Beranda / Fantasi / Penguasa Dewa Naga / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Penguasa Dewa Naga : Bab 51 - Bab 60

349 Bab

50. Obat Perangsang

Akara yang tadinya panik kini mengintip perlahan, ternyata ada benjolan juga di dahinya, pemuda itu malah tertawa melupakan kekesalannya. Akan tetapi, Lina segera meraih kedua pipinya.“Terima kasih telah menolongku. Lagi?” ujarnya membuka percakapan.“Terima kasih juga telah melukaiku. Lagi,” Ekspresi Lina langsung berubah kesal, namun kemudian menghela nafasnya untuk menenangkan diri.“Aku Lina, siapa namamu?” “Akara,” jawabnya dengan suara pelan, lalu melirik ke arah tubuh gadis telanjang yang duduk di pangkuannya. Ia langsung tersipu, seketika Lina menyadarinya dan malah tersenyum menggoda."Apa yang kamu lihat bocah?" Lina meraih dagu Akara dan menatapnya dengan sinis. Seperti laki-laki normal pada umumnya, Akara terpana dengan keindahan tubuh Lina hingga membuat adik kecilnya bangun dan menyentuh mulut bawah Lina yang merekah."Aghh!" Lina langsung saja mengejang seperti tersengat listrik dan melompat dari pangku
Baca selengkapnya

51. Terpojok

"Nona!" Opi yang begitu terkejut langsung panik, sedangkan Salamander langsung melesat ke arah Lina."Jangan!" Akara kini begitu panik dan menggedor-gedor pelindung yang mengurungnya. Akan tetapi, pemilik domain tidak menghiraukannya dan tetap fokus berenang ke arah mangsanya.Walau terlihat tak berdaya, Lina berusaha mengangkat kepalanya. Dengan susah payah, ia sedikit menggeser kepalanya hingga kini menghadap ke arah datangnya Salamander."Bocah itu memberikan obat perangsang padaku!""Ohh?" Mendengar ucapan Lina, Salamander segera mengurungkan niatnya untuk menyerang."Apa!?" sedangkan Opi langsung menatap Akara dengan begitu kesal, namun tetap terbang ke arah Lina."Nona, apa yang…"Brushhh…Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Opi dihantam ombak magma."Opi!?" Lina begitu panik, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Menggerakkan ujung jarinya saja kini sangatlah sulit baginya.Opi ter
Baca selengkapnya

52. Mutasi Api Surgawi

Kini Salamander langsung tersungkur di tanah karena kehabisan energi."Domain selemah itu jangan kira bisa menahan kami," ujar Ren yang masih melayang di udara dengan tenang."Hahh!?" Akara langsung teleportasi menuju ke samping Salamander dan menyentuhnya.Ctak! Blash…Ren menjentikkan jarinya, membuat kubah penghalang yang cukup luas. Disaat yang bersamaan, hentakan energi keluar dari tubuh Akara. Anak ini gagal berteleportasi karena penghalang yang dibuat oleh Ren."Mau kabur ke mana?" ucap Ren membuat anak itu panik.Di sisi lain, guru Pricilia mengalirkan energinya untuk membantu Lina. Gadis itu masih dibaringkan di atas sayap Opi."Ini semua hanya salah paham!" Akara sedikit berteriak karena dirinya cukup panik dengan keadaannya."Kalau salah paham, kenapa masih melawan dan ingin kabur?" ujar Danur yang dari tadi hanya mengamati saja."Kalian tidak memberiku ruang untuk menjelaskan!" "Oh
Baca selengkapnya

