Home / Romansa / Pawang Cinta Ternyata Jodoh / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pawang Cinta Ternyata Jodoh: Chapter 41 - Chapter 50

55 Chapters

BAB : 41

Belum sampai di rumah, mungkin sekitar setengah perjalanan Zean kembali menghentikan laju mobilnya saat ponselnya berdering. Saat ia lihat, ternyata panggilan dari Ken."Hallo.""Lo di mana?" tanya Ken."Ini udah di jalan, mau pulang ngaterin Serena.""Bisa ambil tugas tadi siang ke rumah lo nggak. Habis itu baru antar Eren ke sini.""Oh, oke."Zean yang tadinya ingin langsung mengantarkan Serena pulang, kini memutar laju kendaraannya menuju kediamannya."Kak Ken bilang apa, Kak?""Ke rumah ku bentar, ya ... mau ambil tugas.""Hmm," angguk Serena menyetujui.Sampai di kediaman Zean, Serena malah ikut turun dan mengekori langkah cowok itu memasuki rumah. Sepi, sunyi, itulah yang benar benar terasa di dalam rumah ini. Ya, bagaimana tidak ... Zean hanya tinggal sendirian. Tak ada orang tua, penjaga, apalagi asisten rumah tangga.Duduk di kursi yang ada di rumah tamu, sementara Zean menuju kamarnya untuk mengambil benda yang diminta kakaknya. Tak lama, terdengar langkah kaki cowok itu yan
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 42

Sebenarnya Zean bukan tak berniat mengurus bisnis yang diberikan oleh papanya secara keseluruhan, hanya saja ia tak enak jika semua itu diberikan padanya. Toh, sebagai anak tunggal pun semua itu memang berhak didapatkannya. Tapi, ia juga berpikir pada saudara tirinya yang juga turut andil dalam pengembangan usaha papanya.Bisa dikatakan untuk usaha di sini adalah tanggungannya semua, tapi tak berniat turun langsung. Rasanya lebih enak jika salah satu orang kepercayaan papanya saja yang mengurus dan ia lebih memilih untuk main di belakang layar. Ya, meskipun begitu ... tetap saja terkadang ia sendiri yang terjun langsung. Karena nggak semua hal diberikan wewenang oleh papanya untuk ambil alih. Jarum jam sudah berada di angka 2 dini hari, itu artinya sudah beberapa jam ia duduk di kursi yang di meja dipenuhi oleh beberapa tumpukan map berkas berkas pekerjaan.Sesekali memicingkan kedua mata dan memijit pelipisnya singkat, ketika rasa capek mulai melanda. Tapi untuk berhenti sepertinya
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 43

Sampai di kampus, Serena tak langsung turun dari mobil. Ia seakan masih berpikir panjang tentang kehidupannya beberapa hari lagi dengan sttaus yang berbeda tentunya."Ren, udahlah ... jangan mikirin sampai bikin waktuku terbuang percuma," komentar Ken kesal.Serena menatap Kenzie dengan wajah aneh. Seakan akan sebuah tanda tanya besar sedang nemplok di otaknya.Tahu situasi, bahkan ia feeling saja dengan pertanyaan yang akan diutarakan adiknya ini padanya."Kak, rasanya ...""Jangan bertanya apa apa atau membahas apapun denganku masalah pernikahan. Mending kamu konsultasi langsung sama Zean. Dia nanti yang akan jadi suamimu," timpal Kenzie langsung memotong perkataan adiknya."Ish, aku belum juga nanya ... udah main serobot aja.""Karena aku tahu apa yang akan kamu tanyakan.""Kan aku takut," responnya bergidik ngeri."Tapi jangan membahas masalah itu denganku juga dong. Hal yang private, bahasnya sama Zean aja ... jangan denganku. Cepatan turun, aku mau ke kampus, loh."Serena malah
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 44

