Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 561 - Bab 570

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 561 - Bab 570

639 Bab

BAB 561

Ekspresi Darren tampak tegang. Sekarang ia hanya memiliki tidak lebih dari seratus pasukan tempur bersamanya. Namun, setelah menyadari kemampuan lawan, Darren bahkan masih tidak percaya diri untuk menghadapinya, meski ia memiliki seribu pasukan tempur sekalipun.Karena itu, dibanding nekad menghadapi monster seperti itu, Darren lebih memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa pergi dengan selamat dari tempat ini.Tidak hanya Darren, anak buahnya ternyata juga memikirkan yang sama. Mereka melihat dengan jelas, bagaimana puluhan rekan mereka mati hanya denga satu serangan. Mereka bahkan tidak berani menebak seberapa tinggi kemampuan pria tersebut. Satu hal yang jelas, mereka sama sekali tidak memiliki peluang untuk bertahan hidup melawan seseorang dengan kemampuan mengerikan seperti itu.Sebelumnya, mereka hanya pernah melihat kemampuan mengerikan layaknya dewa kematian seperti ini dari sosok ketua klan mereka. Jadi, bagaimana mereka memiliki keberanian untuk bertarung melawan seseorang
Baca selengkapnya

BAB 562

Awan dan Dinara tiba di pulau berikutnya, pulau Kabut Abadi.Hanya saja, saat Awan sampai di sana. Pertempuran di sana baru saja berakhir.Natan tampak sedang merangkul ayahnya yang sedang terbaring lemah dipangkuannya, tidak jauh dari Finley yang sudah terbujur kaku bersama pasukannya.Sementara itu, di sekitar mereka, banyak mayat bertebaran dan darah di mana-mana, yang menunjukkan betapa sengit pertempuran yang terjadi di sana beberapa waktu lalu. Raungan naga dari atas langit mengejutkian semua orang yang ada di pulau. Mereka sempat mengira jika bantuan musuh telah datang. Apalagi, melihat sosok naga raksasa yang turun dari atas langit. Terlihat begitu mendominasi dan penuh dengan aura keagungan.Luna dan yang lainnya tampak cemas. Namun, setelah melihat sosok Awan berdiri di atas punggung sang naga, semua orang segera menurunkan kewaspadaannya.Awan sengaja memilih melompat dari atas udara. Karena di bawah sana terlalu sempit untuk mendarat dengan ukuran tubuh naga Dinara, sebel
Baca selengkapnya

BAB 563

Luna tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap Awan, setelah melihat langsung kemampuan ilahi Awan. Jika sebelumnya, ia menentang keras rencana ayahnya yang berniat mem'beri'kan dirinya pada Awan. Karena ia sama sekali tidak mengenal Awan. Apalagi, permintaan ayahnya yang memintanya sebagai pemberian, terkesan merendahkan harga dirinya. Sementara itu, ayahnya dengan segala puja puji, menyebut pencapaian Awan setinggi langit dan Awan merupakan pewaris kekuatan Diyu Mowang yang menjadi sesembahan mereka dan bla-bla.Bagi Luna, satu-satunya pria yang bisa menaklukan hatinya adalah pria yang kuat, melebihi kemampuannya.Mereka bahkan belum bertarung dan Luna seperti tidak memerlukan lagi alasan itu untuk menebak di level mana Awan sebenarnya berada. Jadi, bagaimana Luna tidak klepek-kelepek dengan pesona pria yang memenuhi syarat standar jadi penguasa hatinya itu?Awan bahkan memiliki kemampuan pengobatan ilahi layaknya seorang dewa. Suatu nilai tambah yang sudah jauh melebihi espe
Baca selengkapnya

