Semua Bab Istri Dekilku Anak Sultan: Bab 271 - Bab 280

431 Bab

Bab 271

"Paul, kamu jadi ke Jakarta hari ini untuk menjemput kekasihmu?" Laura baru saja hendak sarapan pagi bersama kedua anak kembarnya. "Iya, jadi, Ma." sahut Paul yang mulai memoleskan selai pada dua potong roti tawar di piringnya.. Rein menoleh pada saudara kembarnya. Wajah Paul tampak sangat yakin." Laura pun terlihat berseri-seri. Sejak semalam ia menolak untuk memakai kursi roda. Semangatnya menjadi berlipat-lipat ketika mendengar Paul akan menikahi wanita cantik dan cerdas, seperti yang paul katakan padanya. "Apa Maira juga akan ke sini, Josh? Kapan kamu akan jemput Maira?" Kali ini Laura menoleh dan menatap penuh tanya pada Rein. "Maira akan ke sini dengan supir kami, Mah. Kalau kami semua ke Jakarta, siapa yang akan temani Mama di sini?" sahut Rein yang memilih sarapan nasi goreng pagi ini. "Kalian itu terlalu berlebihan. Mama sudah sehat. Asisten rumah tangga di sini ada tiga. Kalian tidak perlu khawatir!" protes Laura, walaupun jauh di lubuk hatinya ia sangat merasa bahagi
Baca selengkapnya

Bab 272

"Kak Paul ..." Paul menoleh pada arah suara yang sangat ia rindukan. Seorang gadis cantik dengan rambut tergerai indah duduk di atas kursi roda, baru saja keluar dari satu-satunya kamar di rumah itu. Paul bangkit dan menghampiri gadis yang belakangan ini bayangannya selalu mengisi hari-harinya. "Apa kabar, Syaa ...?" Sapa Paul lembut. Pria bule itu berjongkok di depan Syafa hingga kini tinggi mereka sejajar. Paul meraih jemari lentik dan putih milik Syafa, kemudian menciumnya cukup lama dalam mata terpejam. "Aku rindu ...," lirihnya. Syafa tersenyum haru. Ada tetesan embun yang menggantung di kedua pelupuk matanya. Ia pun merasakan hal yang sama. Rindu. Sangat rindu. Rindu dalam kegelisahan yang tak menentu dalam beberapa hari ini. Tidak ada kabar dari Paul sejak ia pulang dari rumah sakit. Ia gelisah karena takut tidak akan melihat pria itu lagi. Namun tiba-tiba pria itu saat ini sudah berada di depannya. Bahagia yang terkira ia rasakan kini. Paul kembali membuka matanya dan
Baca selengkapnya

Bab 273

"Maaf, ya. Ke Bandungnya tertunda beberapa jam!" Paul meraih jemari Syafa. "Iya, Kak. Nggak apa-apa. Aku juga sudah lama banget nggak jalan-,jalan ke Jakarta." Paul tersenyum mendengar jawaban Syafa. Ia lega gadis itu tidak protes. Cinta Pria bule itu semakin bertambah pada Syafa, karena sikap lembut dan penurutnya. Paul berjanji dalam hati, bahwa ia akan menjaga gadis itu seutuhnya hingga tiba waktunya nanti. Setelah melalui perjalanan kurang lebih satu jam, mereka tiba di depan nigth club yang masih tutup. Syafa tercengang melihat gedung tiga lantai yang cukup besar milik paul. "Ayo Aku bantu turun, Syaa!" Syafa menggeleng. "Kenapa?"."Aku di sini aja, Kak." Syafa tertunduk. ia malu dengan kondisinya. "Tidak! Kamu harus ikut denganku! Paul membantu membuka sabuk pengaman Syafa hingga Pria tampan berwajah bule itu merasakan hembusan napas Syafa serta detak jantung gadis itu yang terdengar lebih cepat olehnya. Mereka bertatapan sesaat. Ada aura kegelisahan yang nampak di waja
Baca selengkapnya

