All Chapters of Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

Tak-tik Arlin

Arlin tersenyum lebar. Ingatannya melayang pada peristiwa beberapa bulan yang lalu, saat dia dan Vira bertemu di sebuah kafe. “Jangan terlalu keras padaku, aku masih mempunyai kartu lain yang jauh lebih ganas daripada dua yang sudah kau ketahui ini, Vir. Jika kartu ini kugunakan, aku yakin seratus persen kau akan menyesali semua yang kau lakukan seumur hidupmu.” Arlin menatap Vira dengan lekat. Berusaha memperkuat ancaman yang dia berikan dengan tatapan mata.“Aku tidak memintamu mundur, Vir. Aku hanya memintamu berbagi.” Senyum Arlin mengembang sempurna.Arlin tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, membuat Papa Surya terheran-heran. Apa putri semata wayangnya sudah gila karena tekanan yang dia berikan?“Vira terlalu jumawa, Pa. Wanita bodoh itu sudah merasa paling pintar seakan dia bisa membaca semua gerakanku.” Tawa Arlin kembali berderai“Padahal aku sudah minta baik-baik agar dia mau berbagi, tetapi dia terlalu angkuh dan sombong seolah a
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

Ziarah

“Ayah kenapa menangis?” Vira berjongkok di samping kursi roda Ayah Aksa.Lelaki itu hanya menggeleng sambil mengusap air matanya yang terus mengalir tidak mau dihentikan.Vira menarik nafas perlahan, membiarkan Ayah Aksa larut dalam perasaannya. Angin berhembus pelan, membuat Vira sedikit merapatkan cardigan yang dikenakannya. Semilir harum bunga kamboja memenuhi indra penciuman. Wanita itu menoleh pada bunga berwarna putih dengan kuning di tengahnya.Bunga-bunga itu sedang mekar, indah dipandang. Beberapa kuntum jatuh berserakan di pusara, beberapa bahkan jatuh tepat di atas nisan di bawahnya.“Zita.” Ayah Aksa berbisik pelan sambil mengelus nisan bertuliskan nama Yozita.“Dua puluh tahun lebih aku tidak menemuimu. Maaf.” ayah Aksa kembali tergugu.Ini pertama kalinya dia berziarah ke makam Zita sejak hari wanita itu dimakamkan. Ayah Aksa memutuskan langsung pulang ke tanah kelahirannya sehari setelah Zita berpulang. Berdiam diri lebih lama di sini membuat hatinya semakin hancur. Mem
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

Prasangka

Sementara di tempat lain. Hendra sedang menatap dingin pada televisi berukuran 40 inch di dinding kantornya. Tangan lelaki itu terkepal melihat siaran berita yang sedang ditayang."Saya tidak menyangka mereka menggunakan cara seperti ini. Mereka memanfaatkan media untuk membangun opini karena punya akses orang dalam di sana." Hendy menarik napas panjang.“Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan apapun dari Vira maupun Hendra. Dihubungi secara terpisah, melalui perwakilan perusahaan Hendra menyampaikan enggan menanggapi berita ini, membuat asumsi semakin simpang siur di luar sana.Sementara Vira tidak mengangkat sambungan telepon, kuat dugaan pemilik usaha PT. SKJ itu sedang bersembunyi karena terkejut dengan adanya pemberitaan ini.Tentu dia tidak menyangka jika si YouTuber yang dia retas akunnya akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Menurut pengakuan si Pelapor, Vira berkali-kali meminta masalah ini diselesaikan secara damai.Namun, wanita itu enggan mengembalikan akunn
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

Sibuk

“Loh? Kan dulu kamu memang seperti itu, Sa. ada-ada saja jawabanmu yang membuat dosen kehabisan kata." Mama Lily tertawa renyah."Ya mau bagaimana lagi, Ly? Sebagai salah satu anggota BEM, aku terbiasa kritis. Jadi kalau telat sedikit masuk, terus dosennya agak-agak "ganas", jiwaku sebagai aktivis meronta ingin berdebat."Ayah Aksa dan Mama Lily tertawa bersama mengingat kejadian puluhan tahun lalu, saat mereka masih di bangku kuliah. Sementara dibalik pintu Vira tersenyum, mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak. Dia sengaja menunggu di sana.Wanita itu hendak pamit ke luar pada Ayah Aksa dan Mama Lily yang sedang ngobrol santai di teras samping rumah. Namun, mendengar kedua orangtua itu sedang asyik bernostalgia, mengenang masa lalu, membuat Vira menunda sejenak keinginannya. "Ly, terima kasih," ucap Ayah Aksa setelah tawa mereka reda."Apa nih maksudnya?" Mama Lily menatap Ayah Aksa curiga."Aku serius." Ayah Aksa tersenyum menatap wajah Mama Lily yang mencurigainya."Terim
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