Jam pulang sekolah, saat keduanya tengah berjalan di koridor sambil ngobrol, tiba tiba seseorang menghentikan langkah keduanya. Sontak, membuat langkah mereka terhenti. Raut tak suka pun langsung terlihat saat mendapati siapa yang ada di depan mata."Berusaha menghindari masalah, tapi sepertinya masalah yang justru begitu semangat mendekati," gumam Kalina menggerutu."Apalagi?" tanya Serena dingin, menatap Sandra."Gue udah mutusin untuk nggak punya hubungan sama Glenn," ungkapnya langsung. "Gue udah mutusin Glenn, gaes."Serena menatap ke arah Kalina, kemudian kembali menatap tajam pada seorang pengkhianat yang ada dihadapannya."Trus, masalahnya buat gue dan Kalina, apa?" tanya Serena balik."Ren, pliss ... gue nggak mau kita ...""Jangan ada lagi kata kita!" bentak Serena pada Sandra. "Karena kita, hanya digunakan untuk sebuah hubungan yang baik. Elo sama gue, nggak punya hubungan apa apa. Sudah gue bilang, kan ... anggap aja sebelumnya gue khilaf pernah sahabatan dengan seseorang
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 45

Zean tadinya ingin menjemput Serena ke sekolah, tapi saat sampai di depan gerbang, justru area sekolah sudah tampak sepi dan kosong. Ditambah lagi saat bertanya pada penjaga di gerbang depan, mengatakan kalau semua siswa dan siswi semua sudah pulang.Berkali kali menelepon gadis itu, sekalipun panggilannya tak mendapatkan jawaban. Bahkan pesannya tak dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Seolah sengaja tak menjawab panggilan telepon darinya, atau malah ....Pemikirannya sudah tak baik, karena antara dirinya dan Serena juga tak sedang bermasalah."Ren, kamu kemana, sih? Bikin aku panik aja," gumamnya segera melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah.Tadinya ingin menelepon Kenzie untuk memastikan di mana Serena berada. Tapi ia memilih untuk langsung menemui sobatnya itu di rumah.Segera turun dari mobil dan berjalan cepat memasuki area rumah. Bertemu dengan Norin yang posisinya sedang duduk di ruang keluarga."Siang, Tante," sapanya menghampiri dan mencium punggung tangan wa
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 46

Pasrah, rasanya seolah tak ada tenaga lagi untuk lepas dari tempat menyebalkan ini. Bahkan rasanya seolah dihampiri oleh malaikat maut saja. Dari siang, hingga sore hari dan sekarang sudah malam ... bahkan keduanya seakan dibuat mati perlahan terikat di ruangan ini.Sunyi, sepi, gelap, pengap tanpa cahaya. Bisa dipastikan kalau saat ini waktu sudah larut malam. Atau bahkan tengah malam. Karena sayup sayup hanya terasa hembusan angin yang menerpa kulit. Terasa dingin, hingga keduanya terkadang sampai bergidik.Serena sebenarnya sedang menangis, hanya saja ia menahan suara tangisnya agar Kalina tak tahu. Takut jika sobatnya makin khawatir akan dirinya. Bukan takut gelap lagi, tapi justru karena tangannya saat ini yang terasa benar benar menyakitkan.Berharap banyak seseorang bisa menemukan keduanya di sini, hingga bisa lepas dari jeratan yang menyakitkan. Tapi, harapan seolah begitu jauh dan tak mau mendekat.Berniat untuk menghapus air matanya dengan seragam di bagian pundak, tapi just
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 47

Setelah mendapatkan telepon dari Kalina, Zean dan Ken segera menuju tempat yang di maksud. Yap, sekolahan. Tempat yang di awal jadi tempat pencarian dan tak menemukan apa apa, tapi justru di sanalah mereka berada.Zean mengemudi dengan kecepatan tinggi ... berharap cepat sampai. Jujur saja, hatinya terasa tak baik-baik saja saat ini. Bahkan sedari tadi siang Serena menghilang tak ada kabar, ditambah lagi dengan perkataan Kalina di telepon. Itu membuktikan jika feelingnya benar-benar terjadi.Kenzie menyenderkan punggungnya, dengan kedua mata yang ia pejamkan. Kondisinya sedang tak sehat, di saat adiknya dalam masalah. Tiba-tiba bersyukur dengan adanya Zean ... jadi seseorang yang bisa diandalkan perihal Serena. Tapi, kenapa hatinya malah justru fokus pada Kalina?"Lo baik-baik aja, kan?" tanya Zean pada Ken.Kenzie itu sedang sakit, jadi wajar jika ia khawatir akan kondisi sobatnya. Padahal tadi sudah ia minta untuk tetap di rumah, tapi tahu sajalah seperti apa kekeraskepalaan Ken sep
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 48

