Semua Bab Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku : Bab 111 - Bab 120

147 Bab

Bab 111

Retno tersenyum miring menatap bayangan Siska di cermin besar yang ada di hadapannya.“Mungkin lima sendok penuh.”“APA?!”“Atau ... tujuh, atau sepuluh. Aku tidak ingat. Bahkan mungkin aku menghabiskan seluruh garam yang ada di dapur.” Retno menoleh pada Siska yang sejak tadi memelototinya.“SETAN! Kamu benar-benar iblis!” Siska mengacungkan telunjuknya dengan emosional. Dia masih sangat ingat betapa kerang itu menyiksa mulutnya. Tidak ada rasa lain selain asin yang melampaui batas. Dan semua dilakukan Retno tanpa ada penyesalan dan takut sama sekali.“Ketika jari telunjuk menunjuk ke depan, tiga jari lainnya mengarah ke belakang. Jadi, siapa sebenarnya yang menjadi setan atau iblis di sini?”“Retno, kamu benar-benar wanita tidak tahu diri. Kamu kampungan, bar-bar, dan tidak punya otak! Kenapa tidak memasukkan racun sekalian?”“Aku pikir kerang, oh maksudku, garam saos tiram itu sudah cukup untuk meracunimu. Bagaimana mungkin wanita mandiri, cerdas, dan bermartabat tinggi memiliki mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya

Bab 112

‘Sial! Kenapa wanita ular ini sangat menyulitkanku!’“Em, maksudku ... tadi sebelum aku ke mari untuk mengantar Mawar. Mungkin Papa ingin membicarakan bisnis kami yang baru.”Wajah Mayang dan Mawar tampak kagum. Mereka tersenyum lebar dan hendak memberikan pujian pada Siska. Akan tetapi, sebelum pujian itu terdengar, Retno sudah lebih dulu menyambar. “Tapi, kamu tidak terlihat buru-buru tadi. Kamu bahkan sangat bersemangat untuk menghabiskan masakan Mama.”‘Bangs*t! Aku akan mencekikmu Retno,’ batin Siska dengan wajah yang semakin rumit.“Mungkin tadi Mbak Siska lupa.”“Iya, kamu gitu banget Retno tanyanya.”“Tidak apa-apa, hanya merasa aneh. Seingatku, atasan lama Mas Aji tidak plin-plan.”“Retno.” Siska memanggil nama musuhnya dengan nada naik, tetapi bibirnya menerbitkan senyum paksa. “Plin-plan dan lupa tidak sama lho.”“Ya, mirip-miriplah. Orang yang lupa bisa berakibat pada ucapan atau tindakan yang berubah-ubah. Tapi tidak apa-apa. Bahkan dosa yang dilakukan karena lupa pun bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-26
Baca selengkapnya

Bab 113

“Baiklah, kita bertemu besok ya. Ada banyak pesanan hari ini. Ya, aku juga.”Mayang tersenyum mendengar ucapan putrinya pada seseorang di balik telepon. Dia berdiri mematung di dekat pintu kamar.“Mama, se-sejak kapan Mama di kamarku?” Wajah Mawar pucat seketika seperti baru saja hantu.“Belum lama. Siapa itu? Kamu terdengar senang.”“Bu-bukan siapa-siapa. Dia cuma ... teman.”“Apa itu pacarmu? Jangan berbohong pada Mama. Mama tidak akan melarangmu. Justru, kalau memang itu pacarmu, minta dia datang ke mari. Mama ingin kenal dengannya, seperti dulu kakakmu mengenalkan Siska pada kita.”“Benarkah Ma?”Mayang mengangguk senang. “Tentu saja.”Mawar memeluk ibunya. Dia merasa sangat senang hingga dadanya seperti mau meledak. ‘Akhirnya. Semoga Mama akan merestui kami untuk menikah suatu saat nanti.’“Aku menyayangimu, Ma.”Mayang melepas pelukan putrinya. “Sekarang katakan, apa kalian membuka usaha bersama? Barang apa yang kalian jual. Mama senang mendengar kalian menerima banyak pesanan.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-13
Baca selengkapnya

