Home / Pernikahan / Titip Benih / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Titip Benih : Chapter 1 - Chapter 10

51 Chapters

Perkenalan Airin dan Ikhsan

Namaku Airin. Aku adalah istri kedua. Tapi tolong jangan samakan aku seperti istri kedua pada umumnya yang selalu menang dari istri pertama.Suamiku bernama Ikhsan. Mas ikhsan menikahiku karena ingin memiliki keturunan. Karena, Laras--istri pertamanya tidak bisa memiliki keturunan.Jujur aku bukanlah seorang perempuan baik-baik. Aku bekerja sebagai kupu-kupu malam. Semua itu aku lakukan karena aku tidak memiliki pilihan lain. Aku yang hanya lulusan SD tidak bisa memilih pekerjaan yang aku inginkan.Dulu aku pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga, namun gaji yang aku terima tidak cukup untuk biaya pengobatan adik semata wayangku. Adikku bernama Mia, dia menderita penyakit kanker darah, sehingga mau tidak mau aku harus bekerja sebagai kupu-kupu malam agar aku bisa membiayai pengobatan adikku. Aku terpaksa harus keluar dari pekerjaanku sebagai asisten rumah tangga karena majikanku tidak mengijinkan aku untuk pulang pergi, sedangkan adikku sendirian dikontrakan. Aku berusaha menca
Read more

Dibalik pertolongan Ikhsan

Aku benar-benar berharap jika laki-laki itu serius menolongku.Dan benar saja tepat satu jam aku menunggu, pintu kamarku di ketuk.Aku langsung bergegas membuka pintu. Ketika pintu terbuka ternyata mami sudah berdiri."Airin. Sekarang kamu pergi dari sini. Kamu sudah di tebus sama laki-laki yang ada didalam mobil itu." Ucapnya sambil mengibaskan gepokan uangAku benar-benar tak percaya jika laki-laki itu ternyata tidak main-main dengan ucapannya."Cepat! Dia bilang kamu tidak perlu membawa barangmu. Jadi kamu pergi gitu aja." Imbuh mami ketus. Mami memang tidak suka dengan keputusanku, jadi, walaupun sudah menerima uang tebusan masih saja terlihat berat melepaskan aku. Aku tak lagi menggubris mami. Aku langsung berlari ke depan untuk menemui laki-laki itu.Aku ketuk kaca mobil itu dan tak berselang lama laki-laki itu menurunkan kaca mobilnya."Ayo cepat kita pergi. Aku mau ada meeting." Ucapnya"Tapi, aku belum bersimpun." Jawabku"Tidak usah membawa apapun dari tempat ini. Cukup b
Read more

Pernikahan Airin dan Ikhsan

"Sial!!!" Teriakku prustasi. Bagaimana bisa aku sebodoh ini? Keluar dari kandang singa malah masuk kekandang macan.Aku menarik rambutku dengan kasar. Aku benar-benar bingung. Aku mencoba menenangkan diriku. Aku yakin jika besok Ikhsan tidak bisa memberiku bukti mengenai istrinya maka aku bisa menolaknya, jadi aku tidak perlu bingung malam ini, biarlah besok pagi aku meminta bukti terlebih dahulu, dan jika dia bisa membuktikan jika istrinya menyetujui pernikahan ini, maka aku akan menggunakan rencana cadangan. Bukankah mereka hanya memintaku untuk segera hamil, dan jika dalam beberapa bulan aku tak kunjung hamil. Pasti istrinya akan menyuruhnya untuk menceraikanku.Ya... Aku harus sebisa mungkin mencegah kehamilanku. Agar aku tak selamanya menjadi istri keduanya.Aku sudah bisa menebak pernikahan apa yang akan aku jalani kedepannya. Bagaimana bisa seorang suami sangat mencintai istrinya tapi menginginkan anak dari perempuan lain dan lebih gilanya lagi sang istri mengijinkannya. Ken
Read more

