Semua Bab Pawang Cinta Ternyata Jodoh: Bab 21 - Bab 30

40 Bab

BAB : 21

Kalina dan Ken berada di sebuah pusat perbelanjaan. Saat hendak memasuki sebuah brand pakaian wanita, Kalina malah menghentikan langkahnya ketika di depan pintu masuk.“Kenapa?” tanya Ken.“Kak, sepertinya otak Kakak sedang bermasalah deh,” ujar Kalina.“Maksud kamu apa?” Berani-beraninya mengatakan otaknya bermasalah. Padahal tadinya tak sanggup mengeluarkan kata kata di depannya.Kalina meletakkan tepalak tangannya di dahi Ken, untuk memastikan apakah dia masih baik-baik saja atau tidak. Kali aja suhu tubuhnya meningkat.Ken menyingkirkan tangan Kalina di dahinya.“Kamu pikir aku sedang sakit?”“Sepertinya begitu,” jawabnya. “Otakmu bermasalah, ya, Kak? Atau di rumah tadi mengalami benturan?”Ken menatap Kalina horor. Apa-apaan gadis ini mengatakan otaknya bermasalah, dikira dirinya sedang berada dalam mode tak normal kali, ya.“Kalina ... kamu itu sahabat dari adikku, kan?”Kalina mengangguk cepat. Ya ... berharap banyak dalam hatinya ada status tambahan untuknya dari Ken. Hmm ...
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 22

Mencoba membuka matanya yang terasa berat untuk dibuka. Seperti seonggok iblis sedang bertengger di kelopak matanya.Ia ingat, tadi siang bersama dengan Zean di kamar ini melakukan ... bukan, hanya ciuman. Lalu, apalagi? Ia bahkan tak ingat. Apa matanya begitu mengantuk hingga tak mengingat kejadian tadi siang. Ah, semoga saja ia tak sampai melakukan hal aneh-aneh tadi dengan dia.Duduk dengan mata yang masih mengantuk parah. Memeriksa kondisi pakaiannya yang ... lega, untungnya semua masih normal. Bukan berpikiran buruk pada Zean, hanya saja siapa yang dapat menebak apa yang akan terjadi, kan.Mengarahkan pandangan pada jam di dinding. “Gila! Udah mau jam 12 malam dan gue baru melek. Astaga! Berasa habis minum obat tidur satu botol.” Tersentak kaget. Berpikir jika ini masih sore. Ternyata sudah tengah malam.Menyingkirkan selimut yang menutupi badannya dan mulai beranjak dari tempat tidur.“Kak Zean juga main pergi gitu aja,” gerutunya.Dengan langkah gontai berjalan menuju pintu kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 23

Haruskah waktu begitu cepat berputar. Ayolah, ia baru tidur beberapa menit yang lalu dan sekarang sudah pagi aja. Apa jam nya yang salah? Sepertinya tidak, karena sedari tadi ia sudah mendengar gedoran pintu kamar. Itu permulaan, tapi sekarang justru kehebohan mamanya langsung menyerang pendengarannya.“Mama ... aku masih ngantuk. Lima menit lagi, ya,” rengeknya kembali merebahkan badan. Sedangkan Kalina, sobatnya itu justru sudah melipir langsung menuju kamar mandi. Sepertinya dia tak tahan dengan suara terompet mamanya saat membangunkan.“Kakakmu udah siap mau sarapan, kamu masih anteng dibalik selimut. Cepatan bangun! Kalau enggak ...”Serena langsung bangun dan beranjak dari tempat tidur dengan cepat sebelum mendengar ancaman itu. Sebelum mendengar pun, ia sudah memastikan ancaman apa yang akan diberikan mamanya.Melihat tampang ciut Eren yang langsung berlari menuju kamar mandi, membuat Norin terkekeh. Apalagi saat mendengar kehebohan dua gadis itu di kamar mandi. Bagaimana tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 24

