"Bu, Wita berangkat dulu bu"Aku berpamitan pada ibu yang sedang menyiram tanaman. Ibu tersenyum dan beralan kearahku. "Iya Wit, pergilah. Hati-hati yaa""Iya bu, ibu juga ya. Ingat yang sudah kira bicarakan tadi malam. Ibu harus fokus melihat kemana Lia bergerak dirumah ini.""Iya, tenang saja. Ibu akan awasi.""Jaga mas Erlan, Wita sudah pamit, dia tak akan mecari nanti. Pastikan Lia menganti popoknya dengan benar.""Iya, jangan khawatir yaa Wita"Aku tersenyum dan berjalan masuk kedalam mobil. Melambaikan tangan pada ibu dan mobilku melaju keluar gerbang.Berpura-pura baik pada orang yang sudah menghancurkan hidupmu itu penting. Karena aku tak akan membiarkan dia tenang dengan harta melimpah. Akan aku rampas segalanya, tak tersisa!"Kemantor bu?" Pak Budi bertanya. Membuatku melihat kearahnya."Iya... em, mungkin kebutik sebentar." Ucapku sembari memberi pesan pada Jeni untuk datang kebutik saja hari ini.Aku sandarkan tubuhku di kursi. Kemarin, aku dan ibu pulang larut malam. D
Read more