Beranda / Fantasi / Penguasa Dewa Naga / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Penguasa Dewa Naga : Bab 31 - Bab 40

349 Bab

30. Marbun Bidara

Sesampainya di rumah, Akara bergegas menuju kamar mandi, namun dicegat oleh adiknya saat melewati ruang makan. "Kak!" Alice melompat di depan Akara dan menunjuk ke arah alis kiri kakaknya. "Ahh iya?" Akara langsung mengusap bagian atas alisnya, tepat di luka sayatan akibat Lina. "Akara mandi dulu! Masih ada racun di bajumu, nanti adikmu kena lagi!" Seru mama Lia yang tengah memasak, lalu mama Rani mendekati Akara . "Ayo!" Mama Rani meraih pundak anaknya dan menuntunnya menuju kamar mandi. "Tunggu dulu!" Alice melebarkan kedua tangannya, menghalangi jalan kakaknya, lalu mengendus-endus. "Kakak mendekati cewek itu!? Masih ada baunya!" teriak Alice dengan kesal sambil menghentakkan kakinya. "Cantik tukang cemburu!" Mama Rani melepaskan pundak anaknya dan menarik tangan Alice, lalu mendekapnya dari belakang. "Akara, cepat mandi!" imbuhnya seraya mendekap Alice agar tidak mengejar kakaknya. Melihat kelakuan mamanya, Akara hanya bisa tertawa kecil. "Mama lepaskan! Kakk! Kakkk!!" Ali
Baca selengkapnya

31. Lina Terpojok!

Walau terbang dengan cepat dan jaraknya berjauhan, Lina menyadari keberadaan Avava. Dibuatnya kristal es berbentuk cermin untuk melihat ke belakang, namun tetap melesat terbang. Setelah memastikannya, ia kemudian membuat kristal es di depannya. Energi dingin di kedua tangannya muncul, ia arahkan ke depan agar pembentukan kristal es lebih cepat. Kristal yang hampir seukuran tubuhnya tidak dapat dilihat oleh Avav, namun hawa dingin yang dihasilkan menerpa kulitnya. Avav sontak panik dan menghentikan lajunya, namun gadis di depannya juga menyadari dan ikut berhenti. Kini mereka berdua tidak bergerak di udara dengan posisi Lina masih membelakangi. "Ada urusan apa sampai pelayan Raja Marbun Bidara mendatangiku secara langsung?" "Lina, master aura muda terkuat, jenius nomor satu dari 10 dunia Fana. Walau begitu, setidaknya perhatikan lawan bicaramu," ujar Avav dengan tenang, postur tubuhnya tegap berdiri dengan tangan kiri ia taruh di belakang. "Opi!" Lina masih berposisi membelakangi,
Baca selengkapnya

32. Akara dan para binatang sihir

Akara menemukan tulang belulang yang sangat banyak di depan sebuah gua. Tulang dari manusia, juga berbagai jenis hewan lainnya. Udara yang keluar dari gua membuat tanaman di sekitar gua mengering dan mati. Bahkan, bau tak sedap sangat menyengat, ia harus menutupi hidungnya dan perlahan-lahan mendekati mulut gua, lalu memasukkan tangannya ke dalam kabut racun yang keluar dari gua. Seakan terbakar, tangannya melepuh saat menyentuh kabut racun. "Agggkk!" Dengan cepat Akara menarik tangannya dan mengaktifkan mata ularnya. Ia melihat ke dalam gua dan menemukan setangkai bunga yang memiliki suhu hangat. Bunga yang berada di lantai gua, mahkota bunga berada di bawah dan di tengahnya ada seperti jagung. Cetak! Ia jentikkan jarinya untuk membuat pelindung, sekaligus mengeluarkan sebutir pil. Setelah memakan pil anti racun, ia segera berjalan masuk ke dalam gua. "Bunga bangkai racun?" Akara langsung tersenyum saat melihat bunga bangkai di depannya. Akan tetapi, wajah gembiranya seketika be
Baca selengkapnya

