All Chapters of My Absurd CEO: Chapter 21 - Chapter 30

35 Chapters

Bab 21

"Tidak becus!" bentak laki-laki paruh baya kepada Enzo yang menundukkan kepala.Markus menggelengkan kepala heran dengan tingkah putra keduanya. Keluhan beberapa investor tentang Enzo cukup membuat Markus dongkol. Seabsurd apapun Enzo laki-laki itu sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya. Berbeda dengan akhir-akhir ini."Maaf Yah, tapi semua dihandle Jayden dengan baik kok."Markus membuang napas kasar. Walaupun ada yang menghandle tapi tetap saja para investor terkadang ingin bertemu dengan Enzo secara langsung tanpa perwakilan. "Gara-gara tingkahmu banyak investor yang membatalkan kerjasama mendadak."Markus duduk di sofa berusaha mengatur napasnya. Menenangkan diri agar emosinya meredam."Jadi aku harus nurut yang mana? Bunda nyuruh njemput Aylin, Ayah nyuruh lembur."Enzo menekan keningnya yang terasa berdenyut. Ia tidak bisa absen menjemput Aylin atau gadis itu akan meraung dan kesal padanya. Tapi ia juga tidak boleh lepas dari urusan kantor."Pak Karto kan ada."Cukup soluti
Read more

Bab 22

"Om jangan pergi."Rengek Aylin dengan manja kala mobil mewah yang ia naiki sudah tiba dihalaman rumah. Gadis itu masih saja memeluk tubuh Enzo dengan mesra. "Sayang aku harus pergi," ucap Enzo mencoba melerai pelukan Aylin.Namun gadis itu menggeleng. Ia justru semakin mengeratkan pelukannya. Entah mengapa Aylin merasa berat melepaskan Enzo. Tentu saja karena laki-laki itu sudah mengobrak-abrik pertahanannya. Ah pipi Aylin kembali memerah mengingat ciuman pertamanya beberapa saat yang lalu. Jantungnya pun ikut berdebar kembali."Nanti kamu gak jajan kalau aku gak kerja."Mendengar hal itu Aylin segera bangkit dari tubuh Enzo. "Gampang tinggal minta bunda," sahut Aylin tanpa dosa.Enzo mencubit kedua pipi Aylin serentak. Mudah sekali gadis remaja itu menjawab. Apa tidak pernah terlintas dipikiran Aylin betapa susahnya mencari uang. Mungkin memang pikiran Aylin belum sampai kesana."Kamu masuk ke rumah, aku harus segera pergi."Lagi Enzo membujuk Aylin namun gadis itu kembali bergelay
Read more

Bab 23

"Kak sejak kapan kalian memiliki keponakan?" cecar wanita berambut pirang lantaran di cat beberapa hari yang lalu. Memberikan kesan lebih seksi dengan penampilan barunya.Frans mendongakkan kepala kala wanita yang tak asing bagi dirinya itu mendadak muncul di ruangannya. Ia yang begitu fokus tentu merasa terganggu dengan kehadiran wanita itu."Bener kata Enzo kamu memang seenak jidat," sindir Frans bangkit dari kursi dan duduk di sofa tepat disamping Viola yang sedang menyilangkan kaki anggun.Viola lantas terkekeh mendengar ledekan yang justru seakan sedang memuji dirinya. Benar-benar pemikiran wanita yang aneh lain dari yang lainnya. "Maaf aku masuk tanpa permisi," ujarnya kemudian. Ia memang sedikit lancang lantaran tidak mengucapkan kata permisi sama sekali."Ada perlu apa kamu kesini?" tanya Frans to the point. Ia memang bukan laki-laki yang suka mengulur waktu. Apalagi ia tengah sibuk mendesain bangunan yang sedang ia garap.Tidak adik tidak kakak keduanya sama-sama bersifat ke
Read more

