Home / Fantasi / Penguasa Dewa Naga / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Penguasa Dewa Naga : Chapter 111 - Chapter 120

349 Chapters

109. Amphipthere Menuju Kota!

"Bertahan!" serunya sambil mengeluarkan kedua aura dan api Surgawi, ia kemudian menyelimuti tubuh Ken menggunakan apinya. Kini tidak ada lagi api yang menembus masuk, bahkan tubuh Ken rasa sakitnya mulai berkurang. Mereka kagum akan regenerasi ranah milik Akara yang kini telah berada di ranah Mijil penuh. Akan tetapi, tiba-tiba api miliknya terserap masuk ke dalam kepala Ken."Apa yang terjadi!?" Akara cukup terkejut dan membesarkan apinya, namun tetap saja mau seberapa besar api itu akan terserap. Kini rintihan kesakitan ular raksasa itu kembali terdengar, ia benar-benar terbakar dari luar. Walaupun demikian, Akara tetap tidak menyerah dan terus-menerus mengalirkan apinya. Kini tidak hanya Ken yang merasa kepanasan, mereka yang ada di bawahnya juga merasakan panas. Menyadari hal itu, Akara lalu mengalirkan energi dinginnya dan tetap membuat api yang terus diserap oleh Ken."Agkhhhh!" Ia benar-benar berjuang sekuat tenaga hingga membuat mereka khawatir."T
Read more

110. Tidak Ada Harapan Lagi!

Di kota ShuyalAda seorang laki-laki berusia tiga puluh tahunan dengan rambut hitam panjang dan kumis berbentuk garis centang, mendekati Bento Besiah yang tengah terbaring di istana. Aura tenang dan berwibawa terpancar dari penampilannya. Namanya Alred Jati, seorang Master Alkemis tingkat enam dari kota Shuyal.Di sisi lain, ada pria tua yang sudah botak, hanya menyisakan rambut putih tipis di bagian sampingnya saja. Tubuhnya bungkuk, juga ada sebuah tongkat kayu yang ia gunakan untuk menopang tubuhnya. Sebuah lencana master Alkemis level enam tergantung pada kepala tongkat itu. Dia juga Master Alkemis tingkat enam dari kota itu, tepatnya Aliansi Angin Malam. Ia langsung mendekati ketua Aliansi bernama Lemon.Keduanya begitu khawatir dan langsung memberikan pil Penyembuhan kepada mereka. Alred Jati juga mendekati Raja kota Gnome dan dengan halus menawarkan pil Penyembuhan padanya. Segera setelah itu mereka bersila, masuk dalam mode latihan untuk memulihkan
Read more

111. Pahlawan Datang!

"Kalian sudah tau siapa saya, saya hanya mengkonfirmasi bahwa apa yang dikatakan oleh Raja Bento Besiah adalah benar adanya! Hujan petir beberapa bulan yang lalu merupakan malapetaka yang menimpa para Kaisar termasuk Kaisar Amerta!" ucapnya disusul oleh dentuman keras karena Amphipthere menabrak kubah pelindung. Kepanikan masal langsung terjadi, dalam sekejap aliran energi terputus semua, termasuk beberapa pasukan yang juga mentalnya goyah. Mereka langsung bergegas menuju sisi lain kota, namun Amphipthere ternyata terus mengikuti mereka. Binatang Sihir tingkat Naga tiga pola itu ternyata tertarik oleh aura keberadaan manusia. Oleh karena itu, mereka kepanikan dan memilih berada di dekat istana yang ada di tengah kota. Kini Amphipthere berada tepat di atas mereka, mencoba menghancurkan kubah pelindung. Harapan mereka untuk kabur telah hancur, ditambah dengan teriakan kepanikan emak-emak dan anak-anak kecil. Tiba-tiba salah satu tetua mendekati Bento Besiah dan mengusulkan suatu ide.
Read more

