Home / CEO / Gairah Tersembunyi Suami Dinginku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Gairah Tersembunyi Suami Dinginku: Chapter 71 - Chapter 80

144 Chapters

70. Menjemput Istri Di Rumah Mantan

Rania terbaring dengan kedua tangan terentang dengan borgol yang menahan keduanya di sisi ranjang.Dia kini hanya menggunakan sehelai pakaian tipis, sementara Darren yang perlahan mendekat ke arahnya, hanya memakai kemeja tanpa celana.Darren naik, membelai perut rata Rania dan mengambil sebotol kecil dari sakunya."Kau ... kau mau menggunakan afrodisiak di saat seperti ini, Sayang?"Rania bertanya dengan mata gemetar, sementara Darren tersenyum jahat."Ya, kau sangat mudah klimaks, aku ingin kau melayaniku sampai pingsan malam ini dan klimaks berkali-kali," jawab Darren dengan tenang.Dia menyapu rambutnya ke belakang, duduk di atas tubuh Rania dengan ekspresi sendu yang meluluhkan hati Rania seketika."Kau tahu? Aku sedang sangat stress memikirkan istriku yang susah di atur, untuk melepaskan stress ini, aku butuh bercinta sampai puas. Kau bilang mau jadi pelacur pribadiku malam ini, bukan? Rania sayangku?"Suara Darren yang membius membuat Rania segera mengangguk angguk seperti wani
Read more

71. Darren, Kamu Salah Paham!

Sementara itu, Melissa yang kini sudah kembali ke dunia aslinya, selalu was was jika dia tiba-tiba masuk ke dunia Novel itu lagi.Gara-gara sangat shock akan sikap Darren yang mengusir dirinya sesudah membuat dia horny sebegitu rupa dan membiarkan dirinya bercinta di depan pria asing yang merupakan adik iparnya sendiri, Darren membuangnya seperti kotoran.Melissa yang sangat terkejut dengan sikap Darren tersebut, pingsan di lift dan kembali ke dunia nyata.Dia begitu lega sekaligus heran, bagaimana sekarang sangat sering kembali ke dunia nyata?"Aku takut masuk ke sana lagi dan menghadapi kemarahan Darren," bisik Melissa, tiap kali hendak berangkat tidur, takut saat terbangun, dia sudah kembali menjadi Alice dalam dunia novel tersebut.Melissa terus menerus gelisah dan ketakutan, tapi setelah beberapa hari dia menjalani kehidupan seperti biasa di dunia tempat dia tinggal, dan tidak ada tanda-tanda akan kembali ke dunia novel, gadis itu mulai lega."Sepertinya aku memang tidak akan kem
Read more

72. Bercinta Di Bawah Shower

Darren memeluk Alice istrinya, di mana jiwa Melissa berada di dalamnya, dengan sangat erat.Dia mengatakan semua penyesalan yang membuat hati Melissa berat, benar-benar merasa bersalah karena kabur di pertemuan mereka saat berada di rumah Bastian waktu itu."Maafkan aku, maafkan aku. Aku akan bersikap lebih lembut padami, istriku. Lain kali aku tidak akan memanfaatkan dirimu lagi."Kata-kata penuh penyesalan terus menerus meluncur dari mulut Darren, Melissa memeluknya begitu erat dengan air mata berderai.Dia tidak salah, Darren memang orang baik, dia sebenarnya pria yang baik.Rasa takut bertemu dirinya seperti meluap begitu saja, Melissa memeluk pria dengan aroma parfum yang maskulin itu sepenuh hati."Aku sudah memaafkan dirimu, Sayang. Aku sudah memaafkanmu."Punggung Darren membeku mendengar suara Melissa, dia dengan ekspresi tak percaya, melepas pelukan dan menatap Melissa.Lalu tiba-tiba matanya menitikkan satu tetes air mata, memeluk Melissa kembali."Jangan pergi lagi, kumoho
Read more