Bab 274

"Lusa Saya akan kembali lagi. Aku harap masalahnya sudah selesai saat Aku kembali!" Syafa buru-buru menghapus air matanya saat mendengar suara Paul mendekat. Gadis itu memastikan agar tak ada sedikitpun sisa air mata di wajahnya. Ia berusaha untuk menahan rasa sesak dan nyeri di dada. Ingin rasanya untuk tidak percaya akan kata-kata wanita yang bernama Aina tadi. Namun hati kecil Syafa justru sulit untuk melupakan kata-kata tajam yang keluar dari mulut Aina tadi. "Syaa, yuk Kita berangkat!" Paul langsung mendorong kursi roda Syafa menuju mobil. Ia menggendong tubuh gadis itu untuk masuk ke mobil. Paul sempat mengusap kepala Syafa dengan penuh kasih sayang sebelum ia beranjak dan menutup pintu mobil. Kemudian Paul melipatkursi roda itu dan memasukkannya kembali ke dalam bagasi. Setelahnya, pria bule itu masuk ke dalam mobi, lalu mulai melajukannya. Dari kejauhan Aina melihat semua itu dengan rasa marah yang meletup-letup. "Apa sih yang diharapkan Paul dari gadis cacat itu? Lihat
Baca selengkapnya

Bab 275

"Mama ..., Rein." Laura sontak berdiri. Ia memandang Paul yang mendorong kursi roda Syafa dengan tatapan dingin. "Maaa, kenalkan ini Syafa!" Paul mendekatkan kursi roda Syafa ke hadapan mamanya. Namun Laura malah spontan melangkah mundur. Tatapannya tak berpindah pada Syafa yang terus menunduk. Sedetik kemudian Syafa mengangkat wajahnya dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum gugup. "Maa, ini Syafa. Belum lama ini Syafa mengalami kecelakaan." Rein menyentuh bahu Laura, berharap agar mamanya itu mau menerima tangan Syafa yang sudah terulur.. Sementara Paul menahan rasa sesak yang begitu menghimpit dadanya saat ini, melihat sikap dingin mamanya yang jelas terlihat oleh Syafa. Mamanya itu memang sejak dulu tak pernah bisa menyembunyikan sikap dan berpura-pura di depan siapapun. "Kecelakaan?" Laura mengulang kata-kata Rein. Melihat itu Rein hendak bicara menjelaskan kejadian sebenarnya pada Laura, namun Paul memberi kode agar Rein tidak melakukan itu. "Iya, Ma, dan dokter bilan
Baca selengkapnya

Bab 276

"'Syafa, ini kamarmu. Kamarku di sebelah. Jika ada apa-apa kamu telpon Aku aja!" Syafa ternganga melihat kamar yang begitu besar. Mungkin ukurannya lima kali lipat dari besar kamarnya. Ada ranjang berukuran kingsize serta barang-barang mewah lainnya. "Kalau mau ke kamar mandi, nanti aku minta salah satu asisten rumah tangga di sini yang membantu," lanjut Paul yang masih menatap gadis itu dengan intens. Ia gemas melihat wajah Syafa yang terkagum-kagum dengan kamar tamu yang ia tempati. "Kamarnya besar sekali Kak. Bagus." Paul tersenyum. Ia bahagia melihat wajah Syafa yang mulai ceria, pria bule itu mendorong kursi roda Syafa ke kamar mandi. Lalu ia membuka pintu kamar mandi itu. "Kamar mandinya aman dan muat jika kamu membawa kursi roda ini ke dalamnya." Syafa kembali tercengang. Karena kamar mandi itu jauh lebih bagus dari pada ruang tamu rumahnya di bogor. Lantai keramik yang kering serta kaca besar membuat kamar mandi itu nampak lebih luas. "Kak, kamar mandi ini bagus bange
Baca selengkapnya

Bab 277

"Makan malam sudah siap , Tuan Rein!" Rein yang sedang asik bermain dengan kaisar mendengar ketukan dari luar.. "Iya, sebentar lagi kami ke sana!" teriak Rein dari dalam. Maira baru saja selesai melaksanakan salat Isya, bergantian dengan Rein tadi. Karena Kaisar sedikit rewel. "Kaisar sepertinya mengantuk. Biar Aku panggilkan Nina agar dibuatkan susu." Maira bergegas ke kamar sebelah.. Rein menggendong Kaisar dan mengayun-ayunkan tubuh bocah lucu itu. Matanya mulai terpejam. Tak lama.kemudian Nina datang dan mengambil alih Kaisar dari tangan Rein, lalu membawanya ke kamar sebelah. Maira membuka mukenanya lalu membuka lemari hendak mengambil satu gamis. Tiba-tiba Rein memeluknya dari belakang. Ia tak tahan melihat tubuh seksi Maira dengan pakaian favoritenya. Kaos longgar dan celana pendek. Maira medesah saat kedua tangan kekar Rein mulai menyusup ke dalam kaos tipisnya.. "Aku kangen ini, Sayang!" bisiknya sambil meremas sesuatu yang ada di dalam sana.. "Nanti, ya! Kita kelu
Baca selengkapnya