Malam Pertama

Aku yakin jika mas Ikhsan dan Laras pasti memiliki rencana. Jika tidak, mana mungkin Laras mengijinkan suaminya menikah lagi. Apalagi mereka itu saling mencintai, Pasti ada yang tidak beres dengan mereka berdua. Aku juga tidak mau terjebak dengan pernikahan yang aneh dan rumit ini. Jadi aku harus memutar ot*k agar bisa menguak apa yang mereka rahasiakan sebelum aku hamil. Aku harus benar-benar memastikan agar aku jangan sampai hamil. "Dek. Malam ini mas tidur disini ya?" Aku hanya mengangguk. Karena aku tahu ini adalah malam pertama untuk kami. Ya, walaupun bagiku ini bukan hal sepesial. Karena aku sudah sering melayani laki-laki hidung belang. "Mas... Mbak Laras tidak marah?""Istri Mas lagi keluar kota tadi siang.""Keluar kota?""Iya... Sepertinya Laras ingin memberikan kesempatan untuk kita berbulan madu.""Hahahaha... Bulan madu? Mas tahukan aku dulu siapa?""Memang kenapa? Kamu istriku dan kita baru menikah, jadi wajar dong jika kita bulan madu."aku semakin bengong mendengar
Read more

Airin cemburu

Aku pamit kembali ke kamarku. Jujur jika berlama-lama di meja makan, aku takut jika tidak bisa lagi menahan air mataku.Aku tidak mau terlihat lemah di hadapan mereka berdua.Setelah sampai di dalam kamar. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku tutup wajahku dengan batal agar tak ada yang mendengar suara tangisanku.Aku menangis sampai tertidur. Aku terbangun ketika mendengar suara ketukan pintu.Aku lihat sudah pukul satu dini hari. Aku penasaran siapa yang mengetuk pintu kamarku malam-malam begini.Ketika aku membuka pintu, ternyata mas Ikhsan sudah berdiri disana.Mas Ikhsan langsung masuk kedalam kamar.Mas Ikhsan langsung memeluk tubuhku."Dek... Maafin Laras ya... Mungkin dia belum bisa menguasai rasa cemburunya." Ucapnya sambil mengecup keningku."Mas... Kenapa kesini? Nanti bagaimana jika Mbak Laras tahu.""Laras sudah tidur. Mas kangen sama kamu." Jawabnya. Mas Ikhsan memintaku untuk melayaninya."Bukankah Mas sudah dilayani mbak Laras?""Beda dong Dek... Pelayananmu membuatku suli
Read more

Kepedulian mbok Minah

Air mataku luruh membasahi pipiku.Tanpa aku sadari ternyata Mbok Minah sudah berdiri di depan pintu kamar."Nyonya... Boleh Mbok masuk?"Aku hanya mengangguk. Mbok Minah langsung memeluk ku."Nyonya silahkan peluk Mbok jika nyonya butuh seseorang untuk mengurangi beban Nyonya." Aku langsung memeluk Mbok Minah dengan erat. Tangisku pecah. Aku menangis sejadi-jadinya."Nyonya... Mbok tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi. Tapi Mbok bisa merasakan bagaimana rasanya kesedihan Nyonya saat ini."Setelah aku menumpahkan semuanya hatiku mulai terasa lega. Mbok Minah memberi ku segelas air."Nyonya... Yakinlah setiap ujian pasti ada hikmahnya. Mbok yakin suatu saat nyonya akan bahagia lahir dan batin.""Terima kasih ya Mbok."Hari-hariku habiskan bersama Mbok Minah. Aku belajar mengaji dan memperdalam ilmu agama. Mbok Minah memanggil seorang ustadzah untuk mengajariku. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah satu bulan ini mas Ikhsan tidak pulang kerumahku.Mas Ikhsan juga tidak per
Read more

Ancaman Ikhsan

Hari ini adalah hari dimana mas Ikhsan bersamaku. Namun aneh, ketika mas Ikhsan datang ternyata Mbak Laras juga ikut."Mas... Har ini waktunya kamu bersama ku. Kenapa ada mbak Laras?""Hahahaha... Airin! Kamu kan sudah hamil. Jadi mas Ikhsan sudah tidak harus menidurimu lagi dan mas Ikhsan sudah tidak aku ijinkan lagi untuk meluangkan waktu bersamamu.""Apa! Jadi mbak tidak mengijinkan mas Ikhsan untuk bersamaku? Mbak membiarkan aku melewati masa kehamilan ini sendirian?""Alah! Tidak usah manja! Bukankah kamu sudah biasa di tinggal pergi laki-laki yang sudah menidurimu! Jadi anggap saja mas Ikhsan sebagai pelangganmu bukan suami." Ucap mbak Laras dengan entengnya."Tidak bisa begitu dong Mbak! Jika aku harus melalui masa kehamilan ini seorang diri. Maka jangan pernah berharap kalian bisa melihat anak ini!" Ancamku"Sayang... Pulang lah... Biar mas disini malam ini menemani Airin. Karena kata Dokter, Dia tidak boleh stres diawal kehamilan karena bisa berefek keguguran." Ucap mas Ikhsan
Read more

