All Chapters of Silakan Pergi Bersama Selingkuhanmu, Mas!: Chapter 51 - Chapter 60

140 Chapters

Bab 51

Cinta itu sulit ditebak, apalagi wanita, ia mudah luluh dan termakan rayuan laki-laki. Aku hanya kasihan pada Mbak Giska, dimanfaatkan oleh Mas Firman. "Mbak, aku harap kamu sadar, ini salah. Tiga tahun loh, Mbak Giska dikhianati," ucapku mencoba menasihati Mbak Giska. Berharap mata hatinya terbuka dan melek mata untuk melupakan sosok lelaki yang sangat jahat itu. Mbak Giska menggigit bibirnya, ia terdiam menatap wajahku. Sesekali ia memalingkan mata ke lain tempat. "Aku ingin berikan dia pelajaran," jawabnya. Itu lagi yang ia utarakan, balas dendam dan ingin melihat Mas Firman sengsara, bukankah lumpuh sudah benar-benar membuat ia terpuruk? Meskipun awalnya aku sempat ingin menolong Mas Firman, tapi sekarang justru berpikir sebaliknya. Aku takut Mas Firman baik saat sakit saja, setelah sembuh, ia berubah lagi. "Memang gitu sih umumnya, kalau wanita sulit melupakan pria," sindir Tante Soraya. Mbak Giska menoleh, aku pun ikut menyoroti Tante Soraya. "Tadinya aku ingin membiayai
last updateLast Updated : 2022-11-20
Read more

Bab 52

"Kenapa dibiarkan masuk?" tanya Mbak Giska seakan mengintimidasi. "Maaf, Bu. Saya pikir .... "Belum selesai satpam baru itu berbicara, Mbak Giska sudah beranjak dan meninggalkanku. Akhirnya dengan langkah setengah berlari aku pun mengikutinya dari belakang. Airin berani sekali masuk rumah tanpa permisi dan keluar lagi. Aku berharap ia tidak mencuri apa pun yang ada di dalam rumah ini.Setelah masuk, kami berdua dikejutkan pemandangan yang berantakan, sepertinya Airin mengobrak-abrik rumah dengan sengaja. Apa yang kutakutkan benar terjadi, rumah berantakan, terutama dalam kamar Mbak Giska. "Kita kecolongan lagi, berati tadi Airin pamit ingin obrak-abrik rumah." Mbak Giska bicara dengan disertai banting tangan sebelah kanan. Sesekali ia merapikan hijab yang berantakan. "Coba cari surat-surat, Mbak. Takutnya hilang," usulku."Nggak, kalau itu tidak ada padaku, sebagian masih dalam proses, sebagian lagi ada pada Adnan," jawab Mbak Giska. Tubuhnya bolak-balik ke kanan dan kiri, tangan
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more

Bab 53

Aku bersyukur dengan apa yang telah terjadi. Kenapa? Dengan cepat Allah buka hati Mbak Giska untuk menyudahi balas dendamnya. Padahal awal mula ia pun sepakat untuk menyerahkan kasus ini pada pihak yang berwajib, tapi tiba-tiba saja wanita yang telah memutuskan menutup aurat itu berubah pikiran. "Tante Soraya, aku minta tolong ikuti mereka, aku akan membuat laporan ke pihak yang berwajib," pesan Mbak Giska. "Iya, Giska, kamu tenang aja. Tante juga udah hubungi Adnan kok," tambahnya membuat Mbak Giska mengernyitkan dahinya. Jari jemarinya mengusap kening, lalu menyandarkan kepala itu ke dinding. "Tante, maafin aku. Tadi sempat .... " Mbak Giska ingin bicara sesuatu tapi sudah dipotong oleh Tante Soraya. "Nggak usah bicara gitu, Tante tahu ponakanku seperti apa. Sudah, kamu tenang ya, toh Firman nggak bisa ngapa-ngapain, ia cuma bisa berbaring," jawab Tante Soraya. Kulihat senyum terukir kembali dari wajah Mbak Giska, aku ikut merasakan ada kebahagiaan terpancar saat Tante Soraya b
last updateLast Updated : 2022-11-22
Read more