Arc 2

Arc 1 selesai!Arc yang berisi pengenalan dan latihan.Arc 2 dimulai!Ranah Akara telah dipromosikan, dari ranah Maskumambang 1 bulan energi menjadi ranah Mijil dua bulan energi. Kekuatan Akara yang sebelumnya condong ke arah energi dingin, kini energi apinya telah bangkit. Api miliknya juga bermutasi menjadi lebih panas dan yang paling mencolok adalah warnanya. Warna merah dan warna biru yang dipengaruhi oleh esensi dingin.Dimulai dengan konferensi penguasa dunia, lalu ada malapetaka yang membuat beberapa orang menghilang. Di arc ini Akara berpisah dengan Alice yang harus masuk ke akademi Amerta, sedangkan dirinya harus berkelana mencari esensi lain. Alice pergi, namun digantikan seseorang yang menemaninya. Akara juga mulai mengibarkan kiprahnya di dunia Alkemis dan Penempa. Debutnya jurus terkuat Akara yang menggemparkan karena keindahannya yang sangat mematikan. Arc ini diakhiri oleh pertempuran besar yang melibatkan binatang sihir tingkat Nag
Baca selengkapnya

53. Rumit

Begitu sampai rumah, Akara langsung menuju ke lantai dua rumahnya. Semua orang sudah ada di sana termasuk adiknya. "Kakak!" seperti biasa, Alice langsung memeluk kakaknya. "Ayah, aku tadi di hutan bertemu.." Alice tiba-tiba melepaskan pelukannya dengan kasar hingga tubuh kakaknya terdorong. Ekspresi mukanya benar-benar menunjukkan bahwa dia begitu kesal."Kakak mandi dulu!" Alice sedikit berteriak sambil mendorong kakaknya menjauh."Cantik kok marah-marah." Mama Lia segera berdiri dan mendekati kedua anaknya."Aroma gadis itu menempel di tubuh kakak lagi!" jawab Alice dengan begitu kesal hingga terlihat ingin menangis."Ohh cantik kah Akara?" celetuk mama Rani yang masih duduk di samping ayah Al."Cantik," jawab Akara menanggapi godaan mama kandungnya dengan santai, namun membuat Alice terkejut dan tambah kesal."Tapi lebih cantik adek," imbuhnya sambil mengusap rambut adiknya. Seketika ekspresi Alice berubah 180 derajat, dari sangat kesal menjadi sangat bahagia."Cantik kalau sudah
Baca selengkapnya

54. Dipisahkan

Kobarannya hingga memancar keluar dari tungku dan mengarah pada mama Lia dan dirinya."Akara!" Mama Lia ikut terkejut, untung saja Akara sempat mengulurkan satu tangannya untuk membuat pelindung yang menghalau api."Ehh Akara… Mama Lia terkesan kamu melindungi mama, tapi pilmu akan gosong lho," ujar mama Lia sambil tertawa kecil. "Eh?" Baru saja Akara akan melepaskan pelindungnya, namun muncul asap putih di atas tungku pemurnian, sontak saja ia panik dan menstabilkan apinya. Akan tetapi, ada cairan merah menyala yang menetes di bawah tungku."Akara, tungkunya meleleh lho! Apimu memang mengecil, tapi malah membuat panasnya berkumpul pada satu titik saja," ujar mama Lia dengan santai, padahal anaknya sedang kesulitan mengendalikan api.Swoshh…Muncul hembusan api dari lubang tungku yang meleleh karena tekanan di dalam tungku yang begitu kuat. Seperti mesin roket, hembusan itu membuat tungku pemurnian terdorong ke atas dan melayang
Baca selengkapnya

55. Kota Akademi

"Ehh cantik, dengarkan dulu ayahmu," ujar mama Lia sambil tersenyum begitu lembut."Gak mau pokoknya gak mau!" rangkulan Alice pada leher Akara kini berpindah ke tubuhnya dan semakin erat."Tapi kakak kamu..""Gak!" teriaknya saat ayah Al ingin menjelaskan."Gara-gara papa, Alice gak bisa nikah sama kakak! Alice gak mau jadi anaknya papa!" lanjutnya membuat orangtuanya terkejut sekaligus tidak bisa berkata apa-apa. Akan tetapi, mama Serin tiba-tiba mendekati anaknya dan membisikkan sesuatu. "Beneran!?" seru Alice dengan bahagia, ekspresi wajahnya berubah 180 derajat."Tentu saja. Di akademi Amerta, kekuatan Alice pasti naik pesat. Memangnya Alice akan terus dilindungi oleh kakak? Tidak mau gantian melindungi kakakmu?" ujar mama Serin dengan begitu santai."Tapi kakak kenapa gak boleh ikut!?""Jenis latihan kakakmu tidak akan berkembang di akademi. Kak Akara harus mengumpulkan esensi surgawi untuk meningkat
Baca selengkapnya

