Home / Romansa / Suami Dingin Pilihan Ayah / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Suami Dingin Pilihan Ayah: Chapter 81 - Chapter 90

153 Chapters

Hanya Ingin Menunggu Bukti

Setelah kembali ke kelas Nadia menyempatkan mengirimkan chat pada Kafka selama menunggu dosen. [Bapak apa kabar, apa bapak sengaja datang ke kota ini?] Basa-basinya.Kafka segera memberikan jawaban. [Ada waktu bertemu?]Nadia bergeming beberapa detik. [Nenek sedang sakit, jadi Nadia tidak bisa pergi kemanapun lagi selain kuliah.][Saya baru saja menemui Tania di rumah sakit. Apa benar kalian tinggal satu atap?] Pertanyaan Kafka segera ke intinya, hingga membuat Nadia membeku karena banyak rasa dalam hatinya kala mengungkit tempat tinggalnya kini yang juga dihuni oleh Tania.[Iya, Abi yang membiarkan Tania tinggal di rumah.]"Suami seperti itu ditinggalkan saja, untuk apa kamu memertahankannya!" geram Kafka yang mengira jika Abimana sengaja menyatukan kedua wanita itu karena ingin beristri dua, bagaimanapun juga bayi dalam perut Tania adalah anaknya, jadi Abimana tidak ingin kehilangan mereka. Pikiran Kafka sangat kontras dengan prasangka. [Saya harap kamu baik-baik saja walau sepertin
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

Percakapan Kafka dan Abimana

Panggilan kembali terhubung pada Kafka karena Tania pingan di kamar mandi, pihak rumah sakit meminta Kafka untuk menemani Tania dua puluh empat jam atau setidaknya bergilir dengan seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan Tania demi menjaga kestabilan mental si pasien. Pria ini memang menemui kekasihnya, tapi yang dilakukannya mengantar Tania ke kediaman Abimana. "Turunlah, kamu tinggal di sini kan. Kalau kamu mau mengugurkan kandungan, saya bersedia menerima kamu lagi, tapi kalau tidak, saya anggap bayi itu memang milik Abimana." Raut wajahnya sangat santai, tapi jelas kalimatnya adalah pilihan sulit untuk Tania."Saya memang sudah mencoba mengugurkan bayi ini, tapi mungkin dia ingin hidup," lirih Tania seiring menyesali dosa besar karena telah berusaha melakukan pembunuhan."Kalau begitu tinggal saja dengan Abimana sampai dia bersedia bertanggung jawab, tapi jujur saja saya tidak yakin!" Ini adalah kalimat untuk menakuti Tania karena yang Kafka nilai justru Abimana inginkan Tani
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Negosiasi Tania

Kafka tidak memerdulikan ancaman Abimana karena baginya dirinyalah yang lebih baik dan lebih pantas bersama Nadia yang juga gadis baik-baik. "Saya rasa percakapan kita cukup sampai di sini, biar Tuhan saja yang berkehendak." Senyuman misterius diulas menyebalkan di mata Abimana."Saat bayi itu lahir dan terbukti anak kalian, jangan mengelak lagi karena jika kamu melakukannya maka kamu adalah pengecut paling bejad yang pernah tinggal di muka bumi ini." Tatapan dingin Abimana sangat membidik lawan bicaranya. Namun, Kafka hanya bersikap santai diakhiri senyuman kecil kemudian berlalu.Abimana tidak memiliki niat mengejar pria brengsek itu karena dirasa akan sia-sia saja. Segera, rumah menjadi tujuannya. Sesampainya di syurganya, Nadia segera mengadukan sikap Tania. "Tania bilang dia adalah wanita beruntung yang sudah mengandung benih kamu, saat banyak wanita menginginkan kamu. Lalu, dia mengejek saya yang belum hamil!"Puncak kepala Nadia diusap lembut. "Jangan didengarkan, biarkan saja.
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Alat Penyadap