BAB 564

Lebih lanjut, Awan penasaran melihat ada seorang wanita cantik berusia dua puluhan berdiri di antara Nura dan Lucifer. Selain itu, ia memiliki aura kuat yang memiliki kesamaan dengan Patrick Soze."Lalu, siapa nona ini?" Tanya Awan menatap ke arah Luna dengan penasaran.Luna yang mendapat tatapan seperti itu, seketika menunduk malu. Ia masih belum bisa mengendalikan dirinya sepenuhnya di depan Awan, setelah ia bertemu Awan dan melihat kemampuannya. Jika ada orang baru yang melihatekspresi malu-malu Luna seperti ini, mereka tidak akan menyangka jika Luna adalah seorang ketua sekte yang sangat disegani.Tidak terkecuali, Lucifer dan Nura. Mereka tersenyum geli melihat ekspresi malu-malu ketua sekte mereka. Meski begitu, Lucifer dengan sangat sopan menjelaskan siapa Luna kepada Awan."Ini adalah nona Luna Soze, putrinya master Patrick Soze. Master telah menurunkan semua kemampuannya pada nona Luna dan sekarang, nona Luna adalah master sekte kami yang baru.""Oh, begitu! Tolong maafkan sa
Baca selengkapnya

BAB 565

Badannya tambun dan sekilas terlihat seperti timbunan lemak raksasa, dengan pakaian ala seorang dengan lambang Yin Yang di dadanya. Namun, itulah sisi mengerikan dari pria yang penampilannya sekilas terlihat seperti Cu Pat Kai dalam novelnya Journey to the West. Meski begitu, jangan pernah meremehkan kekuatannya hanya karena fisiknya terlihat sangat gemuk. Tepat saat pria ini turun dari atas langit, udara di sekitarnya ikut terdistorsi hebat mengikuti arah jatuhnya. Awan yang sudah lebih dulu merasakan kehadirannya dan ancaman nyata sebelum pria ini datang, segera mengingatkan semua orang untuk segera menjauh. Namun, karena banyaknya orang di sana, membuat mereka tidak akan sempat menghindar tepat waktu.Itu sebabnya, Awan segera melompat ke udara untuk menyambut serangan pria tersebut dan menahannya untuk menghindari jatuhnya korban.Tubuh Awan berubah menjadi kilat biru dan dalam waktu sangat singkat sudah berada di ketinggian dan segera, kedua pukulan pria beda generasi itu berte
Baca selengkapnya

BAB 566

Sebenarnya, Lokan mengerti maksud dibalik kalimat Awan. Lokan lebih mengkhawatirkan Awan yang akan berhadapan dengan Alis Singit seorang diri. Namun, setelah melihat ketenangan yang ditunjukkan Awan, Lokan tidak memiliki pilihan selain menyerahkan masalah ini pada Awan dan mereka semua, bisa menyusul pasukan aliansi.Lokan mengangguk setuju, "Baik, jika itu perintah anda. Kami akan menyusul pasukan garis depan. Kami...""Siapa bilang kalian semua bisa pergi dari sini? Cepat katakan, siapa yang telah membunuh putraku? Orang itu dan seluruh keluarganya dan juga kalian semua akan mati untuk menebus nyawa putraku!" Raung Alis Singit yang sudah selesai meratapi nasib malang putranya dan kini, ia berniat membalas dendam atas kematian sang putra.Bahkan, tanpa menunggu semua orang untuk menjawab pertanyaannya, Alis Singit menyapukan satu tangannya ke samping dan belasan orang dari suku Zuku dan sekte Flamis yang kebetulan berada di sana, tidak bisa bertahan dan merasakan tubuh mereka ditarik
Baca selengkapnya

BAB 567

Tidak hanya Awan, Dinara dan Gundala yang berada dalam dirinya, juga turut cemas melihat dahsyatnya serangan Alis Singit. Ini bukan lagi level yang sama dengan musuh yang pernah mereka hadapi sebelumnya.Jika saja mereka sedang berada di kawasan pulau seribu, satu serangan Alis Singit akan dapat menenggelamkan puluhan pulau sekaligus.Dinara dan Gundala bersamaan menawarkan diri dan juga kekuatan penuh mereka untuk melawan serangan Alis Singit. Namun, Awan masih belum bisa menerima satupun ide mereka."Badai tidak harus dilawan dengan badai. Api tidak harus dengan api. Untuk menjatuhkan seekor gajah, terkadang cukup dibutuhkan seekor semut!"Awan teringat dengan nasehat bijak alamarhum kakeknya, ketika berlatih silat saat ia masih kecil. Saat itu, Awan yang telah mempelajari beberapa gerakan silat, berhasil dijatuhkan hanya dengan satu gerakan sederhana oleh mendiang kakeknya.Awan yang tidak mengerti bagaimana ia bisa kalah hanya dengan satu gerakan sederhana seperti itu, begitu pena
Baca selengkapnya

