Semua Bab Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku : Bab 131 - Bab 140

147 Bab

Bab 130

Mayang tersenyum getir mendengar perkataan Aji. Dia melirik sesaat ke arah Siska dan Mawar sebelum berkata, "Ma-maksud kamu apa, Nak? Mama tidak mengerti."Aji menggertakkan gigi-giginya. Hal itu membuat rahangnya mengeras. Sedangkan tangannya yang ada di atas meja tampak mengepal.Melihat hal tersebut mawar menelan ludah. Perasaannya menjadi tidak enak. Dia tahu bahwa sang kakak sedang sangat marah.Karena Aji masih diam, Mayang berinisiatif untuk bertanya kembali. Dia mengulurkan tangan untuk memegang tangan putranya yang terkebal. "Aji," panggilnya lirih saja.Aji menarik tangannya, membuat ibunya terkejut. "Mama jangan pura-pura tidak mengerti. Aku tahu semuanya. Oh bukan. Kami tahu semuanya. Ya, aku dan Retno. Rencana busuk kalian. Perbuatan kalian yang sudah sangat melampaui batas." Aji tersenyum kecut.Tentu saja Aji merasa sangat kecewa. Mengapa keluarganya sendiri malah membantu orang lain untuk merusak rumah tangganya dengan Retno.Mayang tersenyum. Dia lagi-lagi bertingkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-05
Baca selengkapnya

Bab 131

"Sejak istriku pergi dari rumah itu, aku tidak akan pernah kembali." Wajah dan nada bicara Aji begitu dingin.Batin Mayang seperti tersambar petir. Hatinya remuk redam. Aji adalah putra satu-satunya, kebanggaannya, tulang punggungnya, meski sekarang dia masih berada satu meja dengan Aji, rasanya begitu sesak membayangkan putranya itu tidak pulang lagi.Mayang jelas merasa syok. Namun, dengan susah payah dia menahan air mata, dan masih berusaha untuk tersenyum."Jangan bicara seperti itu, Aji. Meski hanya bercanda, rasanya Mama-""Aku tidak bercanda," sergap Aji memotong ucapan sang ibu. Suasana menjadi beku. Mereka para wanita yang biasanya selalu banyak bicara, kini diam tak bersuara."Baiklah, aku rasa sudah cukup. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Silakan kalian semua pergi dari restoran ini." Aji berdiri hendak beranjak dari ruang pertemuan itu. Namun, ketika dia telah dekat dengan pintu, sebuah pertanyaan menghentikan langkahnya."Jadi semua ini hanya karena Retno?!"Aji mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Bab 132

"Banyak." Wajah Siska memerah karena amarah yang menumpuk. Dia sudah sangat muak dengan semua omong kosong!Mayang dan putrinya saling menatap satu sama lain. Mereka tidak mengerti setan apa yang merasuki Siska hingga dia berubah drastis seperti ini."Siska, mari kita bicarakan ini baik-baik. Tante mengerti, kamu pasti kecewa dan kesal dengan sikap dan keputusan Aji, tapi kamu jangan menyerah, jangan putus asa. Tante dan Mawar akan selalu mendukungmu. Tante tidak akan pernah menerima Retno sebagai menantu. Sedangkan kamu, sungguh, Tante bahkan menyayangimu seperti putri sendiri."Dengan suara bergetar, Mayang melanjutkan, "Rasanya tidak rela jika putra kesayangan Tante bersama dengan wanita itu hingga akhir hayatnya." Dia mengusap pipinya yang basah oleh air mata.Dari ketiga wanita itu, jelas Mayang-lah yang paling tidak rela dengan keadaan ini. Jika Aji terus bersama Retno, dan tidak mau kembali ke rumah mereka, itu artinya, dia benar-benar telah kehilangan putranya.Sebelum ini Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