Hari baru tiba, untuk ke sekian kalinya Tania masih mengurung diri di kamar maka keseharian keluarga Wira cukup damai. Sama halnya dengan Nadia hingga gadis ini tiba di kampus. Tampaknya Amira dan Devan sedang bertolak belakang karena keduanya saling berjalan berjauhan. "Kenapa?""Devan menyebalkan," sendu Amira."Jangan dipikirkan, laki-laki memang menyebalkan, tapi semenyebalkannya Devan tingkat menyebalkannya pasti hanya sebesar biji jagung!" Kalimat enteng Nadia karena Abimana jauh lebih menyebalkan."Tapi tadi Devan bilang kalau saya sangat egois, padahal egois bagaimana coba, saya selalu menuruti yang dia mau, bahkan sering sekali saya ikut mamanya belanja karena Devan yang minta. Justru yang egois itu Devan kan!""Iya, Devan yang egois, tapi tingkat egoisnya biasa saja. Sudahlah jangan memersalahkan hal ringan seperti ini." Embusan udara tipis dibuang bersamaan dengan kalimatnya.Amira memandangi Nadia cukup insten. "Kamu bilang tingkat egois Devan biasa saja, apa Abimana sanga
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

Plus Minus

Beberapa lama kemudian, Abimana memarkirkan mobilnya di halaman toko boneka dan benda-benda cute lainnya. "Pilih boneka yang kamu mau." Tatapan teduh mengisi kedua mata Abimana."Iya, saya sudah punya pilihan kok, saya sudah memikirkannya sejak tadi!" Santai Nadia seiring keluar dari mobil, beberapa menit kemudian Abimana tercengang karena boneka pilihan Nadia adalah hewan-hewan buas. Gorila, buaya, singa dan macan."Kamu tidak sakit, kan?" Abimana menempelkan punggung tangannya di dahi Nadia."Tidak kok, saya mau mereka dibawa pulang, mereka harus mengisi sopa yang saya pilihkan buat kamu.""Satu sopa panjang akan habis diduduki mereka." Abimana menggeleng kepalanya karena semua boneka itu berukuran jumbo. Namun, Nadia tetap bersikap santai. Gadis itu kembali melihat-lihat benda yang menurutnya bagus dan jarang dikoleksi orang lain, tapi setelah berkeliling dia tidak menemukannya."Sudahlah, itu saja."Abimana segera membayar sekaligus bersedia susah payah mengangangkut beberapa repl
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

Benda Misterius Pemberian Kafka

Nadia segera memakai gelang yang berbentuk sangat imut, Kafka menduga-duga selera Nadia karena gadis itu adalah gadis yang manja nan manis sama dengan Amira. Segera, pria ini menemukan gelang yang memantulkan suara Nadia. "Bagus kamu menyukainya." Senyuman melengkung saat mendengar Nadia memuji gelang yang melingkar di pergelangan tangannya yang putih.Beberapa jam berlalu, Nadia kembali ke kediamannya. Saraswati mulai belajar melangkahkan kakinya lagi setelah beberapa hari ke belakang memakai kursi roda atau tongkat, tapi tubuhnya masih dibantu, dipapah oleh bibi. Gadis ini behagia dengan perkembangan sang nenek, tapi dirinya tidak bisa menemani terlalu lama karena butuh mengistirahatkan otak dan punggungnya setelah belajar dan duduk berjam-jam di kampus.Kali ini Nadia bertemu Tania yang hendak pergi dengan gaya elegan, tanpa sengaja keduanya beradu bahu. "Jalan pakai mata!" teguran Tania."Sudah tahu saya mau masuk, harusnya Anda tunggu saya masuk baru keluar!" Nadia tidak ingin ka
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

Saya Tahu yang Tidak Kamu Ketahui

"Saya sangat serius!" tegas Abimana pada Nadia yang memandang remeh dirinya."Terserah kamu deh, saya akan memakai gelang itu lagi!" Nadia tampak tidak peduli sama sekali ada atau tidaknya alat penyadap yang kata Abimana tertanam di dalamnya."Apa gelangnya sudah kena air dari tadi?" penyelidikan Abimana masih berlanjut."Tidak, saya melepasnya ketika mandi karena takut putus." Nadia masih tampak santai.Abimana segera menarik gelangnya dari dalam gelas, kemudian memerhatikan dengan detail. Ada sebuah lubang di ornamen bunga, dirinya yakin alat penyadapnya ada di sana, tapi sekarang tidak terlalu dipedulikan toh lubang itu sudah mengeluarkan tetesan air.Di seberang sana Kafka menggerutu karena alat penyadapnya tidak berfungsi. "Apa Nadia membawanya mandi? Mana mungkin, gelang itu memiliki banyak hiasan berbahan busa, itu utuk mencegah terkena air. Apa Nadia tetapnya memakainya saat mandi. Hm."Kafka harus memikirkan ulang demi menanamkan alat penyadap di tubuh Nadia. Namun, Abimana t
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