Maaf Untuk Apa?

Satu jam berlalu, Vira akhirnya dapat melihat plang nama tempat usahanya terpasang. Sekitar dua puluh meter lagi akan sampai, wanita itu mengerutkan kening melihat garis polisi mengelilingi tempat usahanya. Ada apa?Vira memarkirkan mobil di halaman dan bergegas masuk. Walau tempat itu disegel, dia bisa melihat ada aktivitas di dalam sana. Pintu depan dan jendelanya pun terbuka lebar."Bubs!" Ke empat karyawan Vira kompak berteriak saat melihat dia datang. Vira memperhatikan sekitar, meja yang dulu ditempati Vano kosong. Komputer yang ada di sana lenyap.Zidni berdiri dan menghambur memeluk Vira. Wanita itu menangis tersedu-sedu. "Ada apa?" Vira bertanya heran sambil mengelus punggung Zidni.“Kami takut sekali terjadi apa-apa padamu, Bubs.” Virni menyeka matanya yang basah.Vira mengangguk. Dia menuntun Zidni duduk dan mengambil tempat di dekat karyawannya.“Ada apa?” Vira kembali bertanya, kali ini pada Rizal yang terlihat lebih bisa menguasai diri dibandingkan dengan yang lain.“K
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

Prasangka Hendi

“Maaf? Maaf untuk apa?” Vira memberi kode pada keempat karyawannya. Sepertinya mereka butuh waktu berdua.Zidni, Virni, Rizal dan Leci mengangguk maklum. Mereka beranjak berdiri dan keluar menuju kafe di seberang jalan."Mas?" Vira mengangkat kepala Hendra.Mata mereka bertemu. Vira menarik napas panjang melihat suaminya bersimbah air mata. Ada apa? Terakhir dia melihat Hendra menangis beberapa bulan lalu sebelum mereka berbaikan. Menangisi Arlin dalam setiap tidurnya."Maaf."Vira bangkit dari kursi dan ikut duduk di bawah bersama Hendra. Lantai tempat usaha itu bersih, Zidni dan Virni ringan tangan menjaga kebersihan dan kerapian tempat itu agar selalu nyaman."Ada apa?" Vira memegang tangan Hendra."Maaf, karena telah membuatmu terseret dalam masalah ini. Maaf, karena aku, usaha yang sudah payah kau bangun harus hancur." Hendra menunduk.Hendra tergugu. Diambilnya tangan Vira dan diciuminya bertubi-tubi. Air mata lelaki itu berjatuhan di tangan Vira.Tadi Hendra pulang dari kantor
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

Bukti Kuat

"Aku tahu kau tidak mungkin bekerjasama dengan Arlin, Vir."Vira tersenyum lega. Begitu pun dengan Hendra, bayangan Vira akan marah dan membencinya ternyata tidak terjadi. Semua bisa baik-baik saja jika mereka saling berkomunikasi."Kau tidak marah karena masalah ini, Vir? Nama usahamu jadi tercoreng." Hendra menarik napas pelan."Tidak sama sekali. Kekhawatiran terbesarku adalah takut jika mas berpikiran aku terlibat. Tetapi, ternyata mas tahu aku tidak mungkin melakukannya." Vira tertawa."Kamu memang sering bertindak di luar akal sehatku, Mas.""Maksudmu?" Hendra bertanya dengan alis bertaut.Vira terkekeh mengingat kejadian beberapa hari lalu di rumah sakit saat mereka baru mengetahui dirinya hamil.“Keluarga Ibu Savira.”“Ya, Dok!” Hendra dan Mama Lily menjawab berbarengan sambil menghampiri dokter. Vira dapat mendengar langkah kaki mereka dari dalam.“Bagaimana istri saya, Dok?” Itu suara hendra, suaminya.“Selamat!"“Eh?” Nada heran dan bingung terdengar jelas dari suara Hendra
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