Bab 24

Enzo meluruskan punggungnya yang terasa bengkok lantaran terlalu lama berkutat didepan komputer. Setelah memastikan bunyi kretek ia baru menyudahi aksinya.Tiba-tiba sekelebat bayangan hitam mengejutkan Enzo. Walaupun samar ia masih bisa melihat karena pintu ruangannya terbuka sedikit. Jantung Enzo terpacu dengan cepat. Dengan langkah waspada ia berjalan mendekati pintu.Tuk! Tuk! Tuk!Mata Enzo semakin membelalak mendengar langkah yang misterius didepan ruangannya. Bulu kuduk Enzo dengan kompak berdiri. Memunculkan keringat dingin yang mencekam. Susah payah Enzo menelan ludah."Ya Tuhan lindungi hamba dari makhluk jadi-jadian," rapal Enzo menutup pintunya. Ia mengurungkan niat untuk membuka pintu. Namun langkah itu kian mendekati dirinya. Enzo membeku kala langkah itu berhenti tepat di depan pintu. Sementara manik mata Enzo melirik jam dinding yang menggantung di dinding. Pantas saja ia merasa horor rupanya sudah pukul 00.00. "Pak Enzo?" Bahkan makhluk jadi-jadian itu semakin isen
Read more

Bab 25

"Devin?"Laki-laki pemilik nama itu pun menoleh ke arah sumber suara. Matanya terperanjat melihat gadis yang kini tepat berada dihadapannya."Misel?""Ya ampun, kok kebetulan banget sih kita ketemu disini," ucap Misel dengan ramah. Seolah tidak pernah terjadi apapun diantara mereka berdua."Kamu apa kabar?" tanya Devin berbasa-basi. Semenjak Misel dikeluarkan dari sekolah ia tidak pernah bertemu dengan Misel. Gadis itu menyunggingkan senyum, "Seperti yang kamu lihat.""Maaf, seandainya aku tidak menolak perasaanmu ...""Hei, aku memang salah. Aku pantes dikeluarin dari sekolah," potong Misel tidak ingin Devin menyalahkan diri sendiri.Ia memang tidak menyalahkan Devin. Tapi ia sangat membenci Aylin melebihi siapa pun. Ia masih tidak terima gadis sok polos itu merebut Devin darinya. "Aku gak nyangka kamu sampai pindah apartemen," ucap Devin kembali merasa welas asih pada Misel. Mendengar hal itu Misel kian merana. Apa Devin berniat memojokkan dirinya lantaran sudah berhasil jadian d
Read more

Bab 26

"Loh baru pulang jalan kok wajahnya ditekuk?" Wanita paruh baya yang sedang duduk bersantai diteras rumah menyapa dua sejoli. Aylin memutar bola mata malas. Lalu memilih untuk terus berjalan memasuki rumah. Ia terlalu kesal dengan Enzo yang super menyebalkan."Mang kenapa??" tanya Elena meminta penjelasan putranya atas sikap Aylin yang nampak kesal. Menantunya nampak sangat menggerutu.Beberapa saat yang lalu,"Om kok mobilnya jalan terus?" tanya Aylin bingung mengapa Enzo tak juga berhenti. Namun justru terus melajukan mobilnya melewati mall-mall.Laki-laki jangkung itu hanya tersenyum. Menimbulkan tanda tanya besar bagi Aylin. Oh atau mungkin Enzo adalah seorang yang penuh kejutan nan romantis. Mendadak pipi Aylin bersemu merah. Kalau begitu ia akan mencoba menjadi wanita yang tidak tahu apa-apa. Bak drama romantis yang pernah ia lihat di TV. Tidak lama kemudian mobil Enzo kian memelan dan menepi. Menandakan ia akan memarkirkan mobil. Manik mata Aylin terus mengitari sekitar. Ia
Read more

Bab 27

Hampir semua orang shock setelah membaca pengumuman yang tertempel di meja dinding siswa. Ada yang menepis tidak percaya. Namun lebih banyak yang meyakini apa yang tertera adalah benar adanya."Kok kamu masih bisa bebas berkeliaran di sekolah?" cecar siswa satu kelas. Mereka benar-benar tidak terima Aylin bisa masuk sekolah.Sementara gadis mungil yang sedang dikerumuni siswa itu hanya bisa diam dan tersedu menangis. "Pergi! Kamu sudah menikah gak boleh sekolah!" usir mereka kian menjadi.Sesil lari tergopoh menuju kelas. Berulang kali ia mengutuk dirinya sendiri karena datang terlambat. Ia begitu khawatir dengan Aylin setelah melihat gambar buku nikah Aylin yang terpampang jelas. Parahnya terdapat dua foto mempelai yang tidak diblur sama sekali."Keluar kamu!! Kamu gak pantes disini!!" teriak teman sekelas Aylin seraya menarik kasar tangan Aylin. "Hentikan!" seru Sesil dengan napas terenggah. Ia lalu membawa pergi Aylin dari kerumunan. Semua siswa mengawasi Aylin tanpa luput sedik
Read more

