All Chapters of Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku : Chapter 101 - Chapter 110

147 Chapters

Bab 101

Wajah Siska langsung membeku. ‘Sial*n! Sembarangan banget ngomongnya!’“Itu ... kamu ‘kan pernah nawarin aku makan bareng ‘kan. Nah, aku datang mau minta makan siang ini ahahaha, laper banget.”Retno mengerjapkan mata beberapa kali. ‘Serigala berbulu domba ini sepertinya memang harus dikasih pelajaran.’“Oh, ya, ya sampai lupa aku.” Retno menunjukkan wajah sumringah sambil menepuk keningnya sendiri. “Ya sudah kalau begitu, pas banget aku baru saja selesai masak makanan spesial. Ayo kita makan bareng.”Retno menggandeng tangan Siska, mengajak tamunya itu beranjak dari sofa ruang tamu untuk pergi ke ruaqng makan. ‘Benerkan, orang ini emang naif banget. Kelewat naif sampai d*ngu. Percaya gitu aja kalau aku ke mari cuma untuk makan masakan dia. Emangnya aku terlalu kere sampai nggak bisa beli makan siang di restoran?’ batin Siska kian optimis kalau tujuan utamanya datang akan berhasil.“Ayo duduk.”“Hem, baunya sangat sedap,” puji Siska basa-basi.“Ini baru masak. Padahal Mama tadi udah
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 102

Siska membaui tubuhnya sendiri lagi. Namun, kali ini dahinya tidak berkerut. Dia justru tersenyum lebar dan menghirup lebih dalam aroma tubuhnya yang menjadi begitu harum. “Mbak, aku boleh ke club malam nggak sama temenku?” tanya Mawar pada Siska yang sedang mengeringkan rambutnya usai mandi. “Cie, temenmu cewek apa cowok?” Mawar tersipu, mendorong helaian rambutnya ke belakang telinga. “Sebenernya tuh, aku mau pergi sama gebetanku Mbak. Udah sejak lama dia tuh ngajak aku clubing. Tapi Mama, Mas Aji, dan siluman ular itu nggak ada yang ngertiin aku. Mereka sangat kuno dan selalu aja ngelarang aku untuk pergi. Katanya takut aku inilah itulah. Emangnya aku anak bayi apa. Aku ‘kan bisa jaga diri.” “Duh, kalau gitu ceritanya, aku mana berani ngelarang.” Siska meletakkan hairdryer-nya untuk mengambil dompetnya. Tidak hanya membiarkan Mawar pergi ke club malam bersama laki-laki, dia juga memberikan sejumlah uang jajan untuk gadis itu. “Ini!” Dia meletakkan lembaran uang seratus ribuan ke
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 103

Beberapa hari sudah berlalu usai Mawar terusir dari rumah. Tidak dipungkiri, tanpa gadis itu, kediaman keluarga Aji menjadi lebih tenang. Sang ibu tidak pernah terdengar lagi ocehannya. Terlebih saat ini dia sedang sakit.Benar, tekanan darah Mayang sangat tinggi hingga perempuan itu tidak mampu beranjak dari tempat tidurnya."Mama makan sesuap saja ya. Biar tidak kosong perutnya dan nanti bisa minum obat. Biar cepet sembuh Ma.""Mama tidak pengen makan, Retno. Tolong ambilkan minum saja."Dengan telaten Retno meladeni mertuanya. Dia mengambil segelas air dan membuka sedotan untuk Mayang agar bisa minum tanpa harus bangun.Usai minum, Mayang berkata dengan nada sedih. "Mawar sudah makan belum ya? Apa dia baik-baik saja? Mama kangen banget sama Mawar, Retno."Retno menghela napas melihat mertuanya menitikan air mata. Namun, dia tidak mengucapkan satu kata pun."Kepala Mama sampai pusing mikirin Mawar. Belum lagi kalau buka grup Wa keluarga. Santi dan anak-anaknya tidak berhenti mengolo
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Bab 104