BAB 568

Meski begitu, Awan tetap menjawab pertanyaan Alis Singit, "Kalau iya, kenapa?"Alis Singit seketika menggerutu tidak jelas ketika mendengar jawaban singkat Awan."Sial, seharusnya aku sudah tahu! Kenapa juga aku lagi-lagi harus bertemu dengan seorang Sanjaya?"Alis Singit terlihat bicara sendiri dan sebagian besar, terlihat seperti ia sedang menyesali takdirnya.Awan dibuat bingung dengan sikap nyeleneh Alis Singit. Tidak salah, jika ketua Lokan mengingatkannya, bahwa Alis Singit adalah karakter 'aneh dan nyeleneh' sebelumnya. Orang tua ini susah ditebak. Meski ia masih terlihat kesal. Namun, niat membunuhnya seakan telah hilang begitu ia menyadari siapa lawan yang sedang ia hadapi.Sekarang, dibanding sikap permusuhan, Alis Singit justru terlihat seperti sedang menyesali pertemuannya dengan Awan atau lebih tepatnya, dengan seseorang yang berasal dari klan Sanjaya. Meski begitu, Awan tidak berani menurunkan sedikitpun kewaspadaannya. Alis Singit adalah orang yang sukar ditebak dan me
Baca selengkapnya

BAB 569

Jika merunut silsilah keluarga mereka, Gibran Sanjaya lah yang seharusnya menjadi tetua ke tujuh klan Sanjaya saat ini, bukan nenek Chiyo. Karena Gibran adalah anak tertua.Namun, Gibran memiliki gaya hidup yang nyentrik dan lebih suka dengan kebebasan. Ada desas-desus yang mengatakan kalau Gibran bergabung dengan aliran sesat dan ada juga yang mengatakan, kalau Gibran berpetualang keliling dunia dan tidak pernah menetap di satu tempat dalam waktu yang lama. Namun, dari semua informasi itu, yang paling menonjol adalah isu jika Gibran suka bermain dengan banyak wanita.Sekarang, melihat bahwa Gibran ternyata memiliki seorang putra dari keluarga Royal, membuat berita yang didengar Awan, sepertinya benar adanya.'Gila, tetuaku ini bahkan berani membuat skandal dengan keluarga Royal. Sungguh sesuatu!' Bathin Awan antara kagum dan ngeri menatap Alis Singit."Sial! Aku benar-benar tidak bisa mengelak dari takdir!" Ujar Alis Singit tiba-tiba dan sepertinya, ia sudah pasrah dengan jalan takdi
Baca selengkapnya

BAB 570

Mendengar peringatan Alis Singit, Awan tidak berani menunda sedetikpun keberangkatannya. Ia segera terbang bersama Dinara menuju pulau utama Arcadia.Sayangnya, Alis Singit menolak untuk membantu Awan, ketika Awan meminta bantuannya. Seperti yang dikatakan oleh Alis Singit sebelumnya, ia tidak bisa lagi ikut campur dengan urusan dunia. Meski itu melibatkan keluarganya sekalipun. "Selalu ada konsekuensi dari setiap tindakan." Saat mengatakan kalimat terakhirnya, Alis Singit hanya berpesan pada Awan untuk berhati-hati. Dunia dewa memiliki aturannya sendiri dan mereka pasti sudah mengetahui tentang pertempuran besar hari ini. Dua orang yang dibawa oleh keluarga Royal dalam pertempuran hari ini, secara tidak langsung bisa dianggap menyalahi aturan dewa. Hanya saja, Alis Singit tidak bisa meramalkan apa yang akan dilakukan oleh penjaga hitam terhadap Awan dan yang lainnya.Kembali ke waktu sekarang.Awan harus melewati empat pulau lagi untuk mencapai pulau utama. Hanya saja, saat ia m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5556575859
...
64
DMCA.com Protection Status