Bab 54

Seorang laki-laki yang tengah duduk membelakangi kami menoleh, lalu melambaikan tangannya ke arah Mbak Giska. "Astaga, Eric!?" Raut wajah kakak maduku tersenyum semringah ketika menyebutkan nama itu. Kemudian, pria itu bangkit dan menghampiri kami. Lalu ia berdiri di hadapan Mbak Giska dengan mengulurkan tangannya. "Apa kabar, Giska? Lama kita tidak berjumpa, sekitar lima atau enam tahun lamanya," tutur pria berambut belah tengah yang mengenakan jas hitam celana hitam. "Baik, Eric. Aku pikir siapa. Kok kenal aku meskipun sudah berhijab?" Mbak Giska keheranan karena memang biasanya pangling ketika melihat orang yang terbiasa tidak pakai hijab kini mengenakannya. "Kamu ingat nggak waktu ada acara di kampus? Kan saat itu diwajibkan pakai hijab, kamu pakai dan kita sempat foto berdua. Jadi, aku kenal betul lah," tambah Eric membuatku ingin mesam-mesem sendiri. Mbak Giska menganggukkan kepalanya, aku lihat lengan tantenya menyenggol ponakannya genit. Aku kira hanya aku yang merasa in
last updateLast Updated : 2022-11-23
Read more

55

"Tapi polisi sudah meyakinkan ada Mas Firman, Tante?" tanyaku lebih detail. Tante Soraya menggelengkan kepala, lalu ia menunduk sebentar. "Kata polisi mobilnya udah dijual, tapi yang beli sempat kasih tahu alamat mereka jika mobil itu sewaktu-waktu bermasalah," terang Tante Soraya. Namun, penjelasan barusan, aku rasa tidak akan mungkin, Airin dan Mas Firman tidak mungkin sebodoh itu meninggalkan alamatnya yang sekarang. "Aku rasa ia sudah proses jual beli sebelum Mas Firman lumpuh, masa jual mobil secepat itu, Tante?" Aku benar-benar heran dengan apa yang terjadi saat ini. "Bisa saja dia jual murah, itu banyak kemungkinan, Nurma. Sekarang kita siap-siap aja ke lokasi." Aku menganggukkan kepala seraya menuruti apa katanya. Aku masuk kembali untuk mandi kilat supaya cepat ke lokasi. Berharap mereka tertangkap dan mulai mengikuti proses hukum. Mereka kabur karena tidak ingin ada jerat hukum, tapi justru kaburnya Mas Firman dan Airin membuat mata Mbak Giska terbuka lebar-lebar, bahw
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more

Bab 56

Fiuh! Cipratan air liur ia tuangkan ke wajahku. Sungguh wanita tidak tahu diri, ia telah berani bersikap seenaknya terhadapku. Tangan ini nyaris melayang ke pipinya. Namun, air liur yang sudah menyembur membuatku jijik sendiri dan harus segera mencucinya. Mbak Giska pun melirik sambil menggelengkan kepala seraya memerintahkan untuk tidak meladeninya. Aku putar badan, lalu membelokkan tubuh ini ke arah yang membelakangi mobil. Namun, suara perempuan itu menggelegar ke telingaku. "Puas kau Nurma? Tega kamu menjebak kami, dasar wanita tidak tahu diri!" teriak wanita yang ada di seberang sana, padahal aku sengaja pergi darinya supaya tidak berlanjut luapan emosiku karena sudah diludahi olehnya. Namun, ia malah berteriak seakan aku yang salah. Aku tidak pedulikan teriakan dan celotehannya. Langkah kaki ini tetap berlalu pergi darinya. "Bawa mereka ke kantor polisi, Pak." Aku bicara pada komandan yang berdiri tegak di hadapanku. Kemudian, mereka dibawa, aku lihat Mas Firman yang sed
last updateLast Updated : 2022-11-25
Read more

Bab 57

"Apa saya sedang bicara dengan Bu Nurma?" tanyanya lagi. Kali ini aku baru sadar dan engeh, kalau pria yang berada di ujung telepon adalah Adnan. "Adnan, apa ini kamu? Kenapa pakai nomor lain?" tanyaku padanya. Hening, seketika tidak ada suara apapun yang kedengaran. Setelah itu tiba-tiba saja suara seorang wanita menyambar di telinga ini. "Halo, Non Nurma, saya Tuti, cabut laporan untuk Pak Firman dan Airin yang melibatkan nama saya, atau nyawa Pak Adnan akan melayang dengan sia-sia berikut surat-surat berharga yang dibawanya." Aku terdiam, dada ini bergetar, mataku membulat dengan sempurna ketika ancaman seakan terdengar merobek gendang telinga. "Heh, ini Tuti? Kau ini buronan, berani ngancam saya?" timpalku membuat mata Mbak Giska kini fokus ke arahku, begitu juga dengan Tante Soraya, tiba-tiba saja ia mendekatiku dan ingin ikut mendengarkan. Mbok Tuti ini sosok wanita yang menurutku berani, sewaktu tinggal menjadi seorang asisten rumah tangga saja ia memperlakukanku seenakny
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

