Semua Bab Dipaksa Akrab dengan istrinya : Bab 21 - Bab 30

121 Bab

21

Untuk beberapa saat kubiarkan dia memelukku. Kubiarkan dia sejenak memejamkan mata dan melepas pikiran tertekannya akan situasi rumah tangga yang kurang kondusif.Kubelai rambutnya tanpa mengatakan apa apa, hingga dia menarik tubuhku untuk ikut berbaring, menciumi diri ini dengan tatapan mata dan genggaman tangan yang saking bertautan. Napas kami perlahan mulai disesaki dengan hasrat dan kerinduan hingga satu persatu penutup tubuh ini jatuh ke lantai dan kami saling merangkul dalam lautan asmara.*Pukul tiga pagi, ponsel suamiku berdering di nakas yang ada di sebelahnya. Bunyi dering yang terus berulang-ulang memaksa diri ini untuk mengejar dan menggeliat lalu segera bergerak untuk mengambil benda itu dan mematikannya. Sayangnya setelah ku matikan ponsel itu berdering lagi."Halo, assalamualaikum," tanya aku dengan nada sedikit kesal karena diganggu tidur di pagi buta ini."Walaikum salam, mana Mas Albi?""Tidur.""Dia tidur denganmu?" "Bukan cuma tidur tapi habis bercinta," jawabku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

22

Tak payah harus memaksakan wanita itu untuk mencerna apa yang terjadi, harusnya, sebagai wanita terpelajar dia sudah paham bagaimana konsekuensi menikahi pria beristri. Namun beraninya dia datang kemari untuk memprotes apa yang terjadi.Apakah dia ingin hanya dia yang bahagia dalam rengkuhan suaminya. Lalu apa kabar dengan kami? Tolonglah jangan egois atau konyol seperti itu. Atau ... haruskah dia aku sadarkan?"Minumlah tehmu," suruhku."Tidak, masih panas," tolaknya dengan wajah masam. Wanita ini sepertinya tak pandai bersikap elegan dan menyembunyikan perasaan. Dia sangat frontal dan blak blakan."Jadi, katakan, apa kau sudah mengerti tentang perasaanku sekarang?""Sedikit," jawabnya, aku tersenyum dan berterima kasih."Mas Albi sepertinya harus ditatar oleh ayahku. Aku tidak berdaya bicara banyak pada kalian berdua. Kau sebagai istri pertama merasa selalu satu level di atasku padahal secara umum aku lebih unggul, aku seorang sarjana yang terpelajar, keluargaku adalah keluarga berk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

23

Bismillah.Setelah percakapan malam itu, Filza tak pernah menghubungi lagi. Aku juga tak melihat gelagat buruk dalam diri Mas Albi, berarti Filza tidak mengadukan ucapanku pada suami kami. "Baguslah, mungkin sekarang dia sedang berusaha untuk membuat dirinya waras," gumamku sambil melanjutkan pekerjaaan di dapur.Sewaktu menata piring di meja, Suamiku pulang, dia mengucapkan salam dan melepas sepatunya, lalu datang mencium keningku."Kamu masak apa Um?""Masak ikan balado dan sayur bening," jawabku."Aku ingin makan, lapar sekali,", jawabnya sambil mencuci tangan di wastafel.Hari ini adalah kedatangannya setelah tiga hari di rumah Filza. Kupandangi wajah suamiku yang nampak sangat lelah dan berkeringat. Kupandangi juga pakaiannya yang kusut tidak disetrika selagi dia menarik kursi dan duduk di meja. Dibalikkannya piring lalu menuangkan secentong nasi dan ikan. "Kau tidak sarapan hari ini?" tanyaku yang tahu persis gelagat suamiku. Jika dia tidak sarapan maka dia akan sangat kelapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

