“Hentikan sandiwaramu, Reyhan Aditama!” Bentakan Evelyn bergema lantang di teras kediaman Adam. “Apa kamu kira aku buta dan tuli sampai tidak mendengar apa yang orang-orang katakan?!” hardiknya. “Kamu bukan ayah kandungku!” Detik itu juga, Reyhan membeku. Matanya membelalak, sangat terkejut dengan ucapan Evelyn. ‘Dia … tahu?’ batin Reyhan, mampu merasakan jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Namun, pria itu berusaha menepiskan kemungkinan bahwa Evelyn tahu kenyataannya. Lagi pula, hanya segelintir orang yang mengetahui hal ini! “Evelyn, jangan bersikap seperti ini, Sayang. Kamu hanya emosi dan mengatakan hal yang tidak-tidak,” tukas Reyhan, masih berusaha melanjutkan sandiwaranya. Evelyn menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Dia tidak menyangka bahwa pria yang selama dua puluh tahun lebih dia hormati ternyata bisa bersikap serendah ini. “Pergi,” tegas Evelyn seraya menutup matanya, tidak ingin lagi melihat Reyhan. “Anggap pertemuan kita yang terakhir ini ada
Last Updated : 2022-11-29 Read more