Walau terbang dengan cepat dan jaraknya berjauhan, Lina menyadari keberadaan Avava. Dibuatnya kristal es berbentuk cermin untuk melihat ke belakang, namun tetap melesat terbang. Setelah memastikannya, ia kemudian membuat kristal es di depannya. Energi dingin di kedua tangannya muncul, ia arahkan ke depan agar pembentukan kristal es lebih cepat. Kristal yang hampir seukuran tubuhnya tidak dapat dilihat oleh Avav, namun hawa dingin yang dihasilkan menerpa kulitnya. Avav sontak panik dan menghentikan lajunya, namun gadis di depannya juga menyadari dan ikut berhenti. Kini mereka berdua tidak bergerak di udara dengan posisi Lina masih membelakangi. "Ada urusan apa sampai pelayan Raja Marbun Bidara mendatangiku secara langsung?" "Lina, master aura muda terkuat, jenius nomor satu dari 10 dunia Fana. Walau begitu, setidaknya perhatikan lawan bicaramu," ujar Avav dengan tenang, postur tubuhnya tegap berdiri dengan tangan kiri ia taruh di belakang. "Opi!" Lina masih berposisi membelakangi,
Baca selengkapnya