Kalina langsung tersentak saat mendengar perkataan itu. Karena posisinya masih fokus dengan pikirannya. Langsung menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya dengan kasar."A-apa, Kak?" Berusaha tetap tenang, dengan senyuman singkat yang ia berikan pada Kenzie.Ken menatap fokus pada Kalina, seakan sedang menelisik jauh ke dalam dua bola mata yang tampak memerah itu. Bagaimanapun dia berbohong, tetap saja ia akan peka."Kenapa nangis lagi?""Enggak," jawab Kalina.Ken mengapus air bening yang masih tampak tergenang di pipi Kalina dengan jemarinya. Tapi, sedikit terhenti ketika fokus matanya tertuju pada luka yang tampak di sudut bibir gadis itu."Masih membohongiku?""Aku baik-baik saja," ujar Kalina mengelakkan tangan Ken yang masih berada di wajahnya. Sentuhan Ken di wajahnya ... kenapa terasa begitu hangat hingga rasanya sampai menyentuh hatinya.Tiba-tiba hatinya kembali sedih, ketika mengingat keadaan Serena."Kak, apa Eren akan baik-baik aja? Aku takut dia kenapa-kenapa. Anda
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 49

Menyambar tangan Kalina dengan cepat dan menarik gadis itu hingga jatuh ke pelukannya. Dia berusaha lepas, tapi tentu saja tak ia lepaskan."Kak!""Apa aku ada salah? Kenapa sikapmu begini padaku?"Kalina diam. Ingin rasanya membalas pelukan ini, tapi bertahan untuk tak melakukan. Bingung harus mengeluarkan kata-kata apalagi. Di satu sisi, ia takut sikap Kenzie membuatnya baper sendiri. Tapi kalau mengakui perasaannya, tentu saja itu terasa memalukan. Dirinya sadar diri, seperti apa sosok gadis yang disukai oleh cowok ini. Yang jelas, ia tak termasuk ke dalam list itu."Lepasin aku, Kak," pinta Kalina."Nggak akan."Tapi di saat bersamaan, ponsel milik Ken malah berdering. Membuatnya mau tak mau malah melepaskan Kalina dari pelukannya. Bahkan dia dengan cepat berlalu pergi dari hadapannya."Kalina!"Ingin menyusul, tapi nama yang tertera di layar ponsel membuat niatnya terhenti."Ya, Pa.""Ken, kamu di mana, Nak? Serena udah ketemu? Mama udah lapor pihak kepolisian, tapi ternyata ..."
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB : 50

Mata Kenzie yang terpejam seketika terbuka saat mendengar sebuah kalimat ajakan itu. Bukan karena ajakan, tapi lebih tepatnya fokus pada sosok yang mengajaknya."Ayo, pulang denganku," ajak Kalina menyodorkan tangannya, berharap dapat sambutan dari Ken."Udah, pulang sana sama Kalina. Serena juga bakalan nyuruh lo pulang, kalau tahu kakaknya sakit, tapi malah di sini dengan udara dinginnya malam," terang Zean. "Kamu kuat bawa mobil, kan? Atau Papa minta supir untuk jemput aja?" tanya Wira pada Kenzie. Karena tak ingin mengambil resiko terburuk, dengan kondisi Ken yang sedang tak baik malah memaksakan untuk mengemudi."Aku bisa kok, Om," sahut Kalina ramah yang mendapatkan anggukan dari Wira."Nanti Kalina istirahat di rumah aja, ya. Sekalian bisa mantau kondisi Kenzie. Biasanya dia kalau lagi sakit suka rada ...""Ma ..." timpal Ken dengan ocehan mamanya.Norin malah tersenyum melihat ekspressi putranya yang tak terima dengan perkataannya.Kalina menarik kembali tangannya karena tak
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status