Bab 278

"Aku nggak tega lihat Syafa didiamkan Mama, Rein. Sebaiknya kita ceritakan saja semuanya. Kasian jika Mama tidak merestui pernikahan mereka." Rein menghela napas panjang. Saat ini mereka sedang berpelukan di atas ranjang. "Sebenarnya sejak awal Aku sudah berpikir demikian. Tapi Paul melarang. Ia khawatir kalau Mama nanti malah shock dan kesehatannya drop lagi." Maira merasakan pelukan Rein semakin erat. Beberapa kali suaminya itu menciumi wajahnya dengan gemas.."Lalu apa rencana mereka?" tanya Maira lagi.. "Paul tetap akan menikahi Syafa walau tanpa restu dari mama." Maira tersentak saat mendengar jawaban suaminya. "Paul ternyata bisa senekad itu," gumamnya. "Semua karena cinta, Sayang. Kamu tau kan senekad apa aku dulu?"bisik Rein ke telinga istrinya. Maira menoleh pada suaminya. "Kita harus terus dukung hubungan mereka, Rein. Aku akan terus bantu untuk membujuk Mama." "Makasih, Sayang!" Rein kembali mengecup kening Maira cukup lama. Mereka kembali ingin mencurahkan rasa
Baca selengkapnya

Bab 279

"Kali ini kamu tidak akan bisa lari dariku, Kayla! Aku akan membawamu kembali ke apartemen kita!" Sudah beberapa hari ini, setiap sore Raka menunggu Kayla di depan gedung pusat Eternal Group. Namun ia selalu tak menemukan Kayla. Ia tak mau bertanya pada siapapun di sana, khawatir ada yang mencurigainya. Beberapa hari ini ia bolak-balik Jakarta Bandung mengikuti training di perusahaan Laura, dan demi menemui Kayla saat jam pulang kantor. Hari ini Raka sudah menunggu sejak satu jam yang lalu. Ia tak mau kehilangan jejak Kayla lagi. Sejak ia pulang dari Bandung waktu itu ia tak menemukan Kayla di apartementnya. Ia tak mengerti kenapa istrinya itu menolak untuk pulang ke apartemennya. Padahal malam sebelumnya mereka saling melepas rindu dengan bercinta sampai pagi. Mata Raka melebar saat lagi-lagi melihat Kayla melangkah bersama pria bernama Genta. Pria muda yang saat ini juga bekerja di eternal group sebagai fotografer untuk iklan produk perusahaan itu. Pria tampan dengan tubuh ti
Baca selengkapnya

Bab 280

"Ma, Aku tetap akan menikahi Syafa." Wajah Laura menegang. Saat ini Paul hendak pamit kembali ke Jakarta. Begiru pula dengan Maira. Hanya Rein yang masih tinggal di Bandung beberapa hari lagi. Paul menggenggam kedua tangan Laura dengan erat. Pria itu sangat berharap Mamanya menyetujui pernikahannya dengan Syafa.. "Paul mohon, Ma!" Paul berlutut di depan Laura yang duduk di sofa. Ia mencium kedua tangan Mamanya. Laura merasakan tangannya basah. Anaknya menangis demi seorang gadis yang duduk di kursi roda yang berada tak jauh darinya. Laura sempat melirik Syafa yang ternyata juga sudah berlinang air mata..Gadis itu beberapa kali mengusap matanya agar bulir bening itu tak jadi tumpah membasahi kedua pipi chubynya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menarik napas panjang berkali-kali. Ia juga tidak tega pada putranya. Mungkin kebahagiaan mereka adalah dengan mempersatukan mereka. Tapi benarkah Paul akan bahagia selamanya? Hati Laura diliputi keraguan. Paul masih berlut
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
44
DMCA.com Protection Status