"Paul, kamu jadi ke Jakarta hari ini untuk menjemput kekasihmu?" Laura baru saja hendak sarapan pagi bersama kedua anak kembarnya. "Iya, jadi, Ma." sahut Paul yang mulai memoleskan selai pada dua potong roti tawar di piringnya.. Rein menoleh pada saudara kembarnya. Wajah Paul tampak sangat yakin." Laura pun terlihat berseri-seri. Sejak semalam ia menolak untuk memakai kursi roda. Semangatnya menjadi berlipat-lipat ketika mendengar Paul akan menikahi wanita cantik dan cerdas, seperti yang paul katakan padanya. "Apa Maira juga akan ke sini, Josh? Kapan kamu akan jemput Maira?" Kali ini Laura menoleh dan menatap penuh tanya pada Rein. "Maira akan ke sini dengan supir kami, Mah. Kalau kami semua ke Jakarta, siapa yang akan temani Mama di sini?" sahut Rein yang memilih sarapan nasi goreng pagi ini. "Kalian itu terlalu berlebihan. Mama sudah sehat. Asisten rumah tangga di sini ada tiga. Kalian tidak perlu khawatir!" protes Laura, walaupun jauh di lubuk hatinya ia sangat merasa bahagi
Baca selengkapnya