Home / Urban / Di Balik Topeng si Pria Miskin / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 341 - Chapter 350

605 Chapters

Bab 342

“Apa yang kamu lakukan?” Raut muka Lintang seketika berubah drastis. “Pa, ada yang masuk ke dalam rumah!”N2 tidak peduli. Dia mendobrak pintu, kebetulan melihat Hadiman merobek baju Karen.“Kamu cari mati!” teriak N2, menggertakkan giginya, dan bergegas menghampiri pria itu.Hadiman menoleh dan melihat N2 dengan kaget, “Siapa kamu?”N2 menendang selangkangan Hadiman, langsung mengenai bagian itu, menjambak rambut pria itu dengan satu tangan, dan memukulkannya kepala pria itu ke kusen pintu.“Non Karen!” N2 tidak memedulikan Hadiman dan segera melihat Karen.Setelah melihat wanita itu, N2 merasa dirinya ingin meledak karena marah.Karen memiliki luka di sekujur tubuhnya. Ada darah yang membeku menjadi koreng, yang tampak mengerikan. Terutama punggung tangannya yang sudah terluka parah.“Kamu ….”“N2...” Karen mengenali N2, terisak, dan mengulurkan tangannya untuk meraih lengan baju pria itu.“Jangan khawatir ....” Mata N2 memerah.“Kamu cari mati ....” Hadiman sudah bangun dari lantai.
Read more

Bab 343

“Jangan!” teriak Karen, bergegas keluar dari ruangan.Lukman mengangkat kepalanya dan menatap Karen dengan ekspresi galak, “Berhenti! Jangan bergerak! Kalau kamu bergerak, aku akan membunuhmu sekarang juga!”Karen bergidik. “Karen, apa yang kamu lakukan? Lukman sudah berkata begitu dan kamu masih berani bergerak? Apa kamu mau membuat kami terbunuh?” Ivana juga menangis ketakutan. Wajahnya pucat.Lukman meletakkan pistolnya di atas kepala N2, lalu berkata dengan ekspresi puas di wajahnya, “Siapa orang ini? Beraninya dia datang dan membuat ulah di Desa Mandani? Bahkan berani menculik menantuku?”“Dia pasti ...,” kata Hadiman.“Guru Karen di kota!” ujar Clara, baru sadar. Lalu menarik Hadiman dengan panik. “Karen pasti memberi tahu gurunya. Kalau nggak, kenapa orang ini bisa muncul di sini? Kamu tahu sendiri, orang-orang di kota itu berbahaya. Terlalu licik. Mungkin dia ingin kembali ke kota untuk sekolah!”“Kembali ke kota untuk sekolah?” Ekspresi di wajah Lukman berubah. “Apa gunanya s
Read more

Bab 344

“Ini semua dokumen yang perlu kamu lihat untuk pameran batu giok ini. Kamu harus memahaminya terlebih dahulu!” Yasmine duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mobil.Nicholas melihat-lihat dokumen itu sebentar. Dia kurang lebih sudah paham.“Kali ini, selain perhiasan dari beberapa merek yang sudah besar, Sadewa Quail juga membeli koleksi perhiasan lain seperti dari Mondial Jewelry oleh Mario Januar. Nasib Godric sangat baik, bisa mendapatkan kepercayaan dari Sadewa. Dia bahkan membantu Sadewa dan bertanggung jawab atas semua ini!” kata Yasmine pada Nicholas sambil menyetir.“Oh?” Nicholas masih ingat pria bernama Godric Limawan itu, tetapi dia tidak menyangka pria itu ternyata begitu beruntung.“Untuk pameran kali ini, kebanyakan juga Godric yang turun tangan. Dengar-dengar, Master Ludwig datang membawa kerajinan-kerajinan yang baru dia ukir akhir-akhir ini. Dia berharap bisa memenangkan juara pertama!” Jasmine melirik Nicholas dan berkata dengan agak serius, “Kita harus berhati-hati
Read more