Belum sampai Retno ke beranda rumah, suara ribut sudah tidak terdengar.“Gawat!” Retno mempercepat langkahnya karena berpikir sang suami sudah lebih dulu keluar.Dan benar. Saat Retno telah sampai di ruang tamu, dia mendengar Aji sedang berbicara di depan.“Aku bisa menelepon polisi dan mengadukan perbuatan kalian yang menimbulkan kegaduhan di rumahku.”“Aji, tega banget ya kamu ngomong gitu sama keluargamu sendiri.”“Mbak Rani, memangnya keluarga macam apa yang mengolok-olok dan menertawakan keluarganya sendiri? Dan mirisnya, ketika hal itu dilakukan secara terang-terangan, bukannya melerai, kalian justru kompak melakukan hal yang sama.”“Apa ini tentang Retno?”“Ya. Jika kalian keluargaku, artinya istriku juga keluarga kalian. Lalu apa yang sudah kalian lakukan pada istriku selama ini? Bukannya berhenti, kalian justru semakin keterlaluan.”“Aji, itu nggak adil! Apa yang kami lakukan tidak lebih parah dari yang dilakukan ibu dan adikmu. Terus, atas dasar apa kamu membuat mamaku jadi
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

Bab 105

“AJI!!” Kali ini Rani yang memekik. Namun, kemudian dia melihat ke bawah, merasa ada tangan yang mengenggam tangannya. Lalu Rani menoleh pada ibunya yang masih memaksa untuk tersenyum meski dengan mata berkaca-kaca. Detik itu Rani mengerti bahwa sang ibu sungguh sangat ketakutan atas perkataan Aji.Ruangan pun kembali sunyi. Sesudahnya, Retno datang membawa teko keraming dan beberapa buah gelas. Dia tersenyum ketika meletakkan teko di atas meja. Lalu, dia mulai mengisi gelas-gelas kosong dengan teh hangat. “Lho, di mana Rico?” tanya Retno ketika hendak memberikan teh untuk Rico.“Em, dia di luar Nak. Mungkin sedang merokok. Akhir-akhir ini dia menghabiskan lebih banyak rokok dari biasanya.”Retno mengangguk mengerti. “Ayo silakan diminum Tante, Mbak, Benny.”“Segera habiskan teh itu. Akan lebih baik jika kalian pulang sesudahnya.”“Uhuk! Uhuk!”“Mas Aji, Benny sampai tersedak.” Retno memukul pelan paha suaminya. “Jangan dihiraukan Ben, memang Mas Aji suka sekali bercanda.”Keluarga
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

Bab 106

Dada Rico menjadi panas melihat keluarganya menghinakan diri di kaki Retno. Dengan kedua mata nyaris keluar, dia berjalan cepat mendekati mereka.“Apa yang kalian lakukan?! Cepat berdiri! Jangan biarkan harga diri kalian diinjak-injak!” Rico hendak membantu keluarganya berdiri, tetapi suara lembut dari ibunya lekas menghentikan niatnya.“Rico, berlututlah jika kamu masih sayang Mama.”“Ma, kenapa mesti berlutut? Jika memang mereka niat melepaskan Mama dari jerat hukum, mereka akan melakukannya dengan cara yang baik, bukan dengan menyuruh kalian berlutut.”“BUKAN MEREKA YANG MEMINTA!!” jerit Santi hingga urat-urat di lehernya mencuat. Lantas, dia melanjutkan dengan suara sangat rendah. “Tapi Mama sendiri yang ingin melakukannya.”“Berdirilah Tante, ini sangat ....”“Tante tidak mengerti kenapa dulu sangat membencimu. Padahal, kamu tidak pernah berbuat buruk pada Tante. Hanya saja, mendengar keluhan Mbak Mayang dan Mawar selama ini tentang dirimu, Tante merasa ... Retno, tolong maafkan
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Bab 107

Santi pergi ke kamar Mayang sendiri saja. Dia memang sengaja meminta waktu agar bisa berbicara empat mata saja dengan kakaknya itu.“Mbak,” sapa Santi saat pintu baru saja terbuka. Dia menutup kembali pintu tersebut dengan perlahan sebelum berjalan mendekat pada sang kakak.Kening Mayang berkerut melihat sisa-sisa air mata di pipi saudaranya. “Maafkan aku, Santi,” katanya sambil meraih tangan Santi yang baru saja duduk di sisinya. “Tidak Mbak. Aku yang minta maaf karena selama ini terlalu menekanmu, menyalahkanmu, menerormu hingga keadaanmu menjadi seperti ini.”“Aku mengerti. Sangat wajar jika kamu bersikap seperti itu. Tapi Santi, aku jatuh sakit bukan karena itu.”“Lalu?”“Mawar.”“Kenapa Mawar? A-aku tidak melihatnya dari tadi.”“Dia pergi dari rumah. Oh tidak, dia terusir. Maksudku, diusir.”“Apa? Siapa yang ngusir Mawar. Aji?”Mayang menggeleng. “Aku.”Kening Santi seketika mengernyit. Dia tahu, Mayang akan melindungi Mawar lebih dari siapa pun. Oleh sebab itu, sangat aneh jika
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Bab 108

