Home / CEO / Gairah Tersembunyi Suami Dinginku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gairah Tersembunyi Suami Dinginku: Chapter 61 - Chapter 70

144 Chapters

60. Putri Kesepian

"Aku sekarang sudah tidak suka padamu lagi! Tolong catat hal itu!" seru Katty dengan masih terus memukuli lengan Dave.Dave hanya tertawa saat melihat kekesalan di wajah Katty, cucu satu-satunya tuan Ericsson tersebut.Dia selalu ingin tertawa jika mengingat bagaimana remaja cantik ini satu tahun lalu terus membuat ulah untuk menarik perhatiannya.Gadis yang kekurangan kasih sayang dari orang tuanya, membuat dirinya merasa tergantung pada Dave, Bodyguard yang selalu ada di samping Katty.Katty selalu merasa kesepian, apalagi dengan statusnya sebagai cucu perempuan satu-satunya konglomerat kaya seperti Tuan Ericsson, membuat gadis itu sejak kecil, sangat akrab dengan berbagai penculikan karena mereka tahu bahwa gadis ini sangat disayangi oleh kakeknya.Oleh karena itulah, ruang gerak Katty menjadi sangat terbatasi karena dikelilingi oleh bodyguard yang menjaganya, dia merasa begitu kesepian karena tak bisa berteman bebas dengan siapa pun.Katty, karena penculikan yang terus dialami ole
Read more

61. Tidur Di Kamar Bodyguard

Sampai rumah, seperti biasa tak ada siapa pun di rumah yang mewah ini.Ibunya pergi ke luar negeri bersama teman-temannya, mungkin untuk melarikan diri dari rasa sakit karena sang ayah yang tidak pulang ke rumah ini berhari-hari, memilih untuk tinggal di rumah istri keduanya yang tak jauh dari sini.Kedua kakak Katty, begitu mereka mencapai usia dewasa, langsung hengkang dari rumah ini dan memilih tinggal di apartemen atau rumah baru.Katty yang masih di bawah umur tak bisa melakukan apa yang telah dilakukan para kakaknya tersebut, dia yang masih di bawah tanggung jawab kedua orangtuanya, terpaksa harus tetap tinggal di sini, meski harus terus menyaksikan pertengkaran antara ayah dan ibunya tersebut.Rumah besar terlihat kosong dan lengang, Katty tak tahu enak seperti ini, atau ketika pulang disambut pertengkaran antara ayah dan ibunya.Dave yang berjalan di belakang Katty tak mengatakan apa pun."Kamarku masih di tempat yang sama, 'kan?"Pria muda itu bertanya, saat Katty berada di d
Read more

62. Bodyguard Atau Pacar?

Katty pun membungkus badannya dengan selimut, berharap bisa tertidur, tapi tentu saja masih gagal."Dave," panggil Katty akhirnya, dengan suara malu-malu."Hmmm?"Dave meliriknya sedikit sebelum kembali fokus pada game di ponselnya.Dia sekarang sudah selesai bekerja dan berbaring di samping Katty, sibuk bermain game di ponsel."Boleh tidak aku memelukmu agar bisa tertidur?" pinta gadis itu dengan pipi merona merah karena malu.Dia tak berani menatap wajah Dave, takut mendapatkan penolakan seperti biasanya.Namun, dia juga sudah lelah terus mencoba tidur tapi selalu gagal sejak tadi."Ya sudah sini."Katty benar-benar terkejut saat mendengar jawaban Dave yang dilontarkan dengan ringan tersebut.Tidak berhenti sampai situ saja, Dave bahkan kini berbaring miring, membuka lebar kedua tangannya.Katty yang masih terkejut akan sikap Dave yang tiba-tiba melunak tersebut, dengan ragu masuk ke dalam pelukan pria muda itu."Tidurlah, aku sudah memeluk dirimu, bukan?" bisik Dave sambil mengelus
Read more

