Semua Bab Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku : Bab 81 - Bab 90

147 Bab

Bab 81

Lebih dari pukul 22.00 mobil yang dikemudikan Aji baru memasuki halaman rumahnya. Sebenarnya, Aji ingin menghilang dulu hingga proses penyelidikan Santi dimulai. Namun, sang istri memintanya pulang saja karena itu terlalu lama.Tidak langsung menyerah, Aji meminta untuk bermalam di hotel malam ini saja. Dia sungguh tidak ingin membahas perihal pelaporan sang tante itu sama sekali. Malas. Toh, niatnya sudah bulat dan tidak ada rencana untuk berubah. Aji sama sekali tidak berpikir untuk mencabut laporan tersebut sebab apa yang dia lakukan bukanlah gertakan semata, tetapi memang keseriusan ingin mengurangi populasi orang-orang yang sudah sangat melampaui batas, yang menyedot habis seluruh kesabaran yang telah dia panjang-panjangkan.Namun lagi-lagi, Retno mengatakan ‘jangan’. Naasnya, alasan yang disampaikan istrinya itu sangat kuat dan terdengar egois jika dirinya sampai menolak. Itu sebabnya, pada akhirnya, dia membanting setir ke rumah juga. Meski begitu, dia bertekad untuk tutup mul
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-14
Baca selengkapnya

Bab 82

Aji baru saja melewati pintu ketika ibu dan adiknya juga baru memasuki ruang tamu dari dalam. Dia mencoba menyunggingkan senyum saat dua perempuan itu dengan ceria menyambutnya pulang.“Aji, kamu dari mana saja, Nak? Sejak tadi siang Mama dan adikmu berusaha menghubungimu, ya telepon ya kirim pesan, tapi kamu tidak mengangkat, juga tidak balas pesan.”Aji mencium tangan ibunya dan menjabat tangan adiknya sebelum menjawab, “Maaf ya, aku sangat repot.”“Tapi Mas Aji tadi pagi nggak pakai setelan jas ini ‘kan?” Mawar melihat sang kakak dari ujung kaki ke ujung kepala, seolah sudah sepuluh tahun tidak bertemu.“Iya, tadi ganti. Sudah sengaja bawa ganti ini untuk acara makan malam bersama para CEO di kota ini.”“Itu acara kantor, Mas?”“Iya. Aku diminta datang oleh Siska.”“Berarti kamu tadi makan malam dengan Siska?” Mata Mayang berbinar-binar mengharapkan kabar baik dari putranya. Dan kebahagiannya seolah sempurna hanya dengan melihat anggukan dari Aji.“Ya tadi Siska juga ada di sana.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-15
Baca selengkapnya

Bab 83

Sudah barang tentu Aji ingin meledak. Urat-urat lehernya sudah menyembul pertanda dia akan berbicara dengan keras atau bahkan berteriak. Akan tetapi, segala kata yang telah sampai di mulut malah tertelan lagi lantaran gelak tawa dari istrinya.Pastinya hal itu sangat aneh mengingat ucapan Mawar tadi bukanlah sebuah kelakar. Tidak ada satu pun bagian dari kalimatnya yang memenuhi unsur humor.Namun, nyatanya bukannya tersinggung atau marah, tawa Retno malah terdengar cukup panjang seolah dia baru saja mendengar sebuah humor menggelitik.‘Ya Tuhan, ampuni iparku karena telah menyebut suamiku sebagai seorang mata keranjang.’ Retno tertawa lantang lagi.Melihat hal tersebut jelas Mawar dan ibunya semakin kesal. Jika tadi yang memaki Retno adalah Mawar, kini giliran Mayang yang memekik, “RETNO!”Sontak saja aliran tawa di tubuh Retno langsung mampet. Dia menoleh pada suaminya sesaat sebelum melihat sang mertua. “Ada apa, Ma? lirihnya seperti kanak-kanak yang berdiri mendengar omelan sang i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-15
Baca selengkapnya