112. Pertempuran 2 Naga!

"Bisa kah? Itu Amphipthere berada di tengah kota yang bermil-mil jaraknya!" "Tentu saja!" Ken dengan yakin terus mendekat hingga jarak puluhan meter dari kubah. Ia lalu menghentakkan batu tadi di depannya dan melata lebih cepat ke depan, lalu melontarkan batu itu sekuat tenaga.Suwhhh bwang!Batu itu melambung tinggi, lalu menghantam tubuh Amphipthere hingga menghentikan semburannya.Hwahhhh!Auman Amphipthere membuat debu yang menyebar dari batu menghilang, lalu menghadap ke arah Ken yang tengah berdiri. King Kobra raksasa ini lalu membalas aumannya sambil mengeluarkan aura Naganya. Kini kedua binatang sihir tingkat naga saling menatap, membuat para warga tertegun akan kehadirannya. Suasana malam itu benar-benar mencekam, kini terpampanglah King Kobra raksasa di bawah sinar aura Naga yang merah menyala."Tingkat Naga lainnya!? Berakhir sudah!" Harapan kecil yang mereka dapatkan jadi pupus kembali. Kedatangan binatang sihir ting
Read more

113. Hanya Satu Penguasa!

Warga kota hutan Araves begitu penasaran dengan kedua binatang sihir tingkat Naga. Kini karena keduanya saling melilit dan terbang, dapat terlihat jelas karena bantuan aura Naga mereka, serta energi Akara yang mengalir."Tiga pola!? Mungkinkah dia yang menyebabkan semua bencana ini!?""Kalaupun iya, siapa yang sedang melawannya itu?""Bagaimana bisa dia bekerjasama dengan binatang sihir tingkat Naga lainnya!?"Walaupun demikian, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki niatan untuk membantu..."Tuan muda! Cari cara untuk mengambil esensinya!" teriak Ken sambil kepalanya terus bergerak untuk menghindari bilah angin yang disemburkan oleh Amphipthere."Tentu!" Akara kemudian mengambil kedua pedangnya, lalu melompat-lompat menuju Esensi Surgawi berada. Hembusan angin dari sayap Amphipthere membuatnya harus berhati-hati, sempat ia merasa ngeri saat melihat ke bawah. Mereka begitu jauh dari tanah, namun Akara menguatkan tekadnya dan akhirnya sampai di depan Esensi Angin Surgawi yang ia
Read more

114. Berubah!

"Hehehe maaf tuan muda," ujar Ken padahal dia sedang sekarat."Maaf apa maksudmu hah!? Akan aku sembuh…" Akara berniat menyembuhkan lukanya, namun terbelalak saat melihat tubuh ular raksasa itu telah terpotong menjadi dua."Tidak mungkin!.. KEN!?" Ia lalu mengeluarkan Kantong Semar Merah dan dimasukkannya pada mulut Ken."Percuma saja tuan muda, saya sudah tidak bisa diselamatkan lagi! Jangan buang-buang barang berharga untuk saya." Ken menjulurkan lidahnya, mengeluarkan Kantong Semar Merah yang masih utuh."Berisik!" Akara langsung meraih kantong Semar Merah itu, lalu membukanya dan dilemparkan kembali ke dalam mulut Ken. Walau cairannya telah menyebar di mulutnya, tapi tidak ada tanda-tanda regenerasi pada lukanya. Tidak hanya itu, Akara tidak lagi bisa merasakan tanda-tanda kehidupan dari dalam tubuh Ken.Swushhh!!Api merah dan biru terpancar dari tubuh Akara, berkobar begitu besar nan indah. Para warga kota hutan Araves begi
Read more

115. Terbunuhnya Sang Naga!

"Ken, tidak akan pernah selesai kalau seperti ini. Stamina kita terbatas, berbeda dengannya yang tanpa batas!" seru Akara disela-sela pertarungan."Baik tuan muda!" Ken lalu menyembur lagi, namun langsung melesat. Ia menggunakan semburannya untuk berkamuflase.Wushh…Ken mengincar leher Amphipthere untuk digigitnya, namun kurang tepat sasaran karena pandangannya juga tertutupi oleh semburannya sendiri. Ia meluncur ke belakang Amphipthere, sedangkan ular terbang itu segera mengepakkan sayapnya untuk kabur. Ken langsung mengejarnya, setiap kepakan sayapnya membakar udara layaknya seekor Phoenix. Mereka kejar-kejaran hingga mencapai awan, meliuk-liuk keluar-masuk awan hingga dapat terlihat dari kedua kota. Sania yang melihatnya begitu terkejut, tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu.Mereka kembali saling menyembur, membuat awan tersibak hingga nampaklah cahaya bintang di langit gelap itu. Segera setelahnya Ken meluncur, kali ini gigitannya tepat pada Esensi Angin Surgawi di dada Am
Read more