73. Ancaman Rania

"Boleh."Melissa menjawab dengan senyum mekar di bibirnya.Darren berteriak 'yes' dan langsung bangkit memeluk istrinya tersebut seraya mengangkat tubuh sang istri ke atas ranjang di kamar mereka.Melissa tak tahu apa yang kini ada di hatinya, tetapi tatapan mendambanya tiap kali menatap wanita itu membuat Melissa sedikit mentoleransi tindakannya.Tidak apa-apa jika hubungan mereka ini tanpa cinta, tidak apa-apa.Darren hari ini terlihat bahagia dan tanpa beban, senyum tak pernah hilang dari bibirnya, mereka berdua layaknya remaja yang merasakan indahnya masa muda.Apakah ini hanya pelampiasan karena sama-sama kesepian? Melissa tidak tahu, yang dia tahu adalah, dia suka melayani suaminya seperti ini.Lamunan Melissa buyar saat bibir Darren mendarat indah di bibir Melissa."Dasar nakal!"Teriakan Melissa dibalas tawa renyah darinya. Darren memeluk tubuh istrinya itu dengan penuh kasih sayang."Aku juga heran kenapa aku nakal begini sekarang, mau menyembuhkan kenakalanku ini, kan, Alice
Read more

74. Bastian Mulai Merasa Kehilangan

"S-sebaiknya kita pulang dulu, bibi mungkin akan khawatir kalau aku tidak segera kembali ke restoran."Rachel yang gugup karena pernyataan cinta tak diduga dari mulut Dave segera bangkit dan berjalan meninggalkan pemuda tampan itu.Dia merenung sejenak, apakah harus naik lagi ke motor Dave atau pulang dengan menaiki angkutan umum.Dave yang merasakan kegelisahan Rachel, ketika gadis itu tidak melanjutkan jalan ke motornya, segera bangkit dan meraih tangan Rachel, menyeretnya menuju motor Dave yang terparkir."Katanya kau harus segera pulang?"Dave bertanya dengan tanpa ekspresi, menyerahkan helm pada Rachel yang masih tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri."Y-Ya! Kau benar."Rachel dengan pipi merona merah karena kecanggungannya setelah menerima pernyataan cinta dari Dave, memakai helm itu dengan ekspresi terpaksa.Dave dengan santai naik ke motornya dan diikuti oleh Rachel yang bingung harus mengatakan apa."Maafkan aku."Akhirnya hanya itu yang bisa diucapkan Rachel, setelah moto
Read more

75. Menjemput Rachel

Rachel kini tahu perasaannya pada Bastian ternyata tak sedangkal itu.Buktinya, padahal semua pesan Bastian isinya biasa saja, tapi kenapa jantung Rachel rasanya terus berdebar tiap kali mengingat isi pesannya.Apa karena Bastian tampan? Ah tidak, Dave juga sangat tampan, tapi meskipun dia mengaku mencintai Rachel diam-diam sejak lama, perasaan Rachel sama sekali tak tersentuh.Apa karena banyak hal yang sudah terjadi antara mereka berdua sehingga ikatan yang terbentuk antara dirinya dan Bastian begitu kuat?Bastian juga yang telah mengambil keperawanannya ....Rachel menggeleng, mencoba tidak berharap banyak, seperti biasanya.Toh pada akhirnya, Bastian tetap akan memilih Alice di sisinya. Rachel lelah terus mengharap seperti orang bodoh.Dia tak sanggup seperti ini, saat harus menerima kapan dia datang dan pergi sesuka hati.[Kau mungkin salah paham dengan kejadian yang kau lihat di apartemenku pagi itu. Jadi, aku ingin menjelaskannya padamu.]Pesan baru dari Bastian saat istirahat
Read more

76. Memelukmu Untuk Terakhir Kali

Dave tiba-tiba terdiam mendengar jawaban dari Rachel tersebut, itu artinya tugasnya akan segera selesai.Selama dua minggu ini dia sangat menikmati kebersamaan dengan Rachel, meski tahu cintanya tak terbalas, tapi melihat Rachel setiap hari rasanya benar-benar menyegarkan.Wajahnya yang cantik selalu membuat Dave tergila-gila. Cinta pertamanya yang tak pernah berhasil dia dapatkan.Jika tugas ini selesai, maka Dave akan kembali menjadi pengawal Katty, dia mungkin akan bisa bertemu Rachel lagi karena Rachel yang akan menjadi tunangan Bastian, kakak tiri Katty.Diam-diam Dave menarik napas panjang, ada rasa tak rela melihat orang yang dia suka akan menjadi milik pria lain, tapi tentu saja Dave tak bisa melakukan apa pun."Sudah malam, silakan kembali ke tempatmu, Dave. Aku tidak butuh dikawal lagi karena akan pergi ke kamarku juga," ujar Rachel kepada Dave.Tak terasa mereka sudah ada di depan restoran, Rachel mengunci restoran dan hendak berjalan pergi ke penginapan bibinya.Dengan lem
Read more

