjemput Emillie."Yang pasti bukan ayahnya!" timpal Chaterine, padahal dia akan lebih terkejut bila melihat ayah Emillie. "Tapi dia tampan.""Aku serius!" Sharon melotot kesal pada sahabatnya."Aku juga tidak tahu!" Kali ini Catherine sampai mengedipkan bahu. "Tapi dia memang benar-benar tampan."Catherine masih memperhatikan pemuda yang baru memeluk Emillie. Sharon ikut mengawasi kedekatan mereka dengan dada makin berkobar panas."Lihat! Tubuhnya seperti model majalah pria dewasa."Catherine terus memuji sementara Sharon juga terus melempar tanggapan ketus."Dia bukan siapa-siapa! Cuma pemuda miskin tidak berguna!"*****Setelah saling berpelukan di halaman parkir layaknya sepasang kekasih yang sudah satu abad tidak bertemu, Gerald langsung membawa Emillie pulang."Kau ama sekali tidak menjawab telepon atau membalas pesanku!""Semua alat komunikasiku sedang diawasi.""Mustahil!" Emillie tidak percaya bisa ada
Read more

BAB 13 BENCANA

BAB 13 BENCANAYang Mulya serkan masih dalam perjalanan untuk menghadiri kongres dengan ditemani Omar. Tadinya Pangeran Albani ingin ikut serta, tapi Yang Mulya Serkan justru memberi tugas untuk mewakili tangung jawabnya di istana.Perjalanan Yang Mulya Serkan dijadwalkan untuk satu minggu, istana tidak boleh di biarkan kosong tanpa pemimpin. Cuma Pangeran Albany yang dapat Serkan percaya untuk tangung jawab tersebut. Selama ini Serkan juga sudah mempersiapkan Pangeran Albany untuk bisa menggantikan perannya sewaktu-waktu dibutuhkan.Pagi hari di Istana Zubair sudah mulai ribut dengan kenakalan Pangeran Husain. Pangeran Husain kembali menjatuhkan gelas susunya. Sudah lebih dari tiga kali pelayan yang bertugas mengasuh Pangeran Husain membersihkan lantai marmer dengan kain pel. Pelayan itu masih berjongkok di lantai tapi Pangeran Husain sudah kembali melempar gelasnya dengan kasar sampai gelas plastik itu menggelinding terpental."Baba ... Baba ...!"Dari tadi Pangeran Husain juga ter
Read more
PREV
1
...
4950515253
...
81
DMCA.com Protection Status