116. Manusia Aura Naga!

Melihat kedua ular raksasa terjun dari langit, para warga kota hutan Araves bergegas mendatanginya. Mereka ingin membantu orang yang telah menolong mereka, setidaknya tanpa harus membahayakan nyawa mereka sendiri. Sania, Komo dan juga Kyun lebih dahulu mendekatinya, namun tiba-tiba. Swushhh…Ada seseorang yang terbang sangat cepat melewati mereka."Akara!?" Sania langsung melesat sekuat tenaga menuju lokasi kekasihnya berada.***"Hmph!" Yog Aren hanya mengulurkan tangan kirinya ke belakang, membuat palunya tadi melesat ke tangannya. Palu itu melesat sangat cepat hingga hampir mengenai kepala Akara. Setelah itu ia mencoba meraih Esensi Angin Surgawi di depannya, namun tangannya langsung tersayat oleh angin di sekitarnya. Ia lalu mengeluarkan sebuah kubus kecil dan Esensi Surgawi itu langsung terserap ke dalamnya tanpa usaha apapun. Akara tidak mencoba menghentikannya, ia masih gemetaran melihat kematian Amphipthere dan juga begitu geregetan dengan laki-laki itu. "Yang Mulia!" Keempa
Read more

117. Serigala Berbulu Domba!?

Beberapa saat yang lalu.Pemuda siswa divisi Alkemis akademi Amerta bernama Leda Kentos berada di kerumunan para warga bersama kedua temannya, mereka gemetaran sejak kemunculan Akara melawan Amphipthere tadi. Guru Dong Waru yang berada di dekat mereka langsung bertanya akan apa yang terjadi."Dia bukan monster!" seru salah seorang siswa."Dia yang menolong kami waktu itu!" imbuh siswa lainnya, lalu guru Dong Waru menoleh ke arah Leda Kentos, dan ia mengangguk mengiyakan pernyataan temannya. "Sebenarnya apa yang terjadi waktu itu?" Guru Dong Waru mengintrogasi dan kemudian mereka menjelaskan kejadiannya. Akan tetapi, mereka tidak berani menyebutkan siapa identitas aslinya."Melihat kekuatannya seperti itu, tenang saja! Guru tidak akan mengkorek identitasnya lagi,"Tidak jauh dari mereka, ada seorang laki-laki yang mendengar percakapan itu. Ia kemudian keluar dari kerumunan, lalu mengenakan sebuah topeng. Topeng serigala yang diberikan oleh Sania kepada pria berjubah. Setelah itu ia me
Read more

118. Esensi Surgawi ketiga!

"Kalian tenanglah! Aku ingin bicara dengan Sania!""Apa yang mau dibicarakan Akara? Dari awal aku mengikutimu, bahkan saat itu menyerangmu, lalu.." Sania dengan santainya menunjuk pria berjubah di sampingnya. Tidak ada reaksi apapun dari pria itu, hanya diam dan mengamati saja."Aku yang membawamu padanya, kamu bahkan tidak mengetahui identitasnya," lanjutnya."Hmph." Akara malah tersenyum, melompat di depannya dan masih begitu tenang lalu berkata."Terserah apa yang mau kamu katakan, tapi tatapan matamu saat kita berciuman tidak bisa berbohong," ucap Akara membuat wajah Sania memerah padam tersipu malu."Tidak perlu dijelaskan kejadiannya 'kan!?" seru Sania karena malu, namun segera berusaha tenang kembali. "Apa kamu tau alasanku marah saat para siswa akademi itu dibiarkan hidup?" Sania kini berjalan perlahan mendekati Akara hingga membuat ketiga binatang sihir bereaksi, namun Akara langsung melambaikan satu tangannya agar mereka tenang kembali."Kenapa memangnya?" ucap Akara sambil
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
35
DMCA.com Protection Status