Bab 133

Mawar mengepalkan tangannya sebelum menghentakkannya di permukaan trotoar ketika melihat mobil Siska melaju meninggalkan mereka.“Aduh!” rintihnya kesakitan sendiri.Mawar melihat wajah ibunya yang pucat. Jantungnya berdetak cepat. Ketika itu perasaannya bercampur aduk. Dia kesal, marah, cemas, sekaligus takut. Tentu dia tidak ingin ucapan Siska menjadi kenyataan.“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Dia bertanya pada diri sendiri.Mawar melihat ke kanan dan ke kiri, kalau-kalau ada mobil yang melintas. Dia bermaksud untuk menumpang, agar ibunya bisa segera ditangani dokter. Tapi sungguh sial! Jalanan itu begitu lengang.‘Dasar wanita tidak punya hati! Dia pasti sengaja menurunkan kami di sini karena tahu kalau jalan ini sangat sepi. Bagaimana mungkin ada orang sesetan itu? Aku tidak menyangka Mbak Siska begitu keji!’ Mawar memegangi kepalanya dengan frustrasi.Dia berpikir keras. Lalu dia mengomel, “Mama kenapa mesti pingsan sih? Apa Mama tidak tahu, ini sangat merepotkan. Kita sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Bab 134

Retno mengunjungi Aji di ruangannya. Dia berdiri di ambang pintu, melihat sang suami yang berdiri melihat ke luar jendela kaca, tanpa suara, tanpa bergerak. Sesekali suaminya itu tampak menghela napas panjang.Dengan perlahan Retno berjalan memasuki ruangan Manajer Restoran. Aji yang bergeming sepertinya terlalu fokus dengan pikirannya sendiri hingga tidak menyadari kedatangan Retno.“Mas,” panggil Retno sambil memegang lengan Aji.Jelas sekali kalau Retno berbicara dengan suara pelan saja. Dia juga tidak melakukan gerakan dengan hentakan. Namun, begitu saja berhasil membuat Aji tersentak kaget. Reaksi suaminya itu membuat Retno semakin yakin bahwa Aji memang tidak sedang baik-baik saja.Meskipun demikian, saat ini Aji tersenyum lebar. Sambil memegang pipi Retno dia memuji, ‘Kamu cantik sekali, Sayang.”Retno tertawa kecil. “Berapa kali kamu akan mengatakannya dalam sehari?”Sebagai jawabannya, Aji hanya mengangkat kedua pundaknya. “Aku bahkan khawatir angka-angka tidak bisa mewakili
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

Bab 135

Alih-alih memarahi Mawar. Aji bahkan tidak mengangkat panggilan itu dan memilih untuk memastikan ponselnya. Tentu saja tindakannya membuat mata Retno terbelalak. Pasalnya, tidak mungkin Mawar berani menelepon setelah kakaknya murka padanya, kecuali memang ada keadaan mendesak atau bahkan darurat.Namun Aji sudah terlanjur kecewa."Sayang, sejak aku tahu mereka dengan sengaja berusaha membuatmu pergi dari rumah, sejak saat itu juga aku menganggap mereka ingin aku pergi juga meninggalkan rumah itu. Dan, aku tidak akan pernah kembali walau apa pun yang terjadi. Termasuk, tidak akan menemui mereka lagi."Aji berbicara sambil tersenyum, tetapi intonasinya tegas. Lalu, dia menekankan satu hal."Jadi Sayang, berhentilah memikirkan mereka. Tidak perlu mendekat lagi pada orang-orang yang benar-benar tidak mengharapkan keberadaan kita. Lebih baik, kita fokus pada kehamilanmu."Aji memegang pipi Retno dan mengelusnya dengan ibu jari. Kemudian, pria itu pergi dari ruangan itu.Retno yang melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-17
Baca selengkapnya

Bab 136

Mayang bergeming. Tentu saja dia ingin Aji ada di sampingnya sekarang. Jika itu putranya yang dulu, Mayang sangat yakin, Aji pasti akan begitu cemas terhadap keadaannya, bahkan mungkin sampai menangis. Namun, setelah semua yang terjadi, Mayang bahkan ragu apakah putranya masih mau menemuinya lagi atau tidak.Mayang sadar benar, dia telah membuat Aji kecewa berkali-kali. Dia telah menyia-nyiakan kepercayaan putranya. Kini, dalam sakit, Mayang merasakan sesak yang mendalam di dadanya. Rasanya, ada nyeri hebat yang melanda sudut hatinya."Tidak perlu, Sus. Terima kasih banyak. Aku khawatir membuatnya cemas. Aku tidak mau menganggunya bekerja." Mayang berusaha keras untuk tidak menangis.Perawat yang bisa melihat kesedihan di wajah Mayang hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pergi untuk memberi kesempatan pada Mayang agar bisa leluasa mengeluarkan air matanya.Dan, terjadi. Mayang menumpahkan kepiluannya. Tapi dia menjaga supaya isakannya tidak menarik perhatian. Dia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 137