Mondar-mandir dengan rasa cemas yang menyelimuti hatinya. Bekas darah yang sudah mengering di seragamnya masih tercium bau anyir, itupun terabaikan akan perasaan cemasnya akan kondisi Kalina.Ayolah, sobatnya itu tak punya keluarga di sini, bagaimana mungkin ia bisa tenang. Pikiran buruk langsung menyeruak memenuhi isi otaknya. Berpikir jika luka yang dia terima hanya luka kecil, tapi ternyata lumayan dalam hingga harus mendapatkan beberapa jahitan.“Serena.”Panggilan itu membuat Eren yang panik dan khawatir seketika berbalik badan saat ada yang menyebut namanya.“Kak Zean.”Langsung saja ia menghampiri Zean dan memeluk cowok itu erat. “Aku takut Kalina kenapa-kenapa, Kak,” ujarnya.“Udah, kamu tenang aja. Dokter pasti akan melakukan hal yang terbaik,” terang Zean menenangkan hati Eren.Tak lama kemudian Ken juga datang. Tebaklah seperti apa tampang kakaknya itu saat ini. Berasa mengkhawatirkan kekasih pujaannya tahu, nggak. Itu terlihat jelas di wajah dia.“Di mana dia?”“Masih dita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 25

“Kamu mau kemana?” tanya Norin pada Eren yang sudah siap seperti mau pergi.“Rumah sakit, Ma ... nemenin Kalina. Kebayang kalau Kakak yang di sana, auto masuk ICU Kalina ntar mendapatkan sikap aneh putra mama yang satu itu,” jelas Eren tertawa.Bukan apa-apa, hanya berpikir saja kalau Kalina berada dekat Ken kan bawaannya auto meninggoy. Bisa heboh kan jadinya. Diberikan sikap manis saja, udah bikin mata sobatnya itu tak tidur semalaman, apa kabar kalau ken menjaga dia.“Ini Mama mau ke rumah sakit sama Papa. Kamu di rumah aja, nanti Ken Papa suruh pulang” jelas Wira yang sudah bersiap.Eren mengangguk setuju atas saran mamanya.Terdengar suara deru mobil memasuki area pekarangan rumah. Bisa dipastikan siapa yang datang. Tak lama langkah kaki itu memasuki rumah.“Loh, kok Kakak pulang? Kalina sendirian dong,” komentar Eren ketika tahu kalau yang datang adalah kakaknya.Segera berjalan menemui dia yang baru turun dari mobil.“Kok Kakak pulang?” “Males aku nemenin dia. Cerewet, Aneh,”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 26

Pagi ini dirinya berangkat sekolah masih diantar oleh kakaknya tercinta, tersayang dan ternyebelin. Terkadang berharap banyak jika Ken segera punya gebetan agar tiap pagi dia punya tugas mengantar pacarnya kerja atau apapun itu. Hingga dirinya bisa bawa mobil sendiri. Berasa anak manja banget dirinya yang harus diantar jemput sekolah dan kemanapun nggak dapat ijin bawa mobil sendiri.“Kakak kuliah?” tanya Eren saat mobil berhenti di dekat gerbang sekolah.Ken mengangguk menanggapi pertanyaan adiknya.“Kak Zean?”Ken memberikan tatapan tajamnya pada Eren. “Kamu pacarnya atau bukan, sih? Harusnya tahu kapan dia kuliah dan kapan jadwalnya libur. Jangan hanya dia saja yang mengetahui segalanya tentang kamu.”Eren memutar bola matanya malas saat ocehan Ken kembali menyerangnya. Padahal biasanya ia bertanya juga aman-aman aja, kenapa sekarang malah sewot. Fiks lah, dia memang lagi PMS.Menyambar dan mencium punggung tangan kakaknya itu. “Aku masuk dulu,” pamitnya.“Suruh dia menemuiku,” res
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 27

Hanya tidur-tiduran di rumah sakit, rasanya itu sesuatu banget loh. Sebagai makhluk yang diciptakan dengan sikap aktif yang luar biasa, tentu saja ini terasa menyiksa. Lebih menyiksa lagi saat memikirkan Kenzie. Karena masalah kemarin, sampai hari ini dia nggak menampakkan wajah lagi di depannya. Ngenes banget rasanya. Seperti sebuah amunisinya untuk bertahan hidup tiba-tiba habis. Padahal kemarin dirinya lah yang bersikap aneh pduluan pada dia.Seorang dokter masuk dan menghampirinya yang ditemani oleh Wira..“Dokter, saya udah boleh pulang, kan. Di sini ngebosenin banget. Toh saya juga nggak kenapa-kenapa, dok,” terangnya dengan nada memberengut.Dokter itu tersenyum padanya.“Untuk itulah saya ke sini memeriksa kondisimu. Sekalian, kita cek darah ... untuk memastikan.”“C-cek darah?”“Iya.”“Itu artinya, darah saya diambil gitu, kan, dokter?”“Namanya cek darah, tentu saja harus ngambil sample darahmu dong, Sayang,” tambah Norin menjelaskan.Demi apalagi ini, dirinya harus dihadap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 28