Setelah rombongan Santi pulang, Aji dan Retno menemui Mayang di kamar untuk memastikan wanita itu baik-baik saja. Saat itulah Mayang memberanikan diri untuk menanyakan satu hal pada putranya. “Aji, Mama dengar dari tantemu, kamu akan mencabut laporannya. Terima kasih ya, Nak.” Mayang berbasa-basi sebelum mengutarakan keinginananya. Aji mengangguk. Seperti bisa membaca pikiran ibunya, dia langsung berkata, “Apa Mama ingin mengatakan sesuatu.” Mayang menunduk sejenak, sedang menyusun kata-kata yang pas untuk membuat putranya luluh. “Aji, bisakah Mama meminta satu hal darimu?” “Tentu saja, kecuali berpisah dari Retno.” Pelipis Mayang berkedut, tetapi dia segera menetralkan batinnya. “Sejujurnya, Mama tidak sakit. Maksudnya, tubuh Mama baik-baik saja. Hanya memang pikiran dan hati Mama yang sakit hingga drop seperti ini. Mungkin Retno sudah cerita padamu kalau Mama nggak mau makan.” Dia mengembuskan napas panjang. “Bagaimana mau makan jika kepala Mama tidak bisa berhenti memikirkan ad
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 109

Kedatangan Mawar dan Siska ke rumah Aji disambut hangat oleh Mayang. Dia langsung mengajak mereka untuk makan malam bersama.Aji dan Retno yang sudah duduk di ruang makan sempat mematung melihat mereka. Lantas, dengan refleks Aji meminta sang istri berdiri sejenak karena dia hendak memindahkan tempat duduknya.Aji sengaja mendekatkan kursi sang istri dengan kursinya sendiri dengan pandangan yang melekat erat pada Mawar. Tatapan penuh kewaspadaan itu pun membuat Mawar sempat tersenyum getir."Sudah, ayo duduk dan makan. Kalian pasti sudah lapar 'kan?" Mayang mencoba memecah ketidaknyamanan suasana.Jika Siska langsung duduk, tidak demikian dengan Mawar. Dia yang sebelumnya telah menghuni rumah itu bertahun-tahun merasa perlu untuk bersalaman dengan sang kakak karena memang sudah terbiasa demikian saat dirinya hendak berangkat ataupun telah pulang dari suatu tempat. Oleh sebab itu, kini Mawar mengulurkan tangannya pada Aji sambil berkata, "Mas ...."Dia bahkan sudah membungkuk sangat re
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Bab 110

Siska sempat melemparkan senyum ejekan pada Retno. Seolah dalam diamnya dia mengatakan, 'Mertuamu saja suka padaku. Repot-repot memasak khusus masakan kesukaanku dan tidak mengizinkanmu mencicipinya meski tahu kamu pun suka. Tunggu sampai aku membuat suamimu yang suka padaku! Aji sendiri yang akan menendangmu ke neraka!'"Tunggu apa lagi Siska? Ayo habiskan kerangnya." Mayang memberikan semangat pada calon menantu idamannya.Siska mengangguk sebelum memindahkan beberapa kerang ke piring makannya. Namun, ketika di tangannya telah siap sebuah kerang untuk disantap, dia meletakkannya kembali."Lho kenapa? Kamu nggak mau?""Tante, bagaimana aku bisa makan jika Retno terus menatapku." Suaranya sangat manja. "Apa Tante yakin, Retno tidak suka kerang?""Tentu saja!" Mayang menggeser pandangan pada menantunya. "Retno, kamu nggak mau kerang 'kan?!"Itu jelas bukan pertanyaan. Mayang hanya mendekte Retno supaya memperjelas penolakannya atas kerang itu agar Siska tidak segan untuk menyantapnya.
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status