Pagi ini, setelah Ibu pergi bekerja dan Kak Nia berangkat ka kampusnya. Aku termenung duduk di kursi ruang tamu sambil mengingat kejadian semalam.Dari mulut ibu, terdengar sebuah pengakuan yang membuat emosi naik. Namun, mengingat kejadian semalam cukup membuat ibu dan kak Nia menjadi syok, terpaksa membuatku hanya menyimpan emosi tersebut dalam dada.Semua permasalahan itu berawal dari ayahku, eh bukan, ayahnya Zaha yang terlilit hutang sebesar 10 juta pada juragan Cintung, karena ia kalah bermain judi. Parahnya, ayah Zaha menggunakan sertifikat rumah ibu yang merupakan peninggalan satu-satunya dari orang tua beliau sebagai bahan taruhan, tanpa sepengetahuan ibu tentunya.Yang membuatku geram, hutang yang awalnya cuma 10 juta, sekarang naik hampir 3x lipatnya, yaitu jadi 25 juta. Dihitung bunga dan keterlambatan pembayaran.Rupanya beberapa hari sebelumnya, para preman suruhan sang juragan sudah datang menagih dan mengancam ibu ditempat ia berjualan.Ibu sendiri awalnya berniat untu
Read more