Mayang hanya bisa menangisi Mawar yang melenggang pergi usai mengomel dan berbicara kasar padanya. Masih hangat dalam ingatan, bagaimana anak gadisnya itu dulu sangat sayang dan manja padanya. Mayang tidak tahu, apakah sikap buruk Mawar sekarang karena kesalahannya atau tidak.Jika diingat-ingat, dialah yang menanamkan kebencian dan keangkuhan pada putrinya sendiri. Mayang sering bersikap kasar dan berbicara buruk kepada siapa saja di hadapan putrinya. Dia bahkan kerap melibatkan Mawar untuk melakukan hal yang sama. Itu sebabnya, dia merasa tidak berhak menghakimi atau menyalahkan putrinya sekarang. Jangan-jangan, Mawar hanya meniru dirinya.Tapi menjadi tua dan terabaikan bahkan tersakiti adalah hal yang menyesakkan. Mayang tidak tahu, apa dia sanggup hidup dengan keadaan seperti ini. Rasanya sangat menyedihkan. Dia memiliki dua anak, tetapi sekarang hanya sendirian di rumah megahnya. Satu anaknya membencinya, sedangkan yang lainnya tidak mengurusnya dengan kasih sayang.“Aku tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 138

Mayang menarik napas panjang sebelum menjawab, “Santi, maaf ya, sepertinya aku belum bisa bantu kamu.”“Lho, memangnya kenapa kamu tidak mau bantu aku, Mbak?”“Bukannya aku tidak mau membantu, tapi aku tidak bisa, San. Kamu tahu sendiri hubunganku dengan Aji dan Retno tidak baik. Tapi Santi, aku akan usaha bantu kamu. Kamu bisa memakai tabunganku dulu.”Santi tertawa. “Mbak, memangnya berapa tabunganmu? Biarpun kamu memberikan semua tabunganku, itu tidak akan cukup meski hanya untuk bayar catering. Aku nggak nyangka kamu egois banget, Mbak. Ketika kamu memerlukan bantuan, aku selalu menyanggupi bahkan melakukan lebih dari yang kamu minta. Aku tidak pernah punya masalah dengan Retno, tapi aku membencinya setengah mati dan bersikap buruk padanya setiap saat hanya karena kamu benci pada menantumu. Jika bukan karena kamu, tentu sekarang hubunganku dengan Retno dan Aji baik-baik saja. Semua rusak karena kamu, Mbak!”“Aku minta maaf, San. Aku benar-benar tidak bermaksud begitu. Aku juga san
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 139

Setelah sarapan bersama, Retno berpisah dari Aji karena perbedaan agenda. Retno ada jadwal untuk memeriksakan kandungannya di rumah sakit, sedangkan Aji tidak bisa menemani sang istri karena ada pertemuan penting dengan calon klien yang hendak menyewa restoran untuk rapat bulanan asosiasi para pengusaha setempat.Kini, dengan diantar seorang sopir dan ditemani asisten rumah tangga, Retno dalam perjalanan ke rumah sakit. Dia masih belum bisa melepaskan bayang-bayang mertua dalam pikirannya. Entahlah, tapi dia merasa mertuanya sedang tidak baik-baik saja.‘Apa aku telepon Mama saja?’ Retno bertanya pada dirinya sendiri. Dia memandangi layar ponselnya yang menampilkan nomor telepon Mayang lengkap dengan potretnya bersama Mawar dan Aji.Menyaksikan senyum sang mertua, hati Retno menjadi gusar. Pasalnya, ketika masih tinggal di rumah Mayang, dialah orang yang merawat wanita paruh baya itu. Retno tahu pasti bagaimana kondisi kesehatan sang mertua. Dia khawatir, keributan yang terjadi akan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status