Home / Urban / Salah Balas Dendam / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Salah Balas Dendam: Chapter 11 - Chapter 20

61 Chapters

Menemui Karin

Jantungnya nyaris keluar karena kekhawatirannya nyaris terjadi. Noah berdiri di dinding investigasi yang penuh dengan foto Daniel Rutherford dan hampir membuka tirainya jikalau Viona tidak segera berteriak.“Aku penasaran dengan dinding ini. Kenapa ditutupi tirai?”Ah, seharusnya Viona menyuruh Noah menunggu di luar tadi. Ini kesalahannya sendiri, namun syukurlah karena pria itu belum sempat membukanya.“Jangan membukanya! Itu ... itu penuh dengan foto ... foto telanjangku! Ya, benar!” gagap Viona karena terlalu panik dan harus mencari alasan yang masuk akal untuk mengelabui Noah hingga pria itu tidak akan berani membukanya.Noah berdeham dan wajahnya sedikit tersipu. Matanya hampir melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat. Lagi pula, mengapa gadis seperti Viona memajang foto tanpa busana di dinding kamarnya? Hobi yang sangat aneh. “Maaf, aku tidak tahu,” lirih Noah.“Tidak apa-apa, aku yang salah karena tidak memberitahumu sebelumnya. Oh iya, cepat bersihka
Read more

Menemui Karin (2)

Karin bergeming hingga beberapa saat. Sejurus kemudian, gadis itu membuka pintu kamarnya dan terkejut karena mengetahui bahwa Noah tidak datang sendiri. Begitu netranya melihat Viona, dia bergegas menutup pintu kamarnya lagi. Namun, Noah segera menahannya dengan menyelipkan kakinya di sela-sela pintu yang masih terbuka.“Tarik kakimu kembali jika tidak ingin terluka!” titah Karin yang hendak menutup pintu kamarnya secara paksa dan ...Brak!Akhirnya Viona menendang pintu kamar Karin hingga terbuka lebar, dia tidak tahan melihat Noah menyiksa dirinya sendiri dengan menyelipkan kakinya di sela-sela pintu padahal pria itu bisa memakai cara yang kasar.“Ups! Tenang saja, aku tidak merusak pintu kamarmu,” ucap Viona sembari masuk ke dalam kamar Karin. “Sayang, duduklah di sini. Karin sudah mempersilakan kita masuk, jadi jangan terus berdiri di sana,” lanjutnya berbicara kepada Noah.Noah nyaris tertawa dengan tingkah laku Viona yang terlalu ekstrim. Tubuhnya saja
Read more

Tiket Drama

Petugas itu tampak terkejut. Dua belas tahun yang lalu adalah waktu yang cukup lama. Mengapa gadis muda tersebut baru mencarinya sekarang? Kira-kira seperti itulah yang dipikirkan petugas tersebut.Selang beberapa waktu kemudian, sang petugas pemakaman kembali dengan beberapa dokumen di tangannya. Jika dilihat dari banyaknya dokumen, mungkin akan membutuhkan waktu yang lama untuk Viona mencari nama ibunya. Namun, bagaimana jika ternyata nama ibunya tidak ditemukan? Itu artinya Viona harus mencari ke tempat lainnya.Selama berjam-jam Viona menelusuri setiap nama yang dicatat hingga membuat kedua matanya lelah. Sylvia Evergreen. Sejauh ini nama itu belum ditemukan di beberapa dokumen yang Viona lihat tersebut.Viona menghela napas panjang begitu dia menutup dokumen terakhir yang dipegangnya. Lagi-lagi hasilnya nol. Sepertinya dia harus mengunjungi tempat lain yang belum dia kunjungi sebelumnya.“Apa Anda menemukannya, Nona?”Viona menggeleng lemah. “Tidak. Ter
Read more

Tiket Drama (2)