Bab 114

Jika tadi malam hati Siska dipenuhi oleh dendam dan amarah atas perbuatan Retno yang sengaja mengerjainya, pagi ini dia terlihat sangat bersemangat, seolah ada hal istimewa yang akan terjadi. Bahkan, karena sebab itulah dia beberapa kali mengganti pakaiannya, seperti berusaha untuk tampil cantik lebih dari biasanya.Setelah cukup lama bingung, pada akhirnya dia menentukan pilihan pada midi dress berwarna merah hati dengan corak batik yang elegan. “Sempurna!” katanya puas melihat bayangannya di cermin. “Aji akan terpesona melihatku. Ingatannya pasti akan kembali pada masa lalu.” Siska tersenyum senang. “Memang ya, kalau pintar menjaga diri, biarpun beberapa tahun berlalu, baju ini masih pas di tubuhku. Aku sama sekali tidak gendut dan menua. Hem, justru bertambah umur, aku semakin matang dan mempesona."Dia kemudian bergegas pergi ke kantor. Sepanjang perjalanan Siska tidak berhenti tersenyum. Ingatan manisnya bersama Aji dulu memenuhi pikirannya sekarang.“Tidak lama lagi, Aji-ku aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-13
Baca selengkapnya

Bab 115

Retno mengetukkan jari-jari tangannya di atas meja. Meski matanya menatap lurus ke layar laptop, pikirannya pergi sejak kepergian sang suami ke kantor. Sudah cukup lama dia berusaha menenangkan hati, tetapi tampaknya itu bukan hal mudah. Benar, perempuan itu memang sedang mencemaskan sesuatu. Dia kesal karena kecemasannya itu membuatnya tidak bisa bekerja dengan baik. Sejak tadi dia hanya menghasilkan beberapa paragraf setelah sebelumnya dia mengetik dan menghapus tulisannya berulang-ulang. 'Retno, semua akan baik-baik saja. Suamimu lelaki setia. Biarkan dia bekerja dan kamu pun harus bekerja.' Baru saja batinnya mengatakan demikian, ponselnya sudah berdering karena panggilan dari Aji. Retno tersenyum, tetapi hatinya semakin was-was. 'Tidak biasanya dia menelepon di jam kerja. Biasanya menunggu istirahat siang.' "Halo, Mas." "Sayang, kamu lagi nulis ya. Maaf ya ganggu. Ini urgent banget. Si Siska mendadak kasih instruksi lembur." Retno menelan ludah. Jantungnya berdetak lebih c
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

Bab 116

“Kau boleh pergi. Aku akan menelepon jika memerlukan sesuatu.”“Baik, Non.”Sopir pribadi Siska keluar dari ruangan setelah mengantarkan pesanan majikannya. Dia sama sekali tidak berpikir jika dirinya secara tidak langsung telah terlibat dalam rencana jahat Siska.“Baiklah, aku akan menyiapkan ini untuk calon suamiku.”Siska menyiapkan dua gelas di atas meja kerjanya. Lalu, dia memindahkan jus dari gelas plastik ke dalam gelas tersebut. “Sekarang, saatnya untuk membuat jus ini menjadi lebih nikmat.”Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Wanita itu menatapnya dengan sebuah seringai penuh arti. ‘Retno, habis sudah riwayat pernikahanmu dengan Aji-ku.’ Siska membuka bungkusnya. Rupanya itu adalah pil. Dia memasukkannya ke dalam jus, lantas mengaduknya hingga larut. Dia meletakkan jus dengan tambahan pil tadi ke atas nampan. Selanjutnya dia juga meletakkan makanan di sampingnya.“Siap.”Siska tersenyum lebar. Dia duduk sambil menelepon seseorang. “Ke ruanganku sekarang.” Dia meletakk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

Bab 117

Ketukan pintu terdengar. Pandangan Retno menjadi waspada. Dadanya sesak hingga matanya terpejam beberapa saat."Mbak Retno?"'Apa ini waktunya? Aku sangat gugup. Semoga semua baik-baik saja.' Dia membuka matanya perlahan. Sebelum menyahut, Mawar sudah memanggilnya lagi."Ya, ya, sebentar." Retno berdiri mendatangi pintu untuk membukanya. Keningnya mengernyit melihat adik iparnya tersenyum lebar. "Kamu terlihat ... senang. Ada apa?""Oh benarkah? Sepertinya ini karena makan malam yang sangat enak. Aku sampai nambah berkali-kali. Mbak belum makan 'kan? Repot banget ya? Sejak pagi Mbak hanya di kamar."Retno mengangguk. "Aku sedang menyiapkan cerita baru yang berbeda. Ini sedikit sulit, tapi aku harus melakukannya.""Wah, aku menganggu dong?"Retno tersenyum penuh arti. "Sudah biasa." Jawaban ringkasnya membuat pelipis Mawar berkedut. "Ada apa? Apa Mama kumat? Pingsan?"Mawar tertawa. "Sembarangan! Aku ke mari karena mau ngingetin Mbak untuk makan. Jangan sampai kelaparan.""Kenapa? Apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya

