BAB 5 BERBAHAYA"Dia akan datang!"Harumi menatap pria tinggi besar di hadapannya dengan sangat yakin. "Gerald sudah berjanji!""Rencana ini tetap sangat berbahaya!" Dom mengingatkan Harumi jika dia masih ingin pertimbangkan keputusannya. "Kau akan pergi sendiri, karena mereka bakal mengenaliku.""Aku akan pergi sendiri, aku tidak takut!"Harumi tetap dengan tekatnya yang berkobar. Gadis muda itu benar-benar luar biasa meskipun dia dibesarkan di tengah keluarga yang sangat kaku untuk memiliki empati."Jika nanti aku tidak berhasil, paling tidak Kau tahu aku sudah berusaha untuk menyelamatkan banyak nyawa!"Dom sampai harus menghela nafas dalam mendengar ucapan Harumi karena mengingat gadis muda itu juga masih seumuran dengan putrinya. Bahkan Sisi masih harus ekstra dijaga oleh bodyguard cuma untuk berkeliaran dengan teman sebayanya."Ingat pesanku!" Dom menyentuh bahu kiri Harumi. "Kau boleh membatalkan semua rencana kita jika tiba-tiba ada yang tidak beres dan kau tidak yakin. Sebena
BAB 6 CEROBOHTuan Jalal melangkah pelan untuk menyelipkan tubuh kurusnya ke celah pintu ruang kerja Omar yang tidak tertutup rapat. Ruang kerja Omar sedang kosong, Tuan Jalal buru memeriksa isi laci untuk menemukan dokumen yang baru Omar bawa dari ruangan Yang Mulya Serkan. Sebenarnya sudah sejak kemarin Tuan Jalal mengintai kegiatan Omar. Tidak perlu waktu lama bagi Tuan Jalal untuk menemukan berkas dokumen yang dia cari."Jangan pikir aku mau mengalah!" Tuan Jalal tersenyum licik.Setelah mendapat apa yang dia cari, Tuan Jalal bergegas keluar sebelum Omar kembali. Baru saja melangkah dua kaki dari pintu, Tuan Jalal terkejut dengan sepasang mata yang mengawasinya. Tuan Jalal reflek kembali bersembunyi di balik daun pintu."Sial!" umpat pria keriput tua itu sambil meraba dadanya yang berdebar.Kelopak mata serta pipi Tuan Jalal sudah bergelambir jelek dan nampaknya isi kepala Tuan Jalal juga sudah mulai ikut kendor. Beberapa saat kemudian setelah bersembunyi di balik pintu, Tuan Jala
BAB 7 TERSISIHKAN Dom yang baru terbang dari Rumah sakit di Iceland langsung berdiri di hadapan Jared Landon dan yang lain. Mereka bertemu di New York, termasuk Brandon Lington serta Tobias Harlot. Dom terpaksa bercerita mengenai rencana peluncuran roket dari organisasi yang semula diketuai oleh Mike Lukin. "Aku sudah coba untuk menghentikan mereka tapi tidak berhasil." Dom menatap semua orang di hadapannya. "Aku perlu bantuan." Sebenarnya Dom juga tidak ingin kembali melibatkan mereka dalam masalah tapi perkara ini tidak akan bisa dia atasi jika tanpa kerja sama. "Apa yang harus aku lakukan?" Tobias Harlot menawarkan diri meskipun ia suda bertekad untuk pensiun. "Meskipun Mike Lukin sudah tidak ada mereka akan tetap melanjutkan rencana peluncuran roket. Harumi Nakata sudah coba melakukan peretasan untuk memsabotase sistemnya tapi tidak pernah berhasil." Kali ini Dom fokus menatap Tobias Harlot. "Aku butuh bantuanmu untuk melakukannya." "Oke!" Tobias langsung mengangguk setu
BAB 8 CEMAS Emillie baru masuk ke dalam lift untuk turun dari apartemennya ketika Kai sudah menelpon seperti bodyguard. "Kau di mana?" Kai juga langsung memberi pertanyaan tegas. "Di dalam lift." Emillie merubah mode panggilan suara ke panggilan video agar Kai bisa ikut melihat dinding lift di belakangnya. "Apa kau sudah sarapan?" "Ehmm ... sudah!" Emillie hampir terjebak mengatakan 'belum' "Gerald membuatkan telur dadar." Emillie juga buru-buru improvisasi agar Kai tidak curiga dengan kebohongannya. "Apa dia cuma bisa membuatkan mu telur dadar?" Suara Kai terdengar kembali dingin dan ketus. "Kemari lah! ada sarapan yang lebih layak untukmu." Kebetulan apartemen Kai cuma bersebrangan blok dari apartemen Emillie. "Lain kali saja, aku harus buru-buru ke kampus!" Kebetulan juga saat itu pintu lift sudah terbuka di lantai Lobby. Emillie buru-buru kabur keluar seorang diri tanpa Gerald. "Aku bisa mengantarmu!" Kai terus bersikeras karena diam-diam dia juga rindu mengurus adik p
