Hanya beberapa hari bekerja, ia sudah mendapatkan hati sang majikan.Di sisi lain ia mendapatkan sikap yang tidak nyaman dari senior. Suka marah, main perintah, bahkan kadang menimpakan kesalahan yang tidak dibuatnya. "Nit, ada pesanan muffin. Kau yang buat, ya!" perintah Sumiyati. "Tapi ....""Tidak ada kata tapi-tapi," potong Sumiyati. "Aku mau ke pasar, beli bahan. Ada yang kurang."Sumiyati menggeloyor keluar. Anita hanya menatapnya pasrah. Ia belum sempat bertanya apa resepnya. Anita memeriksa catatan orderan. Dua ratus muffin, diantar jam lima sore. Ia memeriksa jam di dinding, masih ada waktu tiga jam. Masalahnya ia tidak punya resep karena itu pekerjaan Sumiyati. Ia hanya sebagai orang-orang bantu, sedang owner sedang pergi diperkirakan malam hari baru datang. "Aina, kau bisa bikin muffin?"Aina menggeleng.Anita mendengus. Percuma ia mengeluh. Waktu terus berjalan. Ia hafal betul, Sumiyati jika keluar, tidak akan kembali dalam waktu singkat. Jika ada masalah, Sumiyati cuk
Last Updated : 2022-09-30 Read more