Semua Bab PEMBALASAN MANTU KAMPUNGAN: Bab 71 - Bab 80

104 Bab

071 - Jangan Salahkan Kami

Tahu masih ada tiga calon pelanggan datang, si tukang sate mulai sibuk mencari pinjaman bangku ke lapak temannya. Pasalnya, tak ada lagi bangku yang kosong. Sementara dia tahu kalau yang datang itu adalah pelanggan yang sering juga mampir di tempatnya. Akhirnya dia hanya bisa meminjam satu bangku dari penjual Skotang. Hanya Mahzar seorang yang dapat duduk, sementara dua orang anak buahnya terpaksa berdiri saja celingak-celinguk tak dapat tempat. Lagi-lagi, Mahzar melirik buruk ke arah Dani dan Bobby, nampak tak senang dua orang yang dia anggapnya kacung itu ikut duduk bersama dia dan yang lainnya. Dani dan Bobby yang sadar diri, terlihat hendak bangkit. Namun Yusuf langsung menepuk meja dengan pelan seakan memberi kode agar mereka tetap di situ. “Teruskan saja makan satenya,” seru Yusuf dengan datar. Baru di situ Mahzar mengalihkan lirikannya pada Yusuf, yang sampai saat ini masih tidak menyapa kedatangannya. Padahal Harmoko dan Firman saja menyempatkan bangkit dari duduk mereka s
Baca selengkapnya

072 - Perhatian Ayah Mertua

Mahzar tak menyahut, hanya bisa menatap dengan dingin. Dia pun memerintahkan dua orang anak buahnya itu untuk ikutan pergi dari tempat itu.Yusuf kembali duduk dan melanjutkan memakan sate yang tadi sempat dihentikannya. Sementara Bobby dan Dani ijin pamit karena sudah ada juga kuli angkut pasar yang mendatangi mobil mereka.“Kami permisi dulu, Pak Harmoko, Da Firman,” ucap Bobby sedikit membungkukkan badan.Firman dan Pak Harmoko hanya mengangguk dengan sedikit senyum. Sementara Yusuf tetap bertahan di sana untuk menemani mertuanya itu. Setidaknya menjelang seluruh barang yang dia bawa itu selesai dibongkar semua.Sebelum jam setengah 11 malam, mereka pun sudah nyaris rampung membongkar muatan. Firman juga menyerahkan sebagian besar uang pembayaran untuk barang-barang Yusuf, serta bon utang dari Bu Mardiah untuk barang sebelumnya.“Ini Bu Mardiah lumayan banyak berjual-beli. Dia lunaskan yang kemarin, dan juga sekalian membayar barang yang masuk malam ini,” ucap Firman menyerahkan ua
Baca selengkapnya

073 - Suami dan Istri Sama Saja

Karena ada kemungkinan mereka akan kembali mengirim barang lagi, Yusuf pun kembali menyarankan Dani untuk beristirahat saja di rumahnya malam itu. Pikirnya, kalau jadi besok malam mereka kembali, dengan begitu Bobby bisa bergantian dengan Dani.Hingga dalam satu minggu itu, mereka melakukan pengiriman sebanyak lima kali. Sementara permintaan baru terus saja datang, membuat Yusuf semakin sibuk mencari persediaan barang.Di minggu berikutnya, dia sudah mulai semakin jauh mencari barang ke tempat lain. Bukan karena beberapa kawasan yang dia datangi sejauh ini sudah kehabisan stok. Dia hanya mencoba menjalin komunikasi dengan para petani, untuk membuka peluang akan kemungkinan berbisnis nantinya.Perasaan Rayna yang ditinggal di rumah juga mulai campur aduk, antara senang dan khawatir. Pasalnya, Yusuf sekarang sudah mulai menjadi tipe orang yang terlalu gila dengan kerjaan.“Apa baik jika kamu seperti ini terus?” tanya Rayna.“Kenapa?” tanya Yusuf.“Belakangan, sejak kamu membeli mobil ba
Baca selengkapnya

074 - Perasaan Seorang Ibu

Sementara di dalam rumah, Rayna masih nampak cemberut dengan sikap Yusuf tadi yang begitu bersikeras tak menerima keberatannya tadi. Meski begitu, dia cukup bersyukur juga dengan kondisi usaha yang baru dijalankan oleh suaminya.Tentu dia sadar juga, terlalu cepat untuk berpuas diri. Karena mereka masih baru-baru mencoba dalam menggeluti bisnis itu. Kadang sering juga usaha yang terlihat begitu bagus di awal justru tak tak mampu bertahan lama.Sesaat Rayna mencoba mengalihkan perhatian ke Aisyah, berpikir untuk mengajaknya main ke luar.“Aisyah!” panggilnya.“Ya, Kak?” sahut Aisyah sedikit terhenti dan mengabaikan tugasnya.Mendapati Aisyah yang masih begitu khusyuk dengan tugas rumahnya itu, membuat Rayna tak jadi mengajaknya keluar.“Tak jadi. Lanjutkan saja dulu tugasnya,” seru Rayna.“Akak mau ajak main ke luar, ya?” balas Aisyah dengan memancing senyum.Rayna membalasnya dengan sedikit senyum, kemudian bangkit hendak menuju kamarnya.Dari pintu kamar dilihatnya Taufiq masih begit
Baca selengkapnya

075 - Kunjungan Tak Terduga

Entah apa yang membebaninya. Rosdiana tak kunjung membuka suara. Hingga kemudian Rayna lebih dulu menyapanya, seakan dia tahu bahwa saat ini ibunyalah yang menelepon.[Ibu apa kabar?]Tiba-tiba mata Rosdiana berkaca-kaca ketika dia kembali mendengar suara anaknya itu. Namun dia masih tak kuasa untuk menjawab.Sejurus kemudian, perhatiannya terlalihkan oleh kemunculan Harmoko yang baru masuk bersama satu orang anak buahnya dari arah dapur. Dengan seketika Rosdiana menutup telepon itu dan mengalihkan wajahnya.Namun saat itu, kenyataannya Harmoko sempat menangkap ekspresi wajah istrinya tersebut. Cukup sadar juga dia kalau istrinya itu sejatinya rindu juga dengan Rayna.Harmoko tahu, istrinya itu tak pernah marah atau pun membenci Rayna. Karena selama ini, kebencian Rosdiana hanya tertuju pada Yusuf, bukan pada Rayna. Tapi dia tak juga berkata apa-apa pada Rosdiana, memilih melanjutkan kesibukannya di luar.Sesaat sampai di teras rumah sebelum menuju kandang truknya, giliran Harmoko yan
Baca selengkapnya

076 - Aku Masih Ibumu

Harmoko nampak begitu sumringah, bergegas menghampiri cucunya yang saat ini tengah dalam gendongan Rayna. Begitu pun Rayna, nampak begitu haru dalam mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam.Cindy sendiri malah lebih memilih duduk saja di teras. Sepertinya dia ingin menikmati kesegaran udara itu lebih lama.“Aku mau di sini saja dulu. Sumpek sedari tadi berada di dalam mobil,” ucapnya.Harmoko masuk ke dalam rumah dan langsung dijamu oleh Aisyah untuk dipersilakan duduk. Memang hanya duduk di karpet tebal di lantai saja, karena tak ada juga sofa mewah di rumah itu.Saat Rosdiana menghampiri Rayna di teras, Rayna menyapa dan menyalami ibunya itu dengan begitu baik selayaknya seorang anak. Rosdiana menerima salam itu dengan datar, hanya dengan sedikit anggukan tanpa mengatakan apa-apa.Namun melihat Taufiq yang begitu lucunya mengulurkan kedua tangan ke arah neneknya itu, mau tak mau Rosdiana luluh juga dan memasang wajah sumringahnya. Dia pun meniman-nimang Taufiq dengan penuh keceria
Baca selengkapnya

077 - Agitasi

Meski ada yang membuat Rayna merasa senang, namun tetap saja Rosdiana selalu bisa membuat putri sulungnya itu semakin kesal. Rosdiana masih juga tak selesai dengan omelannya perihal Yusuf. Memang seluruh omelannya itu mengungkit soal dia yang dulu diledek di pasar. Ujung-ujungnya tetap saja ditutup dengan rasa kesalnya pada Yusuf. Hal itu membuat Harmoko semakin merasa tak enak. Karena tentu omelan istrinya itu akan terdengar ke dapur di mana Mak Sannah dan Aisyah sekarang berada. “Sudah, sudah, Ros! Keempat orang itu juga sudah meminta maaf secara langsung. Yang salah pun bukan mereka, tapi anak buah mereka dan satu anaknya si Agus. Kamu sedari dulu selalu begitu. Berlebihan sekali menyimpan dendam sama orang,” tutur Harmoko. “Berlebihan apa maksudmu? Meski keempat orang itu berhenti jualan sekali pun, tak akan cukup membersihkan nama baikku atas penghinaan mereka. Aku yakin, sejak kejadian itu, orang-orang di pasar pasti menjadikan aku bahan ghibahan mereka,” sanggah Rodiana. “N
Baca selengkapnya