33. Raflesia Gletser Abadi

Cring!! Ujung kedua pedang milik Avav dan Lina saling menghantam, membuat hembusan energi dingin menyebar. Swasshh.. Saat mereka saling menahan pedangnya, tiba-tiba saja muncul portal teleportasi. Portal yang mirip seperti saat Frosenix muncul, namun kini yang muncul adalah Raja Marbun Bidara. Avav langsung melompat ke belakang, menjauhi Lina dan menunduk kepada rajanya. "Yang Mulia!" “Kerja bagus, biar aku saja yang mengakhirinya!” Wuttthh!! Raja Marbun Bidara mengeluarkan sayap perinya dengan sangat cepat hingga membuat hentakan energi yang sangat besar. Hentakan seperti gelombang kejut yang bahkan membuat semua orang di sana termasuk Frosenix limbung. Setelah itu, ia perlahan-lahan mendekati Lina, sembari mengeluarkan aura miliknya. Satu persatu aura bulan energi muncul, dibarengi tekanan intimidasi yang semakin lama semakin mencekam. Ranah Gambuh, 6 bulan energi 7 bintang dengan kekuatan yang begitu dahsyat, bahkan sampai mempengaruhi langit dan bumi di sekitarnya. Hutan
Baca selengkapnya

34. Akara Memasuki Pertempuran!

“Kembalikan anakku!” teriak Drake betina sambil membuat belasan jarum kristal di atasnya. Wosss! Belum sempat jarum kristal diluncurkan, kalajengking menyemburkan asap beracun dari ekornya. Saat pertempuran terjadi, Akara ternyata mengeluarkan telur Drake dan mencuil kelopak bunga bangkainya. Kemudian meminum dua butir pil, lalu mengeluarkan belati dan berusaha mencongkel satu sisik di kulit telur Drake. Hanya dengan satu congkelan, sisik terbuka, namun harus hati-hati agar tidak melukai kulit arinya. Setelah berhasil melepaskan sisik di telur drake tanpa melukai kulit arinya, ia kemudian memasukkan kembali bunga bangkai dan telur Drake ke dalam penyimpanan dimensinya. Setelah itu ia lemparkan cuilan bunga bangkai dan kulit telur ke arah pertempuran. Kemudian segera melompat ke arah lubang domain yang dibuka paksa oleh kalajengking. Wushh.. Ia keluar dari domain dibarengi asap racun dari kalajengking, masih terdengar juga hancurnya kristal drake akibat pertempuran. "Hehe terima
Baca selengkapnya

35. Reinkarnasi Ratu Gletser Abadi

Disaat yang sama di lantai dua rumah Akara "Agkk!" Mama Rani yang tengah duduk di samping suaminya tiba-tiba mengerang kesakitan, memegangi dadanya dan membungkuk. "Sayang!?" "Rani!?" Ayah Al dan ketiga istri lainnya langsung panik dan mendekatinya. "Dia kembali." Mama Rani meraih tangan mama Serin, lalu melihat ke arahnya. "Reinkarnasi?" ujar wanita bertubuh mungil itu dengan ragu kepada mama Rani. "Violet, kumpulan pasukan, akan aku ambil kembali tubuhnya!" Ayah Al langsung berdiri, namun tangannya segera diraih oleh mama Rani. "Jangan." ucapnya lirih seraya menahan sakit. … Kekaisaran Gletser abadi, Kutub Utara Negeri yang berada di atas gletser es kutub dan memiliki waktu malam yang hampir sepanjang tahun. Ada sebuah istana yang sangat megah, seluruh bangunannya terbuat dari es dan berada di lereng gunung yang sangat tinggi. Di sekitar istana Gletser, ada badai salju yang tidak pernah berhenti. Badai itu dipenuhi oleh monster-monster kuat yang membuat istana es serasa di
Baca selengkapnya

36. Tahta Marbun Bidara Lengser!

Menyadari gelombang kejutnya sampai menghempaskan Opi dan Akara, ia segera menjentikkan jarinya, membuat pelindung pada mereka. Sett… Tiba-tiba Lina berada di depan Avav, menggenggam kepala pelayan itu dan melemparnya ke arah Marbun Bidara. Tubuhnya melesat sangat cepat, ia langsung mengaktifkan sayap peri untuk mengurangi kecepatan, namun hal itu sia-sia. Set… Lagi-lagi gadis itu pindah tempat dengan sangat cepat, hingga nampak seperti berteleport secara tiba-tiba, ia kini berada tepat di samping Raja Marbun Bidara yang jaraknya berkilo-kilometer darinya. Raja itu masih terlentang, berada di atas pepohonan yang hancur. Dengan cepat kepalanya digenggam, lalu dilempar ke arah pelayannya yang masih melesat di udara. Swushhh...Brakk.. "Agkk!" Keduanya saling terbentur sangat kuat, hingga keluar darah dari mulutnya. Lagi-lagi Lina berpindah di antara keduanya, menggenggam kepala mereka dan memutar tubuhnya. Wuss… Dilemparkannya lagi ke arah hutan di bawahnya, lalu ia tiba-tiba be
Baca selengkapnya