BAB 9 TANPA KAWAN"Kudengar kau mengambil cuti panjang karena sakit?" Suzi bertanya pada Emillie yang baru menyingsingkan lengan kemeja flanel."Ya." Emillie cuma asal memberi jawaban spontan karena isi kepalanya memang masih terlalu keruh memikirkan keadaan Gerald."Kau sakit apa?""Kakiku terkilir karena jatuh dari punggung kuda'" Emillie berbohong."Oh, Tuhan!" Suzi terkejut."Bukan luka serius, cuma perlu istirahat total untuk pemulihan."Emillie terus melangkah cepat karena ingin buru-buru sampai ke ruang kuliahnya."Kau sudah nampak sehat.""Ya." Emillie cuma mengangguk lagi sambil berjalan tanpa menoleh rekan di sebelahnya."Kau ada mata kuliah apa hari ini?" Suzi kembali bertanya."Aku masih harus menemui beberapa dosen pembimbing setelah cuti panjang kemarin.""Oke, sepertinya kita bisa bertemu di jam istirahat makan siang karena aku juga harus membuat laporan tugas bulan kemarin." Suzi melambaikan tangan untuk berpisah arah dari Emillie.Suzi mengambil jurusan kedokteran untu
BAB 10 INFORMASI DARI NATHAN"Apa kau sudah bisa berkomunikasi dengan Nathan?" Tobias menghubungi Jared."Tak satupun alat komunikasinya yang aktif." Jared terdengar mengeluh. "Aku juga sudah meninggalkan pesan di beberapa tempat tinggalnya tapi masih belum ada balasan.""Aku membutuhkan bantuan Nathan!" Tobias sedikit kewalahan dengan tim sekuriti milik Mike Lukin. "Aku sudah coba minta bantuan Jane, tapi dia juga tidak bisa melacak keberadaan Nathan."Sejak Tiva nyaris ikut celaka oleh anak buah Mike Lukin, Nathan jadi makin exstra dalam menjaga keluarganya. Bahkan Nathan memutus komunikasinya dengan Jane."Aku akan coba menyusul ke pulau."Jared dan Mara juga pernah tinggal di pulau bersama keluarga Nathan. Jared pikir, mungkin kali ini Nathan sedang berada di sana."Tolong cepat temukan Nathan, kita sedang terdesak!"*****Setelah mendapat banyak keringanan tugas dari para dosen, hari berikutnya Emillie malah kembali datang terlambat."Selamat datang, Mrs. Emillie Landon!" sarkas
BAB 11 MASALAH REMEH Nampaknya Sharon masih belum terima dengan sikap Emillie, hari ini dia kembali mendatangi Emillie yang baru sampai di halaman parkir. "Aku peringatkan sekali lagi, Gadis Kampung!" Sharon berucap sambil melipat lengan ke dada untuk mempertegas keangkuhannya yang superior sebagai putri politisi ternama. "Keluargaku punya banyak koneksi, aku bukan cuma bisa mendapatkan janji wawancara dengan siapapun yang aku mau! Aku juga bisa menyingkirkan mu dari sini!" "Kenapa tidak kau lakukan sekarang saja?" tantang Emillie yang mulai terprovokasi. "Jangan buang energimu cuma untuk menggertak, karena aku tidak takut sama sekali!" Tiba-tiba Sharon mengeluarkan pisau lipat kecil dari dalam tas jinjingnya untuk dia goreskan melintang di atas kap mobil milik Emillie. Meskipun cantik dan cerdas, sejak dulu Sharon memang terkenal memiliki sifat psikopat. Seharusnya orang tua Sharon mengirim anak gadisnya ke rumah sakit jiwa, bukan ke universitas. Sharon benar-benar terlihat sint
BAB 12 TERLIHAT SEMPURNA"Siapa dia?" Sharon penasaran dengan pemuda yang menjemput Emillie."Yang pasti bukan ayahnya!" timpal Chaterine, padahal dia akan lebih terkejut bila melihat ayah Emillie. "Tapi dia tampan.""Aku serius!" Sharon melotot kesal pada sahabatnya."Aku juga tidak tahu!" Kali ini Catherine sampai mengedipkan bahu. "Tapi dia memang benar-benar tampan."Catherine masih memperhatikan pemuda yang baru memeluk Emillie. Sharon ikut mengawasi kedekatan mereka dengan dada makin berkobar panas."Lihat! Tubuhnya seperti model majalah pria dewasa."Catherine terus memuji sementara Sharon juga terus melempar tanggapan ketus."Dia bukan siapa-siapa! Cuma pemuda miskin tidak berguna!"*****Setelah saling berpelukan di halaman parkir layaknya sepasang kekasih yang sudah satu abad tidak bertemu, Gerald langsung membawa Emillie pulang."Kau ama sekali tidak menjawab telepon atau membalas pesanku!""Semua alat komunikasiku sedang diawasi.""Mustahil!" Emillie tidak percaya bisa ada
BAB 59 AKSI TERAKHIRBias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat.Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya.Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya.Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri peluncu
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk