Author's POV"Maaf, tidak usah dijawab, Pa," ucap Andrean segera. Dia sadar, dengan kondisi batin yang terluka, dia tidak akan percaya dengan jawaban apapun itu. Dijawab 'iya' belum tentu percaya, dijawab 'tidak' hanya akan melukai perasaannya. Bukankah orang yang mencintai pasangannya pasti akan berpikir seribu kali jika ingin mengkhianatinya. Sebab orang yang mencintai pasti tidak ingin kehilangan.Memang lebih baik ia tidak mendengar apapun dari papanya. Biarkan itu menjadi masa lalu yang ditutup rapat-rapat. Selama ini ia bisa diam, kenapa sekarang sibuk untuk bertanya.Pak Darmawan masih menatap putranya. Sosok yang mengingatkannya pada dirinya ketika muda dulu. "Jika waktu bisa diulang kembali, Papa ingin menebus kesalahan terbesar ini, Ndre."Andrean tersenyum samar. Tiga puluh enam tahun bukan waktu yang singkat. Dan apa gunanya disesali sekarang. Dikhianati di tahun pertama pernikahan itu terlalu menyakitkan untuk mamanya. Bahkan juga menyakiti keluarganya."Setelah anak dan
Last Updated : 2022-11-28 Read more