Bab 345

Nicholas membeku di tempat. Tangan dan kakinya dingin, dan wajahnya seketika memerah. Dia berkata, “Bagaimana mungkin? Karen belum lulus kuliah. Mengapa dia mau menikah? Dia menikah dengan siapa?” “Aku ....” Yasmine berkata, “Entahlah. Sepertinya ada preman di desa mereka yang memaksa Karen untuk ....”Ketika mendengar hal itu, raut muka Nicholas langsung berubah masam. Dia berbalik badan dan turun ke bawah.“Nicholas, kamu mau ke sana sekarang?” tanya Yasmine di belakang.Nicholas menghentikan langkahnya, mengepalkan tinjunya dan berkata, “Aku harus pergi! Aku serahkan urusan di sini padamu. Aku yakin kamu nggak akan mengecewakanku!” “Oke!” Yasmine mengangguk.Nicholas melangkah turun. Wajahnya menjadi semakin pucat. Ketika berjalan keluar dari gedung pameran, dia sudah mengeluarkan ponselnya dan menelepon Peter, “Aku ingin sebanyak mungkin orang ikut aku ke Desa Mandani.”“Oke, bantuan akan segera datang!” Mendengar suara panik Nicholas, Peter tahu sesuatu yang besar telah terjadi.
Read more

Bab 346

“Bagaimana persiapannya? Keluarga Lukman sudah datang!” teriak Hadiman dengan tidak sabar.“Sudah mau selesai. Kenapa mendesak seperti itu!” kata Ivana, juga dengan tidak sabar, lalu membuka pintu.Di dalam kamar, Karen sedang duduk berbalutkan gaun pengantin putih. Tatapannya kosong. Dia melihat dirinya di cermin dengan air mata menggenang di rongga matanya.“Jangan buang-buang waktu. Mereka akan segera datang,” maki Hadiman.Bruk! Pintu gerbang rumah keluarga Januar ditendang oleh Samuel dari luar.Setelah jas yang dipakai Samuel berantakan. Dia tampak seperti gelandangan. Begitu masuk, dia memaki, “Di mana semuanya? Semuanya mati? Cepat keluar!”Hadiman tersenyum kaku dan berkata, “Ini kan Karen-nya lagi dirias wajahnya ….”“Rias wajah apanya!” kata Samuel. Dia sudah memasuki ruangan, dan ketika dia melihat Karen duduk di bangku, matanya berbinar.Karen mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dalam beberapa hari terakhir. Meskipun kulitnya agak kusam, tapi kecantikannya masih me
Read more

Bab 347

Karen gemetaran mendengarnya. Dia tidak bisa menahan air matanya lagi. “Kita sudah sepakat sebelumnya. Aku mau membayar uang itu ke orang.”“Apa? Uang itu milikku!” ujar Hadiman, lalu cepat-cepat mengambil semua uang itu.Karen merasa pusing.Kenapa jadi seperti ini?Jelas-jelas dia yang meminta uang itu. Dia ingin mengembalikannya pada Nicholas. Mengapa mereka bersikap seperti ini?“Cepat simpan!” ujar Clara di samping.Karen berkata sambil menangis, “Tante, jika kalian seperti ini, aku nggak mau menikah!”“Nggak mau menikah?” Clara terkejut.“Nggak mau menikah?” Samuel juga melebarkan matanya. Dia tampak kesal. “Kalau kamu bilang nggak mau menikah, jadinya nggak jadi menikah, gitu? Aku sudah datang, kamu masih berani nggak mau menikah? Kamu sedang bercanda? Sialan. Kamu harus ikut denganku. Kalaupun kamu harus mati hari ini, kamu harus mati di rumah keluarga Hartono.”Setelah mengatakan itu, Samuel menjambak rambut Karen dan menyeretnya keluar ruangan.“Ah...” Karen menjerit.“Iya, s
Read more

Bab 348

“Berhenti! Hentikan mobilnya.”Dua orang memblokir pintu masuk desa dengan kayu. Mereka memegang tongkat di tangan dan menunjuk ke arah Zeffrey.Zeffrey tersenyum kejam dan berkata, “Sialan, berani-beraninya main denganku. Ini bukan apa-apanya bagiku.”Setelah mengatakan itu, dia menginjak pedal gas dan mobilnya menabrak palang kayu itu dengan cepat.“Hentikan ….”Zeffrey sama sekali tidak berniat untuk menghentikan mobil, langsung menabrak palang kayu itu, dan mobilnya pun melaju ke dalam desa.“Teman-teman, sudah berapa lama kalian nggak beraksi? Semua orang ikut. Kita mau masuk dan lihat ke dalam hari ini, lalu buat keributan besar.” Zeffrey tertawa keras. Mobil mereka sudah melaju masuk.“Mobil dari mana itu?”“Kenapa ngebut sekali?”“Orang mana sih yang buta, nggak lihat keluarga Pak Lukman lagi melamar menantu? Mereka masih berani bawa mobil masuk ke sini?”Orang-orang melihat mobil itu melaju cepat ke dalam desa, sampai akhirnya tiba di halaman rumah keluarga Lukman.“Siapa?”“S
Read more