77. Dia Tunanganku!

Akhirnya Rachel beralih minta tolong pada Dave, berharap dia lebih bisa mengontrol emosi, meski Rachel tahu jika Dave layak marah karena dipukul tanpa alasan.Nekat, Rachel pun berlari ke tengah perkelahian mereka, memeluk Bastian yang kini terbaring di tanah dengan dipukuli oleh Dave.Satu pukulan tanpa sengaja mengenai pelipis sehingga Rachel pun berteriak menahan sakit, benar-benar bukan pilihan yang tepat masuk dalam perkelahian seseorang. Ini benar-benar sakit!"Rachel? Maaf, maaf, aku tidak sengaja."Menyadari pukulannya mengenai Rachel, Dave langsung mundur dari perkelahian, sementara Bastian yang masih terbaring di tanah tampak terengah-engah dan segera dibantu untuk duduk Rachel, keadaannya saat ini sangat berantakan, segera Rachel membenahi masker yang lepas dari wajah tampan tersebut."Kau lebih dulu menyerangku, aku hanya membela diri."Zico berkata dengan dingin sembari terus menatap tajam pada sosok yang kini duduk di samping Rachel tersebut.Rachel tak bisa menebak dari
Read more

78. Mengobati Bastian

"Aku takut sekali tadi."Bastian berbisik dengan suara rendah, mengeratkan pelukannya pada Rachel yang hanya setinggi dagu Bastian.Aroma parfum pria tampan yang sedang memeluknya tersebut menyerbu aroma penciuman Rachel, merasa tenang dengan keadaan ini, Rachel memejamkan mata.Perlahan, mulai membalas pelukan Bastian. Menyentuh punggung kekar itu dengan penuh perasaan.Nyaman, memeluk Bastian seperti ini rasanya sangat nyaman."Takut kenapa, Bas?"Beberapa detik kemudian, Rachel mulai buka suara, menanyakan kenapa Bastian mengatakan takut.Suasana di keliling mereka sangat sunyi, keadaan ini seperti memang dipersiapkan untuk Rachel dan Bastian.Jantung wanita cantik itu berdegup kencang, merasa tak percaya bisa bertemu Bastian di tempat seperti ini.Berapa jarak antara kota tempat tinggal Bastian dan kota ini? Sangat jauh.Dia tidak mungkin mengemudi ke sini sampai sejauh ini hanya untuk menemui Rachel, bukan?"Takut karena berpikir, mungkin ... mungkin aku sudah terlambat," jawab B
Read more

79. Bercinta Tengah Malam

Angin laut menerpa wajah Rachel begitu turun dari kapal kecil yang mereka tumpangi, suasana yang asri dengan hawa segar seakan menghilangkan stress yang dirasakan oleh Rachel beberapa waktu ini saat mereka menginjakkan kaki di pulau kecil tempat tujuan mereka.Hari ini Bastian mengajaknya ke suatu tempat untuk berlibur.Sambil berjalan di samping Rachel, Bastian berkata panjang lebar."Pulau ini sangat kecil, para penghuninya pun para lansia, jadi ini tempat yang sangat tepat untuk melarikan diri dari kesibukan di kota, selain tempatnya yang indah, sih."Bastian terus memberi penjelasan singkat sambil melihat sekeliling."Kepiting di sini juga paling enak, sayang sekali kalau kau tidak mencobanya sekali-kali. Untuk itulah aku mengajakmu ke sini," tutur Bastian lagi dengan wajah berseri-seri.Hari ini dia tampak sangat tampan seperti malaikat dengan kemeja putih dan celana hitam, Rachel berkali-kali terpesona dengan penampilan pria muda tersebut.Rachel hanya menjawab ucapan Bastian te
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status