Bab 84

“Bagaimana ini Mama?”Mayang duduk dengan frustrasi. Dia meneguk segelas air untuk membasahi tenggorokannya yang kering karena terlalu sering menelan ludah akibat kalimat-kalimat Aji yang tajam dan tegas.“Mama, kok malah diam saja sih!” Mawar kesal ibunya membiarkan pertanyaan darinya menguap tanpa jawab.Mayang meletakkan gelas dengan cukup kuat hingga membuat putrinya sedikit berjingkat. “Mau bagaimana lagi? Tidak ada yang bisa kita lakukan.”“Maksud Mama, kita akan diam saja gitu dimusuhi keluarga Tante Santi? Kita biarin mereka terus-terusan meneror kita? Mengirim pesan kebencian, telepon-telepon, dan gedoran pintu yang menakutkan itu? Tidak Ma. Aku nggak bisa hidup seperti itu.” Nada protes Mawar mulai naik.Mayang menatap putrinya lekat. Dia mendesis kesal, “Terus kita harus bagaimana?”“Ya bujuk Mas Aji untuk cabut laporan kek, minta dia supaya minta maaf ke Tante Santi kek, atau apa gitu. Masa kita diem aja Ma? Kalau hanya diam, mana mungkin masalah ini kelar. Yang ada malah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-17
Baca selengkapnya

Bab 85

Di dalam kamar, Aji dan Retno telah berbaring di atas tempat tidur. Aji terlentang, sedangkan Retno berbaring miring sambil memeluk suaminya. Jika Aji telah mengatupkan kedua matanya, sang istri masih terjaga sambil sesekali melihat wajah Aji.Meski mata sang suami telah terpejam, Retno tahu kalau Aji masih belum tidur. Bahkan dia bisa mendengar embusan napas Aji yang terdengar begitu berat. Dia hafal benar, itu adalah pertanda bahwa batin sang suami tidak sedang baik-baik saja.Retno menduga Aji pasti masih memikirkan segala masalah yang terjadi hari ini. Terutama mungkin memikirkan keributan yang baru saja terjadi. Entah memikirkan masalah laporan kepolisian Tante Santi ataupun masalah sikap mertua dan iparnya yang tidak berubah sama sekali, Retno tidak tahu pasti. Bisa jadi malah keduanya. Belum lagi soal Siska.Pada akhirnya, sebuah napas kabur dari mulut perempuan itu.“Kamu belum tidur?” tanya Aji masih dengan mata tertutup. Rupanya, helaan napas Retno tadi cukup keras hingga te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-17
Baca selengkapnya

Bab 86

Di sebuah kafe dengan gaya klasik, terlihat seorang gadis menghampiri gadis lainnya. Keduanya terlihat akrab, saling bertanya kabar sekaligus bertukar ciuman di pipi sebelum duduk berhadapan.“Beberapa waktu tidak bertemu, kamu kelihatan makin cantik aja Mawar?”Gadis yang dipuji tersenyum memegangi kedua pipinya. “Masa sih, Mbak? Aku kok merasa jelekan ya.”“Enggak ah, kamu cantikan tau! Kok ngerasa gitu sih?”“Ya ampun Mbak, kemarin di rumah ada huru-hara. Aku sampai udah nggak betah banget tinggal di rumah. Pengen minggat aja rasanya. Semakin lama udah seperti neraka saja itu rumah!”“Sebentar, sebentar, kita pesen makan dan minum aja kali ya. Kayaknya masalahmu serius banget. Kamu mau makan dan minum apa Mawar?”Mawar menggeleng. “Asli aku sampai nggak nafsu makan.”“Nggak boleh gitu dong. Masalah boleh berat, tapi hidup tetep lanjut ‘kan? Dan hidup butuh makan. Gini aja, gimana kalau kita samaan aja ya?”Siska pun mengangkat tangan dan memesan setelah menerima anggukan dari Mawar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

Bab 87

“Ya udah, kami ngotot bilang kalau mobil itu dari kamu dan menolak keras pengakuan Mbak Retno yang bilang dialah yang beli mobil itu. Segala cara kami lakukan untuk membuktikan kalau kamilah yang benar dan Mbak Retno sudah berbohong. Tapi, semuanya justru semakin memperkuat kalau memang Mbak Retno-lah pembelinya. Sampai akhirnya ....”“Aku telepon kamu.”“Bener. Pas itu kami lagi kumpul semua di ruang makan. Mama sengaja minta aku untuk ngerasin suara agar Mas Aji juga Mbak Retno bisa denger obrolan kita.”Kedua mata Siska terbelalak selagi kedua tangannya berpindah ke depan mulut. “My God!” lirihnya dengan suara sedikit bergetar mengingat apa saja yang telah dia katakan waktu itu.“Aku dan Mama pikir pengakuan dari Mbak akan mematahkan semua kebohongan istri Mas Aji. Tapi ternyata, apa yang kamu ucapkan justru ....” Mawar menutup ucapannya dengan menggeleng dan mengembuskan napas berat.“Jadi, semua yang aku katakan didengar Aji dan Retno?”Dengan wajah menyesal Mawar mengangguk.“Gi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

