"Pi?" panggil Langit ketika membuka daun pintu dengan nama Satriyo Singgih. Lelaki yang dipanggil Pi lantas mendongak, mengalihkan pandangan dari laptop di depannya. "Eh, Langit."Langit lantas duduk di depan meja sang papi. Lelaki semester akhir itu memperhatikan jemari papinya yang tengah sibuk. "Mami sehat?"Langit mengangguk. "Ya, kalau minum obat ya pasti baikan, Pi."Satriyo berdehem paham. "Pelangi gimana?""Tadi kuanterin, kok. Pakai mobil mama. Ujan soalnya, hehe," ucap Langit menggaruk kepala yang tidak gatal. "Nggak apa-apa!"Keduanya diam. Langit hanya terus memperhatikan sang papi yang bekerja. Sesekali dia menatap tumpukkan kertas dan map di mejanya. "Nanti papa pulang, kan?" tanya Langit ragu. "Iya. Tapi malem, ya. Masih banyak yang harus dikerjain!"Langit mengangguk. Merasa papinya tengah sibuk, mahasiswa Tekhnik Elektro itu pamit. Dia keluar ruangan papinya dan menuju fakultasnya yang lumayan jauh. Kampus tengah masa senggang karena para mahasiswa sudah melewat
Baca selengkapnya