Bab 28

"Astaga, Aylin kamu kenapa??" tanya wanita paruh baya terperangah melihat kondisi menantunya yang begitu buruk. Rambut kotor acak-acakan serta bau busuk amis menyengat.Bukannya menjawab gadis mungil itu justru kembali merengek setelah sempat mereda saat dibonceng pulang oleh Devin. Hal itu membuat Elena semakin cemas. Ia teringat kejadian perundungan yang menimpa Aylin beberapa bulan yang lalu."Kamu dirundung lagi??" cecar Elena terus mengintrogasi Aylin yang tersedu pilu."Aylin ... " Devin menjeda ucapannya, ia ragu."Kenapa? Dia kenapa!?" bentak Elena tidak sabaran."Aylin dikeluarkan dari sekolah Tan."Elena membelalak mendengar penuturan Devin. Bagaimana bisa? Jangan-jangan? Elena sungguh tak kuasa membayangkan oleh sebab gerangan apa menantunya itu dikeluarkan dari sekolah."Apa karena ..."Devin mengangguk ia tahu kemana arah pertanyaan ibu mertua Aylin itu. Tidak salah lagi hal yang paling mungkin bisa membuat Aylin dikeluarkan dari sekolah hanyalah statusnya yang sudah meni
Read more

Bab 29

Enzo mengacak rambutnya asal. Berulang kali ia memastikan namun tidak juga mendapat titik terang. Hanya layar berwarna hitam yang tertampil pada monitor dihadapannya. Aneh, sementara aktivitas yang lainnya dapat terekam dengan jelas."Sudah dihapus pak," tutur satpam sekolah kala mengecek cctv. Ia memainkan mouse naik turun mencari vidio yang dimaksud Enzo. Namun nihil tak ada satu pun yang ditemukan.Jelas sekali ada yang menghapus cctv sekolah. Namun anehnya tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang yang mencurigakan yang terekam cctv. Bagian yang terhapus hanya beberapa menit sebelum istirahat. Bahkan Enzo dapat menyaksikan betapa sedihnya raut wajah Aylin kala dicemooh siswa yang lain."Ada yang tidak beres."Enzo yakin ada sesuatu dibalik terhapusnya cctv. Selain untuk menutupi siapa pelaku sebenarnya. Kali ini pelakunya nampak sudah sangat ahli. Siapa gerangan dibalik semua ini?"Maksud bapak?" tanya satpam tidak mengerti dengan maksud laki-laki jangkung disampingnya. "Ada yan
Read more

Bab 30

"Aku sudah mengganti semua harta Aylin menjadi atas namaku kak."Wow, Frans sungguh tercengang dengan penuturan adiknya itu. Bisa-bisanya ia tidak tahu akal bulus Enzo. Jadi itu musabab Enzo keluar kota beberapa hari yang lalu. Ada untungnya juga Aylin masih dibawah umur. Semua hak waris bisa diwakilkan oleh walinya."Ini baru adikku."Frans mengacak rambut Enzo bak anak kecil. Hal yang paling sering Frans lakukan dulu saat Enzo masih kecil nan polos. Kini adiknya itu sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Yang bahkan jauh lebih licik dibandingkan dengan Frans."Tapi kenapa kamu tidak menceritakan tentang Aylin ke Viola?" Enzo nampak berpikir sejenak. Ia memang tidak pernah mengatakan apapun tentang Aylin kepada Viola. Untuk apa juga? Enzo merasa itu tidak penting baginya. Viola bukan ibunya yang harus mengetahui semua tentang kehidupannya."Bukannya kamu cinta mati dengannya, hahaha."Frans tertawa mengingat betapa cintanya Enzo dengan Viola. Gadis yang bahkan pernah menyelingkuhi Enzo d
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status