Bab 349

Pistol buatan sendiri seperti ini pengerjaannya sangat kasar. Satu-satunya keunggulannya adalah senjata ini sangat kuat.Lukman tiba-tiba menembak di saat seperti ini, membuat semua orang di sekitar mundur ketakutan.Zeffrey memang sudah datang mengarahkan pisau ke arahnya dan pria itu sangat fokus. Ketika Lukman mengangkat tangannya, Zeffrey sudah berguling dan mencapai kaki Samuel. Namun, bagaimanapun juga, tembakan pistol jauh lebih cepat daripada gerakan Zeffrey.Meskipun Zeffrey sudah menghindar ke tanah, tapi bahunya tetap tertembak dan banyak darah mengalir keluar.“Kak Zeffrey!”“Kak Zeffrey!”“Bunuh mereka semua!” Mata Zeffrey memelotot dan merah. Dia meraih pergelangan kaki Samuel dengan satu tangan, menarik Samuel sampai terjatuh ke tanah.Kalau Lukman mau mengisi peluru saat ini, sama sekali tidak ada waktu. Dia hanya bisa berteriak keras, “Bunuh semua orang ini. Kalau sampai mereka mati, aku yang akan bertanggung jawab. Bunuh mereka!”Sekitar tujuh atau delapan orang langs
Read more

Bab 350

Pada saat ini, Samuel bergegas keluar dari rumah, “Pa, Om Andre minta Papa ngomong di telepon.”Lukman membeku sesaat, lalu menjawab telepon itu sambil mengisi amunisi dengan gemetaran, “Kak Andre, ada orang yang datang ke Desa Mandani untuk mencari masalah. Aku akan membunuh mereka. Tolong beri aku bantuan sedikit.”“Coba beri tahu aku, siapa yang ke sana?” teriak Andre dengan kesal dari seberang telepon.Lukman bergidik dan menjawab, “Dia bilang namanya Zeffrey. Dia mau membawa calon menantuku pergi.”“Zeffrey? Karen?” Suara Andre sangat dingin. “Sebaiknya kamu berlutut di tanah dan memohon belas kasihan. Gali lubang kuburmu sendiri, lalu berbaring di dalamnya! Sebaiknya jangan sampai membuatku terlibat! Kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku.”“Kak Andre…” Lukman membeku.Andre sudah menutup telepon.Samuel juga tercengang, “Pa, ada apa dengan Om Andre?”Ekspresi Lukman berubah. Dia menelan ludah dan berkata, “Kita mungkin sudah berurusan dengan orang yang salah!”Samuel j
Read more

Bab 351

Ekspresi Zeffrey berubah drastis, dengan cepat meraih pisau itu dengan satu tangan.Namun, pisau itu tetap menembus perut Jeffrey setelah melukai jari-jarinya. Meskipun lukanya tidak terlalu dalam, tapi luka itu membuat kondisi Zeffrey semakin lemah.Banyak penduduk desa juga bergegas maju untuk memukuli Zeffrey dan anak-anak buahnya.“Kalian akan mati. Kalau aku, Zeffrey, mati, kalian semua akan ikut mati bersamaku!” kata Zeffrey dengan galak. Wajahnya berlumuran darah.“Siapa yang berani membunuhku?” teriak Samuel, mencabut pisaunya, dan menikam Zeffrey lagi dengan sekuat tenaga.Tusukan kali ini sangat ekstrim. Zeffrey pasti akan mati.“Siapa yang berani membunuhku?” Samuel sudah gila. Dia mendorong pisau itu lebih dalam.Bruk!Pada saat ini, pintu halaman luar tiba-tiba ditabrak sampai terbuka.Para penduduk desa masih mengejar dan memukuli anak-anak buah Zeffrey. Namun, ketika tembok halaman tiba-tiba ditabrak sampai roboh, mereka langsung melangkah mundur dengan ketakutan.Dua mo
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
61
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status