Mual

Ini waktu yang tepat untuk mengajak Nadia melihat proyek pembangunan rumah masa depan mereka. Abimana menunjukan satu-persatu ruangan dalam rumah besar itu hingga tiba di suatu ruangan yang besarnya sejajar dengan kamar utama. "Ini kamar untuk bayi kita nanti, letaknya sangat strategis karena menghadap langsung ke kamar kita.""Apa ini tidak terlalu besar untuk bayi." Dahi Nadia berkerut."Ini ukuran yang pas, di sini dijadikan area tidurnya, lalu di sana area bermain, di sisinya area membaca cerita, bahkan saat bayi kita sudah belajar makan, masih ada sisa area untuk ruang makan." Abimana menjelaskan seiring menunjuk satu-persatu sudut ruangan yang sudah menggambarkan imajinasinya."Kalau begini ceritanya, bayi kita punya rumah sendiri," ejek kecil Nadia hingga membuat Abimana tertawa kecil."Kamu benar, karena bayi kita juga memiliki kamar mandi sendiri." Pintu dibuka, hingga menunjukan kamar mandi yang setengah jadi."Iya, terserah. Nanti saya dan bayi kita hanya akan menghabiskan
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Anda Hanya Seorang Wanita Tua!

Di waktu sarapan, Nadia hanya mengisi piringnya dengan sedikit makanan hingga menyita perhatian semua anggota keluarga. "Sayang, tambah nasi dan lauknya, makanan Nadia cuma sedikit loh," tawaran lembut Mila."Hari ini Nadia sedang tidak nafsu makan ma," keluhnya.Abimana menyampaikan berita yang akan membuat ambigu keluarganya. "Bangun tidur Nadia langsung mual, tapi tidak mau memeriksa menggunakan testpack.""Testpack!" Antuasias Mila dan Wira, sedangkan Saraswati tersenyum kecil wanita ini sudah mengetahui kebiasaan mual cucunya.Mila segera berdiri dari duduknya. "Sayang, mama punya banyak testpack, Nadia periksa dulu ya!" Semangatnya seakan menembus langit. Abimana mendukung usulan Mila karena dirinya juga ingin tahu alasan di balik mualnya Nadia walau sembilan puluh persen perasaannya mengatakan jika istrinya masuk angin. Dirinya juga hanya menyisakan satu persen kemungkinan Nadia mengandung, sedangkan sembilan persennya hanya harapan kehamilan."Tapi ma, Nadia yakin bukan hamil
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Nadia Belum Mengandung

Nadia dan Mila kembali dua jam kemudian. Gadis ini segera menemui Saraswati, menanyakan kabarnya dan apakah Tania mengganggunya. Wanita tua ini tidak mengadukan pristiwa kecil tadi, hingga dirinya memberikan jawaban jika semua baik-baik saja, kemudian menanyakan kondisi cucunya, "Nadia hamil atau masuk angin?""Masuk angin nek, seperti biasanya." Nadia tersipu malu karena mualnya menghebohkan semua anggota keluarga kecuali neneknya."Sudah nenek duga." Belaian lembut tangan kriputnya mengusao punggung Nadia, "bagaimana kata mertua Nadia?""Mama bilang tidak apa dan mama berpesan supaya Nadia lebih banyak beristirat untuk menjaga kesehatan.""Iya sudah kalau begitu. Nadia makan dan minum obat dulu baru beristirahat." Selesai Saraswati berpesan, Mila kembali membawakan menu-menu sehat untuk menantunya."Makan dulu ya, sayang ....""Iya ampun ma, Nadia jadi tidak enak sama mama. Padahal Nadia bisa ke ruang makan.""Tidak apa, mama ingin saja memanjakan Nadia." Senyuman tulus Mila. Jadi,
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status