24

"a-apa? Apa yang kamu katakan Mbak?""Aku mengatakan apa yang kau dengar jelas barusan, dia memberiku tabungan emas! Kau mengerti," ujarku sambil mengangkat alis sebelah dan tersenyum lalu beranjak membawa nampak gelas jus ke depan."Kau bohong, tidak mungkin itu terjadi!" ucapnya setengah lantang."Pelan pelan, jangan sampai teriakanmu menarik perhatian semua orang. Sebaiknya cepat bereskan pecahan gelas sebelum ibu menyadarinya," ujarku sambil melirik beling yang berserakan di lantai.Wanita itu mendengus, matanya merah oleh sebab dia menahan tangisnya. Dengan kaki yang dihentak keras wanita itu meraih gagang sapu dan menyapu kaca tadi.Aku segera mengantarkan jus ke ruang tamu, membagikannya dengan semua orang dengan ramah dan senyum lebar. "Ini cookies yang saya buat dari rumah, cobalah," ucapku sambil menyodorkan toples kue dari nampan."Wah, kelihatannya enak," gumam kakak iparku."Tentu saja kak, itu coklat asli yang lezat," jawabku sambil terus membagikannya.Tiba tiba Filza
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

25

"Uhmm, Aini, ayo bantu aku membawa Gibran pulang," ucap Mas Albi dengan tatapan bingung dan ragu. Dia terlihat syok dan sangat malu di depan orang tua dan kakak kakaknya."Apakah kau yakin Filza akan di rumah, dia tidak akan ke tempat lain, misalnya ke rumah orang tuanya?""Tidak, aku tahu dia akan pulang.""Baiklah, kalau begitu aku akan panggil anak anak," ucapku berangsur pergi ke ruang tamu.Di ruang tamu kudapati anggota keluarga sedang duduk dan terdiam, aku yang gugup dan malu hanya bisa minta maaf pada mereka semua, berharap mereka bisa memaklumi apa yang terjadi."Ibu, saya minta maaf atas semua yang terjadi," ucapku."Sebenarnya ada apa?""Filza hanya merasa tidak puas dengan pembagian Mas Albi, dia dibelikan motor, sementara aku diberikan tabungan dengan nilai yang sama, tapi dia tak terima!""Albi, benarkah?" tanya Ibu berali menatap wajah suamiku yang terlihat kalut dengan semua ini."Iya, aku juga bingung harus bagaimana lagi, Bu.""Bicaralah pada Istrimu, jangan sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-20
Baca selengkapnya

26

"Katakan padaku, aku harus bagaimana?" tanyanya dengan sedih. Tatapannya benar benar tak sebening dulu, ada sebuah keputus asaan dan kebingungan yang tersirat di sana."Aku yakin, pelan tapi pasti, istrimu akan berubah. Aku percaya, dia wanita terpelajar yang akan paham apa yang harus dia lakukan.""Semakin hari, Filza semakin posesif dan ingin menang sendiri. Semakin aku berusaha adil ... entahlah, semakin aku berusaha untuk memperbaiki diri ada saja ujian yang membuat aku tetap marah dan terjebak masalah.""Seseorang harus mengendalikan diri dan emosinya sehingga mereka bisa bersikap bijak dalam memaknai peristiwa dan menangani masalah. Tadinya, aku juga sangat panik dengan dirimu yang terus bersamanya, tapi belakangan aku belajar, segala sesuatu yang justru makin ingin digenggam dengan ambisi dan niat yang tidak tulus akan semakin terlepas. Jadi, kuputuskan untuk menjalani hidup apa adanya," jawabku sambil mengecup kepalanya."Aku mencintaimu, aku menyesal meninggalkanmu dan memil
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

27

Sejak kemarahan Mas Albi semalam pada filza, aku agak segan untuk mengajaknya bicara lagi. Kubiarkan dia tertidur hingga fajar menjelang. Setelah bangun dan salat subuh suamiku seperti kebiasaannya selalu mencari kopi di meja. Dia duduk dengan tenang dalam balutan baju koko sambil sesekali mengesap kopi beraroma khas di cangkirnya. "Mas, kamu akan berangkat kerja kan?" "Iya.""Bisa langsung antar anak anak sekolah?""Ya tentu," jawabnya."Bagaimana keadaanmu, apakah perasaanmu baik baik saja?""Jujur aku pusing sekali," jawabnya sambil memijit keningnya."Jangan terlalu dijadikan beban Mas, temui dia sore nanti dan bicaralah padanya dengan baik.""Dia tak akan puas sebelum aku memberinya sesuatu yang lebih besar darimu, aku benar benar pusing.""Jangan sampai wanita itu melibatkan orang tuanya, kau akan malu Mas," ujarku."Di hari orang tuanya menegurku, maka di saat itulah aku akan sangat benci padanya. Sebaiknya dia tidak melakukan itu," balas suamiku dengan tenang, sekilas ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