37. Pemilik Api Biru!

Serikat Pedang Kabut, Ibukota Kerajaan Glint Suatu kawasan yang berada di samping istana kerajaan Glint, memiliki halaman luas dengan banyak murid yang sedang berlatih bersama. Para siswa itu dengan mantap menghunuskan pedang sambil melangkahkan kaki kanan, lalu memutar tubuhnya dengan kaki kiri sebagai tumpuan. [Kepada seluruh warga Kekaisaran Amerta!] Mendengar suara pengumuman, mereka sontak berhenti dan menengok ke arah kota. Di atas kota sudah ada seperti hologram yang memvisualkan tubuh Ren. [Saya Ren, selaku Kepala divisi Keamanan, menetapkan Raja kerajaan Glint, Marbun Bidara sebagai pelaku kejahatan!] "Apa!?" Mereka langsung tercengang, salah satunya termasuk pria bernama Yon Beton. .. Rumah lelang keluarga Meranti di tengah kota Rumah lelang yang sangat besar dengan beberapa lantai, di jendela lantai dua, ada seorang gadis cantik dengan rambut pendek seleher. Gadis kecil itu bernama Kana, anak dengan bakat yang buruk seperti Akara dan dulu menolongnya saat masih di
Baca selengkapnya

38. Kenaikan Ranah!

"Kenapa!? Apa yang terjadi!?" "Itu api dari esensi api surgawi!" jawabnya sedikit berteriak. "Bocah itu!? Dia hanya ranah Maskumambang 1 bulan energi 9 bintang!" teriak Opi karena panik, sekaligus tidak percaya. "Benar, bocah itu. Esensi dengan energi yang begitu murni, sekaligus sangat mengerikan. Bisa langsung membunuh seketika master aura ranah Gambuh 6 bulan energi, atau binatang sihir tingkat naga satu pola," imbuhnya membuat Opi terbelalak dan ingin terbang menolong nonanya. "Hentikan!" Salamander sontak memalangkan ekornya di depan Opi, namun ada hentakan energi yang mengejutkan keduanya. "Dia akan dipromosikan naik ranah Mijil 2 bulan energi!?" ujar Opi, lalu ada ledakan energi yang membuat mereka harus semakin menjauh. Kini mereka berjarak sekitar 50 meter, dengan kobaran api biru yang membuat pepohonan menjadi bara. "Apa yang terjadi!?" seru keduanya secara bersamaan saat melihat perubahan warna pada api biru. .. Disaat yang sama, Akara terbangun, terkejut dan melepas
Baca selengkapnya

39. Kesalah Pahaman

Akara yang tadinya panik kini mengintip perlahan, ternyata ada benjolan juga di dahinya, pemuda itu malah tertawa melupakan kekesalannya. Akan tetapi, Lina segera meraih kedua pipinya. “Terima kasih telah menolongku. Lagi?” ujarnya membuka percakapan. “Terima kasih juga telah melukaiku. Lagi,” Ekspresi Lina langsung berubah kesal, namun kemudian menghela nafasnya untuk menenangkan diri. “Aku Lina, siapa namamu?” “Akara,” jawabnya dengan suara pelan, lalu melirik ke arah tubuh gadis telanjang yang duduk di pangkuannya. Ia langsung tersipu, seketika Lina menyadarinya dan malah tersenyum menggoda. "Apa yang kamu lihat bocah?" Lina meraih dagu Akara dan menatapnya dengan sinis. Seperti laki-laki normal pada umumnya, Akara terpana dengan keindahan tubuh Lina hingga membuat adik kecilnya bangun dan menyentuh mulut bawah Lina yang merekah. "Aghh!" Lina langsung saja mengejang seperti tersengat listrik dan melompat dari pangkuannya. Walau sempat panik, tapi kemudian ia tersenyum tipis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
35
DMCA.com Protection Status