Bab 118

Suara ketukan sepatu segera memenuhi ruangan. Perempuan itu berdiri di depan meja kerja. Dia membungkuk dan membiarkan kedua sikunya bertumpu di atas meja hanya untuk memandangi wajah lelaki di hadapannya.“Kamu sangat tampan Aji. Aku sangat bodoh meninggalkanmu hanya karena ‘bosan’. Tapi tidak masalah, aku bersumpah tidak akan melepasmu lagi.”Wanita yang tidak lain adalah Siska itu memangkas jarak. Dia berjalan menyusuri meja untuk lebih dekat dengan Aji.“Malam ini, biarkan aku membantu melepas kancing bajumu ya, Sayang.”Siska melepas satu demi satu kancing kemeja Aji. Dia tersenyum genit melihat dada sang mantan yang bidang dan berotot.“Ini sangat indah. Aku akan membuatnya menjadi lebih indah.”Siska mengeluarkan lipstik dari dalam tasnya. Dia mengoleskannya pada permukaan bibirnya yang ranum. Lalu, dia menekankan jari di bibirnya. Warna merah dari bibirnya yang masih basah pun berpindah ke jari-jari tersebut.“Aku hiasi dadamu dengan bekas bibirku ya.” Siska menempelkan cap bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-22
Baca selengkapnya

Bab 119

Mawar merapatkan gigi-giginya melihat Retno mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Pertunjukan menarik akan dimulai bersama dengan terbukanya pintu ruangan Aji. Akan tetapi, belum sampai menyentuh pintu, Retno telah menurunkan kembali tangannya.Mawar menjadi sangat gemas ketika Retno menggelengkan kepala. Rasanya, dia ingin sekali menendang pintu itu sekarang juga. ‘Kenapa lama sekali sih? Buka gitu aja lemot banget persis ortaknya! Dasar kampungan!’ Dia nyaris berteriak karena dongkol.“Lebih baik aku membukanya langsung. Mas Aji pasti akan kaget lihat aku tiba-tiba ada di ruangannya.”Mawar tersenyum lagi mendengar ucapan iparnya. ‘Manis sekali! Kita lihat, siapa yang akan lebih terkejut nanti. Mas Aji, atau ... kamu Mbak,’ imbuhnya dalam diam.Lengkungan di wajah Mawar semakin lebar saat Retno telah memegang gagang pintu. Terlebih ketika gagang itu ditekan dan didorong.Suara pintu yang terbuka menjadi bunyi paling indah yang pernah Mawar dengar selama ini. Dia segera merapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-22
Baca selengkapnya

Bab 120

Aji berlari ke tempat parkir setelah menerima telepon dari Mawar. Di kepalanya kini terbayang wajah Retno yang menangis melihatnya melakukan entah bersama Siska. ‘Kenapa ini bisa terjadi, Tuhan?’ Dia kembali mengulangi pertanyaan yang sulit dijelaskan meski Siska telah menceritakan apa yang terjadi. “Di mana Retno?” “Mbak Retno sudah pergi, Mas. Saat aku turun, dia sudah tidak ada.” Mawar menjelaskan dengan wajah panik. “Ya Tuhan, maksudmu dia menyetir sendiri?” “Ya, Mas. Mobil yang kubawa tidak ada. Mana Mbak Retno lagi hamil lagi. Itu masih belum seberapa, dia menyetir dalam keadaan marah. Ya ampun! Kamu tega banget Mas.” Aji menggeleng. “A-aku tidak tahu Mawar. Kita pulang sekarang. Semoga Retno baik-baik saja.” Aji mengemudikan mobilnya dengan tergesa. Sepanjang jalan Mawar terus mengomel, memojokkan Aji. Tentu saja hal itu membuat Aji merasa semakin bersalah. Meskipun dia tidak merasa melakukan hal yang melampaui batas, bekas lipstik, juga bau parfum Siska yang melekat di t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status