078 - Sisi Lain Yusuf

Dani pun datang dan berusaha menahan Yusuf. Namun Yusuf masih tetap tak menghilangkan intimidasinya meski sudah menjauhkan dan menyembunyikan kerambit itu. Yusuf menyeret paksa kerah baju Mahzar, dan baru di situ perhatian lebih banyak pedagang di pinggir jalan tertuju ke arah mereka. “Dani, kau duduk saja di kiri, biar aku yang bawa mobil,” ucap Yusuf. Setelah berada di bagian belakang bak mobil, Yusuf memaksa Mahzar naik untuk memungut kembali rokok yang dibuangnya tadi. Mahzar terpaksa naik ke atas bak, dan Yusuf pun meninggalkannya untuk menuju ke depan. Meski sudah naik ke atas bak itu, Mahzar masih diam saja menatap begitu tak senang pada Yusuf. Hinga kemudian, Yusuf yang sudah berada di belakang kemudi mobil, menghentak mobilnya itu dengan menginjak gas dengan langsung menginjak rem seketika. Mahzar pun tersungkur di bak belakang karena kehilangan keseimbangan. “Cepatlah! Bawa puntung rokok dan pantat jelekmu itu turun dari mobilku!” teriak Yusuf. Mahzar tak juga menginda
Baca selengkapnya

079 - Rezeki Durian Runtuh

Memang, terkadang kemampuan orang dalam mengendalikan diri tak selalu sama di setiap waktu. Mereka yang mampu menahan diri dalam waktu yang lama pun, suatu ketika bisa saja lepas kendali hanya karena hal sepele. Bagaikan memecah kaca yang sudah retak hanya dengan sedikit sentuhan. Kaca itu bisa saja sudah retak karena sudah terlalu lama menahan benturan. Kemudian, satu jentikan tiba-tiba membuatnya pecah seketika. Itu bukan berarti karena kacanya saja yang rapuh. Begitu juga halnya dengan manusia. Kesabaran pun ada batasnya. Tiap orang tak selalu berada dalam kondisi terbaiknya untuk mengendalikan diri di setiap keadaan. Hingga tak jarang juga, seseorang tiba-tiba tersulut amarah hanya karena hal sepele, tanpa kita tahu apa yang sudah dia tahan selama ini. Hingga Yusuf sampai di rumah Bobby pun, wajahnya masih muram dan serius karena masih larut dalam instrospeksi dirinya, memikirkan apa yang salah dengan dirinya. “Kusut sekali tampangmu kulihat. Jadi benar, tadi kamu bermasalah de
Baca selengkapnya

080 - Lelah Lahir dan Bathin

Kenyataannya, Yusuf sendiri juga bukan pertama kali menemukan yang seperti sekarang. Seingatnya, pernah satu kali ayahnya yang petani juga mendapatkan yang seperti ini.Di masa lalu, ayahnya juga tak menjual ke penawar harga yang lebih tinggi. Tapi memilih menghargai kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya dengan pembeli pihak pertama, dan membiarkan pembeli itu nanti yang menjual ke penawar yang datang belakangan.Saat Yusuf menghampiri tauke dari Palembang itu, ternyata orang itu juga sudah tahu akan seperti itu. Mereka berurusan langsung dengan Yusuf, dan menyerahkan uang itu, seolah kentang-kentang yang dibeli adalah kentang Yusuf.Kentang dengan total 552 Kg itu, dibeli dengan harga total Rp. 1.435.000. Baru kemudian Yusuf memberikan uang sebanyak Rp. 1.110.000 pada Mak Siti, sesuai dengan harga yang sudah mereka sepakati sebelumnya.Hanya dengan hadir di sana saja beberapa menit, Yusuf sudah mendapatkan uang 325 ribu dari deal tersebut.“Dengan begini, kamu sudah langsung menju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status