Pindah kerumah Laras

Aku sedikit takut dengan ucapan Mas Ikhsan. Jujur saja aku memang tidak pernah tahu sedikit pun tentang Mas Ikhsan maupun Mbak Laras. Dan bodohnya lagi aku tidak mencaritahu terlebih dahulu siapa mereka. Apakah mereka itu orang baik atau malah sebaliknya.Keesokan harinya kami pulang. Mas Ikhsan menurunkanku di depan pagar. Mas Ikhsan tidak bisa mampir kerumah, karena Mbak Laras sudah menunggu dirumah. "Dek, Mas antar sampai sini saja ya...""Kenapa tidak mau masuk dulu?""Nanti Laras curiga jika Mas mampir,""Ya sudahlah pulang sana!"jawabku kesal, percuma juga jika aku memaksa mas Ikhsan untuk masuk kerumah karena kami pasti akan bertengkar, bagi mas Ikhsan perasaan mbak Laras yang terpenting. Mas Ikhsan tidak mau Mbak Laras curiga. Jadi Dia harus segera sampai rumah. Setelah kepergian Mas Ikhsan, ternyata Bagas sudah berdiri di belakangku."Mari, Nyonya kita masuk." ajaknya, aku hanya mengangguk. Dan berjalan di depannya. Begitu melihatku, Mbok Minah langsung menghampiriku.A
Read more

Dipaksa melayani Ikhsan

Karena capek menangis aku akhirnya tertidur. Aku terbangun ketika mendengar suara pintu kamar terbuka.Aku berpikir jika itu mbak Laras. Karena dia tadi yang mengunci pintu jadi sudah pasti mbak Laras yang memegang kuncinya. Tapi ternyata dugaanku salah. Ketika pintu terbuka, ternyata Mas Ikhsan datang dengan membawa gelas berisi susu."Dek... Minum susu dulu ya... Biar anak Mas tumbuh sehat.""Mas... Tolong lepaskan aku dari sini. Aku janji akan menjadi istri yang seperti kamu inginkan.""Dek... Jika kamu mau menjadi istri yang penurut, Mas akan coba untuk membujuk Laras.""Penurut bagaimana lagi? Apa selama ini aku belum jadi istri penurut bagi mu!""Maksud Mas. Adek jangan pernah membantah Laras. Agar, Mas bisa membantu adek untuk kembali ke rumah sana." Entah mengapa hati kecilku tidak percaya dengan semua ucapan mas Ikhsan. Aku merasa jika Mas Ikhsan hanya berbohong kepadaku."Baiklah Mas. Aku akan berusaha selalu menjadi istri yang penurut untuk mu dan menjadi adik madu yang ba
Read more

Mogok makan

Mas Ikhsan melepas pelukannya. Mbak Laras begitu pias melihatku."Airin! Kamu mau bunuh anakku ha!""Maksud Mbak apa?""Kamu sengaja tidak makan agar anak ku mati!""Mbak! Aku tidak berselera makan juga karena ulahmu! Jadi jangan selalu menyalahkan aku. Jangan egois!""Memang salah apa aku ha!""Mbak! Aku hanya ingin makan disuapi Mas Ikhsan sekali saja, tapi kamu marah lalu merendahkanku dan menamparku, lalu mbak tanya salahnya apa? Mbak waras tidak sich!""Halah! Itu hanya alasan kamu saja. Kamu itu mau mengambil kesempatan dengan cara menggunakan kehamilanmu. Kamu pikir aku ini orang b*d*h! Perempuan murahan seperti kamu itu pasti akan menghalalkan segala cara agar bisa merebut hati mas Ikhsan. Dan lambat laun kamu akan membuat mas Ikhsan lupa denganku dan bahkan bisa juga kamu akan meminta mas Ikhsan menceraikan aku. Kamu pasti akan memanfaatkan kendunganmu itu untuk menjerat suamiku!""Mbak! Aku memang memiliki masa lalu yang buruk. Tapi, aku bukan orang yang seperti Mbak tuduhkan
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status