28

"Aku bertanya karena Mas Aldi mengatakan akan mengantarkan anak-anak ke sekolah, ini tidak ada hubungannya dengan kedengkian atau tak suka apalagi dunia kiamat, aku hanya bertanya pada suamiku apakah dia akan pergi bersama anak anak atau tidak?""Kalau begitu ayo sekalian," ujar Mas Albi."Ini masih terlalu pagi Mas, anak anak bahkan belum mandi dan ganti baju. Apakah kamu mau menunggu mereka bersiap-siap dulu?""Kalau masa lebih menunggu anakmu maka dia akan kesiangan berangkat kerja belum lagi rumahku sangat jauh.""Kau sudah datang ke sini naik taksi jadi sebaliknya kau pulang juga naik taksi. Arah kantor dan sekolah anak-anak berlawanan dengan rumahmu jadi tolong mengertilah," ucapku tetap berusaha tenang di depan suami."Tidak bisa, Mas Albi harus mengantarku!""Baiklah, Mas. Antarkan dia," ucapku mengalah."Tapi, aku sudah janji sama kamu.""Gak apa apa kali Mas ... kamu harus nganterin aku dan Gibran dulu, lagian Mbak Aini sudah izinkan," potong Filza dengan senyum yang dibua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

29

Tring ... Tring ...Mas Albi terlihat ragu hendak mengangkat panggilan itu. Dia masih merangkulku sementara ponsel itu berpendar dan bergetar berkali kali."Angkat Mas!""Aku tak mau bicara dengannya akan merusak momenku denganmu.""Tapi, dia pasti gelisah Mas, dia pasti menunggu jadi, angkatlah.""Tidak, aku tak mau," jawab Mas Albi sambil meraih benda itu dan mematikannya."Bagaimana kalau wanita itu marah dan datang ke rumah ini, akan ada keributan lagi, Mas. aku tak mau itu terjadi," balasku."Dia tidak akan tahu aku di sini karena aku sudah mengirimkan pesan bahwa saat ini aku ada rapat penting dengan klien sehingga akan pulang terlambat.Jadi sekarang ini Suamiku sudah mulai membohongi istrinya? Mengapa harus demikian? Bukannya berumah tangga harusnya membawa pada keberhakahan dan kebahagiaan hidup? apakah Suamiku sedang mengalami hal sebaliknya, merasa tertekan, takut dan cemas sepanjang waktu? Apakah sebegini takutnya hingga untuk bersamaku saja dia harus main petak umpet dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

30

Sepertinya, wanita itu juga paham, bahwa jika dia datang ke rumah maka itu akan membuat Mas Albi marah dan memantik masalah besar. Terbukti, dia belum kunjung datang juga. Sementara itu, kulirik suamiku yang sudah lelap di sampingku. Seusai merajut kasih dan mengobati kerinduan kami, dia langsung terlelap dalam lelah dan tidur yang dalam."Baguslah, jika wanita itu tidak datang, aku bisa beristirahat dengan tenang dan tidur nyenyak."Kurebahkan kepala di atas lengan Mas Albi, kutidurkan dir dalam pelukan orang yang sudah lama aku rindukan dan mendamba bahwa pelukan itu tak akan pernah lepas selamanya. Menyadari bahwa aku memeluknya suamiku tersenyum lalu membalas pelukanku dengan penuh kasih sayang.**Kicau burung dari dahan pohon membangun kami. Usai mandi dan salat subuh tadi, aku berbaring dan tak sengaja tertidur lagi. "Mas ayo bangun," ucapku sambil menggoyangkan bahu suamiku.Perlahan ia mengerjap dan membuka mata. Melihatku sudah cantik dan segar, priaku tersenyum dan meme
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status