56. Kaisar Penguasa Dunia

Mereka kini melewati jembatan, menuju ke arah yang sama dengan dua gadis terbang tadi. Belasan meter dari mereka, ada seorang gadis bertopeng serigala yang sebelumnya mengintai Akara dan Lina. Ia mengamati mereka, namun langsung bersembunyi saat mama Violet menyadari keberadaannya."Kak lihat kak, air terjunnya indah sekali!" seru Alice dengan begitu riang, hal-hal ini sangatlah baru bagi mereka karena selama ini terisolasi di dalam hutan."Iya, ada gunung api juga," jawab Akara, namun dirinya seperti tidak fokus dan terus melihat ke sekeliling. "Papa! Alice mau jajan itu!" seru Alice sambil menodongkan tangannya untuk meminta uang pada ayahnya. Setelah diberi uang oleh ayahnya, ia langsung menarik tangan kakaknya ke arah penjual makanan yang ia inginkan."Ayo kak!" Ia langsung berlari, meninggalkan ayah dan mama Violet. Walau Akara menuruti kemauan adiknya, tapi ia terlihat begitu cemas dan selalu melihat ke sekeliling. Melihat tingkah laku Akara, ayah Al hanya tersenyum melihat keci
Baca selengkapnya

57. Dua Dewi Cantik

"Tenang saja, kakak akan segera menyusul adek juga kok," ujar Akara sambil mencubit pelan pipi lembut milik Alice.Bwushh…Tiba-tiba ada gelombang energi di atas langit kota yang bersumber dari istana Kaisar Amerta. Sontak seluruh pasang mata tertuju padanya dan bertanya-tanya akan apa yang sedang terjadi. "Apa yang terjadi dengan konferensi penguasa dunia?""Apa kota ini akan menjadi medan pertempuran!?" seru seseorang, membuat orang yang mendengarnya jadi ikut takut. Tidak lama berselang, jatuh salju putih dari langit. Kristal es tipis yang terbentuk akibat energi dingin Kaisar Gletser Abadi turun perlahan-lahan menghujani kota akademi kala itu."Salju!?" Para penduduk asli begitu terkejut dengan turunnya salju di daerah beriklim tropis."Pertama kalinya salju turun di kota akademi!""Indah sekali kak!" ujar Alice dengan riang, sedangkan kakaknya mengingat kembali pertarungan Lina dan Raja Marbun Bidara. Energi dingin
Baca selengkapnya

58. Malapetaka

Viona berjalan mendekati Lisa, kemudian duduk di atas sandaran tangan pada kursi yang lebih mirip singgasana itu."Nona cantik, itu kursi milik Kaisar Naga Sejati lho," ujar Dante (Kaisar Nekro) acuh tak acuh."Lancang!" Fam (Kaisar Atla) tiba-tiba berdiri dan dengan begitu kesal mendatangi kedua gadis itu."Tidak peduli seberapa cantik kalian, tapi jangan lancang dengan tuan Regera!" lanjutnya."Bocah, sepertinya pak tua Max tidak mengajarimu sopan santun dengan benar," ujar Viona dengan nada mengancam."Pak tua Max!? Kalian memanggil kakekku pak tua Max!? Kakek Kaisar Dunia Atla yang paling kuat! Dia..""Lalu?.." ujar Viona merendahkannya, tatapannya begitu kosong dan sedikit memiringkan kepalanya."Lalu!? Lalu akan aku perlihatkan kekuatan kaisar Atla!" Fam menghentakkan energinya, membuat dirinya melayang di udara dan di sekitarnya ada kilatan listrik. Ren dan Danur terlihat kebingungan dan sekilas saling pandang, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan.Duarr..Dengan satu kibasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
35
DMCA.com Protection Status