"Dasar aneh!" Asih pun memukul lengan Nilam, menurutnya Nilam sangat menjengkelkan sampai detik ini."Mbak Asih, apaansih. Perasaan sensitif aja, tapi maklumlah, namanya Bumil," celetuk Nilam sambil mengusap lengannya yang dipukul oleh Asih."Nggak jelas banget deh, ngaur!" omel Asih."Nilam, kapan, bisa dapat jodoh sebaik, Mas Barra. Coba aja ada pasti, Nilam bahagia sekali," kata Nilam lagi dengan bibirnya yang terus saja tersenyum."Dasar gila!"Asih pun kini berjalan ke arah Barra, dia mengantarkan beberapa roti yang menurutnya cukup lezat untuk di nikmati oleh Barra bersama dengan kopi hangat buatnya tadi."Terima kasih," kata Barra sambil tersenyum pada Asih."Bayar, ya, pakai duit, Mas. Bukan pakai terima kasih," ujar Asih.Barra pun tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Asih."Malah senyum, bayar. Ini bukan toko kue milik istri mu, ini toko kue milik, Ibu Nia Putri, sudah baca nama toko kuenya, 'kan?" tanya Asih lagi."Kalau kamu, Mas bisa bikin toko kue punya kamu. Sekal
Terakhir Diperbarui : 2023-08-19 Baca selengkapnya