Saat pelajaran terakhir usai, ponselnya berdering. Terlihat, nama Zean lah yang tertera.“Ya, Kak?”“Aku tunggu di depan gerbang, ya.”“Oke,” jawabnya.Segera membereskan peralatan tulisnya ke dalam tas. Selesai, ia pun keluar dari kelas dengan langkah cepat.Dari kejauhan terlihat sosok yang meneleponnya barusan sudah berdiri di samping mobil. Langkahnya semakin ia percepat dan senyuman hangat pun menyambutnya.“Kakak udah lama?”“Nggak, sih,” jawabnya sambil membukakan pintu mobil untuk Eren.Zean melirik waktu di jam tangannya saat keduanya sudah berada dalam mobil.“Hari ini nggak ada pelajaran tambahan, jadi ... hari ini jadwalmu bersamaku.”Dahi Eren berkerut mendengar pernyataan Zean.“Kenapa ekspressimu begitu? Kamu nggak mau nemenin aku?”“Tumben.”“Masih berharap hadiah ulang tahun dariku?”“Beneran?”Wajahnya seketika sumringah saat mendengar itu. Ayolah ... tadinya ia memang rada kesal saat Zean tak memberikannya sebuah kado ulang tahun untuknya. Padahal kan keduanya baru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 29

Saat Zean mengajaknya punya hubungan lebih dekat dengan status pacaran, ia masih mau, karena memang mengharapkan Zean lah yang menyandang status itu. Ia butuh dia. Tapi sekarang, saat dia mengajaknya menikah, jujur saja ia benar-benar kaget.Bukan menolak atau mau berkilah jika dirinya tak menginginkan Zean, bahkan sangat ingin. Hanya saja kalau untuk menikah ... rasanya kok begitu cepat.“Eren ...”“Kakak bicara apa, sih?” memasang ekspressi datar.“Menikahlah denganku, Serena. Aku mau kamu.”Eren beranjak dari posisi duduknya. “Kak Zean, maaf ... bukan menolak, hanya saja jika untuk menikah rasanya kok terlalu cepat.”Zean beranjak dari posisinya dan berdiri berhadap-hadapan dengan Eren.“Aku nggak mempermasalahkan statusmu.”“Bukan itu yang ku maksud,” bantah Eren. “Aku hanya merasa ini terlalu cepat untukku pribadi, bukan untuk dirimu ataupun kita. Aku tahu seperti apa kamu, sebaik apa dirimu ... aku yakin itu. Hanya saja aku tak yakin dengan diriku sendiri. Paham, kan, apa maksud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

BAB : 30

Ken keluar dari kamar, berbarengan dengan papanya yang juga abru keluar dari kamar Eren. Menghampiri, kemudian menyambar dan mencium punggung tangan laki laki paruh baya itu.“Aku keluar dulu, Pa,” pamitnya.“Kamu mau kemana lagi? Papa mau ke rumah sakit, Mama masih ada di sana sama Kalina. Eren di rumah loh. Lihat kondisi dia sekarang, kan ... setidaknya bujuk dia, kasih dia penjelasan. Biasanya dia akan mendengarkanmu daripada Papa.”“Aku bingung cara ngasih penjelasan lagi sama dia. Oke, aku tahu pemikirannya masih terlalu cepat untuk masalah ini, tapi harusnya dia paham mana yang benar dan mana yang merupakan sebuah kebohongan ataupun keterpaksaan, kan, Pa.”“Jadi, yang dilakukan Zean sia sia?”Ken mengangkat kedua bahunya. Karena ia bingung harus menanggapi seperti apalagi.“Aku mau ketemu sama Zean dulu, Pa. Seperti yang dia bilang di awal ... nggak akan memaksa jika Eren memang nggak mau. Dan hasilnya, gadis itu menolak. Itu berarti dia akan pergi.”“Papa nggak tahu untuk masal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status