Bab 88

Siska bergeming sesaat, memikirkan apa yang baru saja dikatakan Mawar. Dalam lubuk hati yang terdalam, dia merasa sedikit terancam, kalau-kalau ternyata Retno memiliki sesuatu yang lebih dari dirinya. Mungkinkah wanita kampungan itu sebenarnya seorang sultan? Orang kaya yang menyamar? Penguasa?‘Tidak, tidak. Itu tidak mungkin!’ Siska berusaha keras menepis segala pikiran yang membuat benang kusut di kepalanya semakin amburadul saja. Dia lantas mengeluarkan sebuah paperbag mini dari dalam tasnya. Tidak hanya ukurannya yang sangat kecil jika dinadingkan dengan paperbag yang biasa dipakai, paperbag tersebut juga dibiarkan pipih seolah sesuatu yang ada di dalamnya tidak masalah jika tertimpa sesuatu.“Ini, ambillah.” Siska bahkan mendorong paperbag itu dengan posisi tangan kanan menimpanya.“Ini ....”Siska mengangguk. “Kamu tidak usah pusing memikirkan siapa Retno. Itu tidak penting dan hanya akan membuang waktu saja. Lebih baik, kita fokus pada apa yang sudah kita rencanakan.”Mawar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

Bab 89

Senyum yang terkembang di wajah Mayang memudar seiring matanya melekat pada sosok Rico yang kini sudah berdiri di hadapan si satpam. “Rico, ini Tante, Nak.”Rico hanya melihat sesaat wajah Mayang. “Pak, aku sudah bilang, apa pun yang terjadi, jangan biarkan Tante Mayang dan seluruh keluarganya masuk ke rumah ini. Aku tidak sudi mereka menginjakkan kaki di tempat tinggalku. Jika mereka mengancam, ingatlah, selama Bapak mendengarkan perintah orang yang menghuni rumah ini, Bapak aman. Mengerti?”“Mengerti Mas.”“Bagus! Sekarang, Bapak duduk saja di dalam pos.”Si satpam pun membungkuk hormat sebelum berbalik dan kembali ke dalam tempat tugasnya. Sedangkan Rico masih berdiri di balik gerbang.“Rico, tolong, biarkan Tante masuk.” Mayang mulai mengiba mengetahui tingkah kurang ajar satpam tadi adalah atas perintah Rico.“Untuk?”“Tante mau jelasin semuanya Rico.”“Tantang?”“Tindakan Aji. Tante sungguh menyesal karena Aji sudah melaporkan mamamu ke polisi.”“Terus, apa yang akan terjadi jik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

Bab 90

Mayang dan Rico sama-sama menoleh ke arah sumber suara lantang itu. Rupa-rupanya Rani telah berdiri di depan pintu sambil memegang kursi roda. “Santi,” lirih Mayang dengan mata berbinar.Benar, orang yang duduk di atas kursi roda tidak lain adalah Santi. Entah memang karena sakit yang dirasakan memang serius hingga bangun di atas kedua kaki saja tidak kuat, atau itu hanya sekadar triknya untuk menghindari pemanggilan dari kepolisian.“Satpam!”Satpam pun keluar dari posnya. “Siap, Mbak.” “Buka gerbangnya!” pekik Rani lagi.Seketika si satpam terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ‘Waduh, gimana ini? Mas Rico nyuruh jangan buka, tetapi Mbak Rani minta agar gerbang dibuka.’Karena khawatir apa yang dia lakukan salah menurut salah satu majikannya, si satpam hanya terbengong di tempat sambil menelan ludahnya sendiri.“Ayo cepat buka!”“Tidak, Tante Mayang tidak boleh masuk. Dia baru bisa menginjakkan kaki di sini jika laporan putranya dicabut.”Si satpam menelan ludah lagi melih
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status