Bab 58

Tangan Tante Soraya menyentuh pundak Mbak Giska. Sepertinya ia ingin memberikan pendapatnya. "Semua keputusan ada di tangan kamu, Giska. Mempertaruhkan nyawa Adnan untuk menjebloskan orang-orang yang nyaris menghilangkan nyawamu atau merelakan para pengkhianat berkeliaran menghirup udara bebas tapi satu nyawa diselamatkan," papar Tante Soraya. Aku melihat wajah murung Mbak Giska. Betapa terjepitnya ia kali ini. Sebab orang kepercayaannya harus bertarung nyawa di sana. Di samping itu ada tindakan kriminal yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena sudah tiga tahun lamanya membuat kami menderita, terutama Mbak Giska sendiri. "Bagaimana aku bisa bingung? Sedangkan Adnan bertahun-tahun mengabdi terhadap keluargaku? Seharusnya tanpa berpikir lima menit aku sudah memberikan jawabannya," ucap Mbak Giska. Apa itu artinya Adnan yang dipilih Mbak Giska? "Jadi kamu mau selamatkan Adnan?" tanya Tante Soraya. Mbak Giska mengangguk. Sedangkan aku hanya mengukir senyuman. Satu sisi a
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

Bab 59

Aku tidak mendengar apa yang Mbok Tuti katakan pada Mbak Giska, yang kuperhatikan dari raut wajah kakak maduku itu menandakan tengah mendengarkan sesuatu. Kaki ini maju sedikit, supaya lebih dekat dan barangkali bisa mendengar suara Mbok Tuti bicara. "Saya bukan orang bodoh, kita sama-sama ketemu di kantor polisi, di sana akan saya cabut laporannya, dan akan menerima Adnan dengan utuh."Mbak Giska diam sebentar, tapi setelah itu ia mematikan ponsel genggamnya. Kurasa sudah ada kesepakatan antara keduanya. Semoga saja ini suatu keputusan yang benar. "Sudah, kita ke kantor polisi sekarang," ajak Mbak Giska setelah mematikan sambungan telepon dan menaruh benda pipih tersebut ke dalam tas. "Fix nih, Firman bebas?" Tante Soraya meyakinkan sekali lagi. "Ya, Tante. Salah kita juga saat melaporkan ke kantor polisi tanpa pendampingan pengacara, semua kita handle sendiri, dan tidak ada yang tahu juga bakal seperti ini," tutur Mbak Giska. Betul yang dikatakan olehnya. Kami mengira musuh su
last updateLast Updated : 2022-11-29
Read more

Bab 60

"Nggak mungkin mereka dibawa. Saya sudah berikan perintah untuk diam di sini!" Mbok Tuti menyanggah tuduhan yang aku lontarkan. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu bicara dengan seseorang. Mbak Giska terlihat kalut, jarinya digigit bagaikan wanita yang tengah mencemaskan suaminya. Padahal Adnan hanya orang kepercayaan, tapi ia kelihatan sekali khawatir terhadapnya. Aku menghela napas sambil meluapkan emosi karena bisa-bisanya aku percaya dengan Mbok Tuti. Namun, ketika hendak memutuskan masuk ke kantor polisi lagi, Mbok Tuti melambaikan tangannya. "Toro!" teriaknya memanggil seseorang. Ternyata orang kepercayaan yang berpenampilan preman itu muncul dari arah timur. Aku menyeruak memandang ke tempat sumber suara yang menyahuti Mbok Tuti, dan bahu turun seketika saat melihat sosok Tante Soraya dan Adnan muncul juga. Mereka mendekati kami termasuk Adnan dan Tante Soraya, "Maaf, Bu, tadi wanita ini kebelet katanya, jadi saya antar ke pom bensin di seberang sana. Mobil juga saya
last updateLast Updated : 2022-11-30
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status