Noah bisa mendengar suara Viona yang sedikit parau seperti baru bangun tidur. Namun, dia bersyukur karena gadis itu berada di rumahnya dan sudah menyelesaikan urusannya tadi pagi.“Maaf, sepertinya aku membangunkan tidurmu. Aku hanya ingin mengajakmu menonton drama musikal jam delapan malam nanti, apa kau bisa datang?” Pertanyaan itu mengandung harapan yang begitu besar. Noah berharap jika Viona menyetujui ajakannya.Entah apa yang sedang Viona lakukan di rumahnya, namun gadis itu terdiam cukup lama hingga membuat Noah mengira bahwa sambungan teleponnya terputus oleh jaringan.[Ah, maaf Noah ... aku masih belum sadar sepenuhnya. Kau mengatakan apa tadi? Drama musikal jam delapan malam?]“Benar. Aku memiliki dua tiket di tanganku.”[Baiklah. Kurasa aku bisa datang bersamamu. Kalau begitu sampai jumpa jam delapan malam, Noah!]Tuts. Sambungan telepon pun diputus secara sepihak oleh Viona.Noah mendengus. Hanya Viona yang berani memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak dan Noah tida
Read more

Kekasih Sesungguhnya

“Ide yang bagus. Sebenarnya aku sedikit penasaran dengan air mancur itu.” Ada rumor yang mengatakan bahwa jika kita melemparkan satu koin ke dalam kolam air mancur dan berdo’a dengan bersungguh-sungguh maka permohonan kita akan terkabul. Konyol memang. Rumor tersebut bahkan menjadi pro dan kontra. Ada yang mengatakan bahwa permohonan mereka terkabul, ada pula yang mengatakan bahwa itu semua bohong. Entah siapa orang pertama yang membuat rumor tersebut, namun orang itu berhasil menarik perhatian orang-orang bodoh. Meskipun begitu, Viona cukup penasaran dengan kebenarannya. Apakah permohonannya akan terkabul atau tidak. “Apa kau ingin membuat permohonan dengan melempar koin ke dalam kolam air mancur?” Noah juga pernah mendengar rumor tentang air mancur tersebut. Namun, dia tidak mempercayai hal mistis seperti itu. “Mungkin iya atau mungkin tidak. Tapi, kurasa aku akan mencoba dan membuktikannya. Bukankah kedengarannya cukup menarik?” Viona menarik sudut bibirnya. C
Read more

Tragedi

Viona tersenyum bahagia. Bukan karena menerima pernyataan suka dari Noah, melainkan karena rencananya untuk membuat Noah jatuh cinta tampaknya berhasil. Apakah memang semudah itu? Padahal Viona tidak pernah berbuat sesuatu yang akan membuat seorang pria jatuh cinta, lalu mengapa Noah ... ‘Tadi dia meminta berciuman, bukan? Apa karena ciuman itu, ya?’ pikir Viona.“Ini jawabanku.”Setelah mengatakan itu, Viona sontak berjinjit sedikit dan mengecup bibir Noah dalam waktu yang cukup lama. Dia tak peduli meski banyak orang yang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi, bahkan sampai ada yang memotret. Viona hendak menyudahi kecupannya dengan menjauhkan tubuhnya dari Noah, namun tangan Noah tiba-tiba menarik pinggang Viona kembali mendekat.“Siapa yang mengizinkanmu menyudahinya? Aku bahkan tidak mengatakan apa pun.”Lagi. Noah menyatukan kembali bibirnya dengan Viona, memagutnya dengan lembut seolah gumpalan daging berwarna merah muda tersebut akan lenyap jika
Read more

Golongan Darah Langka

Dengan perasaan yang campur aduk, Noah langsung memeriksa ke dalam kamar mandi wanita dan berharap kalau itu bukan Viona. Namun, harapannya sirna ketika melihat seseorang yang terkapar di kamar mandi tersebut adalah gadis yang baru saja menjadi kekasihnya.Noah mengecek denyut nadi di pergelangan tangan Viona. Denyut nadinya masih terasa meski sudah sangat lemah. Sejurus kemudian, Noah menggendong tubuh Viona yang tampaknya sudah kehilangan banyak darah dan membawanya ke rumah sakit menggunakan taksi yang sudah dipesan orang lain.“Hey! Apa yang kau lakukan?!” bentak seorang wanita paruh baya yang tak terima karena Noah merebut taksinya.“Maafkan saya, tapi saya harus segera mengantar kekasih saya ke rumah sakit.” Noah menundukkan kepalanya untuk meminta maaf kepada wanita paruh baya itu dan segera menyuruh sopir taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit terdekat.Wajah Viona terlihat sangat pucat dan pendarahannya masih berlanjut. Noah terus menyuruh sopir taksi
Read more