Serangan Balik

"Keputusan sidangnya besok, kan?" Papa Surya menoleh pada Arlin yang sedang sibuk mengerjakan entah apalah di mejanya.Lelaki itu meletakkan surat kabar yang dari tadi dia baca. Dia sangat puas melihat berita utama hari itu."Akankah kebenaran menang? Atau berpihak pada benda bernama uang?" Papa Surya membaca judul berita utama yang ditulis dengan huruf besar-besar itu. Dia tertawa kencang sambil menepuk koran di atas meja. "Kau memang putriku, Arlin. Kecerdasanmu tidak diragukan lagi." Papa Surya tersenyum lebar."Saat putusan sidang dibacakan besok, pasti media negeri ini akan heboh karena hakim memenangkan pihak yang dianggap telah berbuat curang." Papa Surya kembali terkekeh."Sebenarnya kita tidak diuntungkan sama sekali dengan semua keributan ini. Toh, pada akhirnya juga perusahaan Pak Hendra tidak terbukti bersalah kalau diselidiki, kan?" Pak Prima, orang kepercayaan Papa Surya dan Alrin bersuara."Kau benar. Namun, kepercayaan investor sudah terlanjur menurun. Apalagi jika me
last updateLast Updated : 2022-11-07
Read more

Tepat Pada Sasaran

"Kamu tidak apa-apa, Yang?" Hendra menggandeng tangan Vira. Sedikit khawatir melihat istrinya yang tampak pucat."Tidak apa-apa. Hanya mual dan sedikit pusing.""Tunggu di sini saja ya? Biar aku dan Pak Risky yang menyelesaikannya?" Inilah yang Hendra takutkan selama ini. Dia khawatir kesehatan Vira akan terganggu karena kelelahan dan tertekan mengikuti prosedur yang sedikit berbelit."Tidak apa, Mas." Vira tersenyum meyakinkan Hendra. Tangannya mengeratkan gandengan tangan Hendra.Mereka langsung mengambil tempat yang sudah diatur sedemikian rupa di depan awak media begitu memasuki ruangan. Hendra mengangguk mempersilakan Pak Risky saat pihak kepolisian memberikan waktu bicara."Selamat siang teman-teman media, di sini saya selaku kuasa hukum dari Pak Hendra dan Ibu Savira akan mewakili beliau berdua untuk berbicara." Ruangan itu mendadak ramai oleh bunyi alat tulis, alat rekam, dan kilatan blitz kamera."Seperti yang kita ketahui, belakangan ini ramai berita yang menyebutkan Ibu Sav
last updateLast Updated : 2022-11-07
Read more

Siapa Dia?

"Matikan televisinya, Prim!"Pak Prima bergegas mematikan televisi."Arlin." Papa Surya berdiri dan mendekati anaknya yang masih terlihat sangat terkejut. Andai tidak menggunakan make up, pasti wajah itu sudah pucat pasi.Dering ponsel membuat Arlin hampir berteriak. Papa Surya mengerutkan kening melihat sikap Arlin yang sepertinya sangat berlebihan.Wanita itu mengambil ponselnya dengan enggan. Sesaat kemudian dia meletakkan kembali alat komunikasi itu dan menutup mulutnya."Tidak! Tidak!" Arlin menggeleng sambil mengacak rambut. Keringat dingin memenuhi kening wanita itu.Papa Surya langsung mengambil ponsel anaknya untuk melihat siapa yang menelepon. Apa hal yang membuat Arlin begitu ketakutan?"Pak Winarya?" Papa Surya mengerutkan kening. Dia sedikit asing dengan nama itu."Siapa ini, Lin?" Papa Surya duduk di depan Arlin. Dia menyerahkan gelas air minum agar anaknya itu bisa lebih tenang.Arlin mengambil gelas dan meneguknya pelan. Dingin air dan aroma daun mint dari minumannya m
last updateLast Updated : 2022-11-08
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status