Untuk pertama kalinya, Aji merasa begitu damai. Entah mengapa selama ini resah di hatinya membuat napasnya kurang lega.Dia menatap Retno yang sedang meletakkan makanan di meja. Pria itu menyangga dagunya selagi bibirnya tidak berhenti tersenyum.“Ini sayur asem kesukaanmu, lengkap dengan sambal terasi, ikan asin, dadar jagung, dan tempe goreng.” Retno tertawa saat duduk di samping Aji. “Aku kadang merasa lucu kalau ingat makanan favoritmu versi lama. Ya Tuhan, sepertinya kamu memang sudah ketularan aku, Mas. Jadi kampungan. Selera makanmu berubah total Mas, jadi seperti seleraku.”“Aku tahu.”Retno menirukan sang suami, yakni meletakkan tangan kanannya di atas meja untuk menyangga dagu. “Kenapa kamu diam? Kangen Mama dan Mawar? Pengen pulang?”Aji menggeleng. “Entah ini dosa atau tidak, tapi aku merasa begini lebih baik. Selama kita menikah, aku belum pernah setenang ini Sayang. Hatiku terasa hangat. Padahal, sebentar saja aku pisah darimu, rasanya dadaku sesak. Aku seperti tidak tah
Last Updated : 2023-02-28 Read more