Menjaga Viona

“Menantu Anda beruntung karena ayah mertuanya memiliki golongan darah yang sama dengannya. Golongan darah AB rhesus negatif sangat langka, rumah sakit kami bahkan tidak memiliki stok darahnya sama sekali.”Perawat mengajak Daniel berbicara saat sedang melakukan pengambilan darah. Semetara Danie, dia hanya tersenyum ketika mendengar perkataan perawat yang salah menduga mengenai hubungannya dengan Viona.“Dia bukan menantu saya, lebih tepatnya belum.”“Ah, maafkan saya. Saya kira gadis cantik itu adalah menantu Anda. Dia terlihat cocok dengan putra Anda yang tampan.”Viona memang cantik dan memiliki aura yang mirip dengan ‘orang itu’. Daniel bahkan tak menyangka jika tipe ideal Noah hampir sama dengannya. Mungkin karena mereka ayah dan anak, jadi seleranya hampir mirip.“Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja atau wajah mereka memang sedikit mirip. Gadis itu bahkan memiliki warna mata yang sama denganku dan Noah.”“Mungkin karena mereka berjodoh.
Read more

Selamat Dari Kematian

Viona mengernyitkan dahinya dalam keadaan yang belum sadar. Gadis itu mengeluarkan banyak keringat dan napasnya tidak teratur. Seketika, Viona membuka kelopak matanya dan sesuatu yang dia lihat di alam bawah sadarnya pun menghilang.“Akh!” Viona mengerang kesakitan ketika dia hendak berubah posisinya menjadi duduk. Dia kemudian mengingat kejadian di mana Karin menusuk perutnya dengan pisau. Karena sekarang Viona ada di rumah sakit, itu artinya dia masih hidup.“Viona ... kau sudah sadar?”Noah tiba-tiba muncul dari pintu samping dengan wajah yang basah, dia baru saja keluar dari kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang sempat tertidur saat sedang menjaga Viona.Sudah dua hari sejak Viona dipindahkan ke ruang ICU, Noah nyaris kehilangan harapan karena Viona tak kunjung sadar bahkan setelah menerima donor darah dari ayahnya. Namun, sekarang Noah bersyukur karena Viona sudah berhasil melewati masa kritisnya dan memperlihatkan mata indahnya kembali.“Sudah berapa
Read more

Penjara

Karin menggebrak meja dengan sangat kuat hingga perkataan Viona terpotong seketika. Rahangnya mengeras dan wajahnya memerah seperti bom yang akan meledak. Karin sangat membenci Viona dari ujung rambut hingga ujung kaki dan kebenciannya semakin menjadi ketika Viona melanggar kesepakatan yang sudah dibuat.“Kau!” geram Karin. “Gara-gara kau, ayahku menghajarku habis-habisan dan bahkan mengusirku dari rumah! Kau sangat menjijikkan, Viona. Bukan hanya membatalkan pernikahanku dengan Noah, tapi kau juga berniat menghancurkanku dengan memanfaatkan ayahku!”Makian Karin tidak membuat Viona goyah karena dia tidak mengerti apa pun yang Karin katakan. Viona memang memiliki foto ‘itu’ di ponselnya, namun dia sama sekali tidak memberikan foto tersebut kepada ayah Karin. Lagi pula, mereka sudah membuat kesepakatan bahwa Karin harus pergi ke Amerika jika tidak ingin foto waktu itu tersebar. Setelah membuat kesepakatan itu, Viona sontak menghapus foto tersebut dari galeri ponselnya.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status