63. Cemburu

"Kamu benar-benar tidak ingin aku duduk di sampingmu saat sekolah?"Dave, yang pagi ini seperti biasa bertugas mengantar Katty pergi ke sekolah, menanyakan hal itu untuk kesekian kalinya semenjak mereka masuk ke dalam mobil.Sarapan pagi antara mereka berdua terasa sangat canggung tadi, pipi Katty tak henti-hentinya memerah saat tidak sengaja bertatapan dengan Dave, dan itu membuat suasana sangat canggung padahal Dave sudah berusaha bersikap biasa-biasa saja."Tidak usah, Dave. Aku ingin menjaga perasaan Jung."Katty menggunakan Jung sebagai alasan, sehingga Dave tak bertanya lagi."Kekasihmu itu?"Entah kenapa, Katty merasa kata-kata Dave terdengar tajam.Katty melihat mata bodyguard nya itu sedikit menyipit, seperti menahan marah. Tapi marah kenapa? Apakah dia pernah terlibat suatu masalah dengan Jung?"Ya, tapi kau masih bisa memantau aku dari jauh, tidak usah ikut masuk sekolah, cukup tunggu di mobil saja," jawab Katty tanpa sanggup melihat wajah Dave karena ingat kecerobohannya t
Read more

64. Alice Merayu Bastian

Katty dan bodyguard nya mungkin mempunyai perasaan yang sama, tapi keduanya tidak saling menyadari hal itu.Sementara di tempat lain, Bastian, yang saat ini duduk di samping Rachel di pinggir pantai dan melihat matahari terbenam, menghela napas panjang."Kau bisa ceritakan semuanya padaku, Bas? Apakah kau belum percaya aku?"Rachel, yang tadi meminta dirinya untuk meluapkan perasaan yang sejak tadi mengganggu Bastian, meminta pria muda itu mencurahkan isi hatinya pada Rachel.Sebab kenapa aktor tampan ini tiba-tiba menjemput dirinya dan meminta Rachel membawanya pergi yang sangat jauh dari kota."Aku pernah bilang padamu, bukan? Alice seperti matahari bagiku, dulu."Dia menyebutkan nama Alice seakan ada tekanan yang sangat besar dalam dirinya sampai Bastian menarik napas panjang.Bastian memejamkan mata dengan wajah sedikit mendongak, mulai menceritakan pada Rachel kejadian tadi siang di kantor Darren.Di mana Alice, kekasih yang katanya tak bisa melupakan Bastian, seperti jalang rend
Read more

65. Rachel Merasa Kecewa

"Kenapa kau masih di sini?"Pagi hari, saat Bastian pulang ke apartemennya, dia begitu terkejut karena melihat Alice yang masih duduk di depan pintu apartemen Bastian."Sudah kubilang aku tidak akan pergi, sampai kau memberikan aku maaf, Tian."Suara wanita itu serak, wajahnya tampak lelah, seperti telah menangis semalaman."Kau ini benar-benar keras kepala!"Bastian berteriak keras, meminta Alice untuk mundur dan menjauh dari pintunya.Alice menggeleng, tak mengindahkan perintah Bastian."Aku ... aku seperti gila setiap mengingat kejadian itu, apakah kau akan percaya bahwa itu bukan aku yang melakukan?"Alice menatap Bastian dengan ekspresi menghiba.Suaranya lemah dan sedikit serak, sepertinya dia terlihat sakit.Keadaan Alice saat ini benar-benar menyedihkan."Kau pikir aku bodoh? Jelas-jelas itu tubuhmu!" tukas Bastian dengan marah, menganggap bahwa Alice mengada-ada."Memang itu tubuhku, Tian. Tapi semua yang kulakukan itu bukan keinginanku!" sergah Alice dengan putus asa.Dia ta
Read more

66. Cinta Pertama Tuan Bodyguard

Dia hanya mengendikkan bahu secara acuh tak acuh setelah memandang Rachel dengan intens beberapa detik lalu."Ayam, kentang goreng dan cola."Akhirnya dia mengucapkan pesanan, Rachel menghela napas lega saat melihat pria muda dengan jaket dan celana warna hitam itu berjalan ke tempat duduknya.Rachel baru sadar jika sedari tadi dia gemetaran dan mengepalkan tangannya erat-erat.Dia melihat telapak tangannya yang basah dan buru-buru mencatat pesanan untuk diberikan kepada bibinya.Wajar saja jika Rachel dan Mark sepakat bahwa pria muda yang kini sedang duduk di pinggir jendela tersebut merupakan orang yang sangat mencurigakan.Dia datang ke penginapan, menginap di sana tepat setelah dua hari Rachel tinggal, dan seakan menegaskan bahwa dia ada, pria itu selalu muncul di dekat Rachel.Meski dia tidak mendekat, tapi penampakannya yang tampan sangat mencolok, dan itu mengganggu hati Rachel.Siapa dia kira-kira? Apakah orang suruhan Bastian? Itu tidak mungkin.Setelah kejadian pagi itu, Bas
Read more

