"Hm, permisi Eric, kamu harus pergi," ucap Mbak Giska sambil menarik pergelangan tangan ini. Ia seperti menghindar dari Eric."Oh ya, silakan, Giska, aku juga buru-buru," sahut Eric.Kemudian, kami pun kembali masuk ke mobil. Begitu juga dengan Eric, soal tabrakan tadi dilupakan begitu saja oleh keduanya.Sepanjang perjalanan Mbak Giska kebanyakan diam. Begitu juga dengan Tante Soraya, ia hanya melirik sesekali, tapi kepalanya digelengkan sambil tersenyum.Kulihat mata Mbak Giska sedari tadi menyoroti kaca spion tengah. Ia begitu fokus melihat ke belakang, membuatku sesekali menoleh ke arah mobil yang ternyata Eric."Dia ngikutin, Mbak," ucapku."Iya, ngapain sih, aku kesel deh kalau ada laki-laki seperti Eric ini. Kan jelas-jelas sudah memiliki tunangan, temanmu pula, Nurma," tutur Mbak Giska.Aku mengangguk sambil mengatupkan gigi. "Iya tadi kan dia bilang lagi ingat masa lalu, emang Mbak dan dia itu ...."Aku ragu bertanya detail padanya. Sebab, tidak mungkin menyecar Mbak Giska."
Last Updated : 2022-12-04 Read more