67. Pencuri Ciuman

Rachel secara refleks meraih ponsel untuk menghubungi Mark sepupunya, tapi sialnya nomor telepon Mark sedang non aktif.Rachel bimbang apakah harus menuruti pria ini atau kabur saja.Dia benar-benar orang yang mencurigakan!"Hey, kau curiga padaku? Mengira aku pria jahat, iya?"Suara berat pria itu membangunkan Rachel dari lamunan, dia segera menatap pria muda yang tampak mengawasi dirinya dari balik tatapannya yang kejam tersebut."Kau bisa tanya bibimu aku orang seperti apa, tapi yang pasti, aku hanya niat untuk membantu. Kau jadi mau aku antar atau tidak?""Eum, itu–"Rachel menggaruk sedikit rambut meski tidak gatal, mata pria itu menyipit tak suka saat menyaksikan wajah Rachel yang pucat pasi."Kalau kau tidak menerima kebaikan ini, ya sudah aku tidak akan membantu," ucapnya dengan nada kering dan dingin.Rachel tetap tak menjawab, memandangi helm di tangannya dengan ekspresi rumit."Tolong bantu aku ...."Akhirnya, setelah dia mendapatkan teguran dari bibinya kenapa belum berang
Read more

68. Darren Marah!

"Argh, sial. Apa aku sudah keterlaluan?_Darren, yang pikirannya kacau karena mengusir istrinya dari ruangan dengan begitu kejam, mengusap kasar wajahnya.Dia harus meminta maaf nanti, Darren sadar ini sudah keterlaluan. Dia tidak seharusnya menyakiti istrinya seperti ini.Ini terlalu jahat.Tidak seharusnya dia melibatkan Alice dalam perseteruan antara ibunya dan ibu tiri Darren, wanita cantik itu tidak tahu apa-apa.Bukankah Alice yang ini terlihat sangat tulus bahkan tidak tampak punya perasaan apa pun pada Bastian? Kenapa tadi Darren, yang sangat menyadari hal itu malah menggunakan dia dalam trik kotor seperti itu?Lebih parahnya, Darren bahkan mengusir Alice dengan begitu kejam. Padahal dia memohon untuk mengantarnya pada puncak kenikmatan sebelum setidaknya keluar dari ruangan itu.Namun, Darren malah menghinanya, tidak cukup hanya dengan menolak membawa Alice pada puncak.Istrinya saat ini pasti sangat terluka.Darren merasa hatinya kosong, seperti ada sebuah lubang yang mengan
Read more

69. Jadilah Anjingku Di Atas Ranjang!

Mendatangi Bastian saat Darren ada di luar kota?Keterlaluan!Darren tak bisa menjaga amarahnya lagi, dia mengambil ponsel, hendak menelepon Alice untuk memastikan kabar dari sekretarisnya tersebut, tapi pada saat itu juga, Alice menelepon dirinya lebih dulu."Apakah acaranya masih lama?"Suaranya terdengar serak seperti telah menangis sangat lama, juga terdengar putus asa dan seperti orang yang baru saja dikhianati.Darren sama sekali tidak merasa kasihan, dia justru muak mendengar suara memelas Alice.Untuk apa kau menelepon? Untuk memastikan bahwa aku tidak akan pulang sehingga kau bisa leluasa menemui Bastian? Begitu?!Darren mengepalkan kedua tangannya, menutup mata untuk meredam amarah atas prasangkanya tersebut.Ke mana Alice yang penurut, yang jika dia berkata diam di kamar seharian maka dia akan tetap diam?Kenapa sekarang dia berubah begitu banyak?Apakah dia Alice yang asli?Kalau iya, maka jawabannya sudah jelas jika saat ini dia menemui Bastian, wanita itu pasti akan memo
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status