Home / Urban / Salah Balas Dendam / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Salah Balas Dendam: Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Melacak Asisten Karin

“Entahlah, aku harus memastikannya sendiri dengan menemui pria itu. Tapi sayang sekali, Karin sudah memecatnya dan dia tidak mengetahui keberadaan mantan asistennya.”“Butuh bantuan? Aku akan menyuruh sekretarisku untuk melacaknya.”Bella adalah satu-satunya orang yang lulus dari kriteria sekretaris yang Noah inginkan. Seseorang yang bisa membantunya dalam hal apa pun dengan hasil yang tidak pernah mengecewakan.Setelah mendapat anggukan dari Viona, Noah sontak menghubungi Bella melalui ponselnya. Saat ini Bella sedang sibuk karena harus menggantikan tugas Noah yang beberapa hari ini tidak masuk kantor. Jadi, ketika Noah meminta bantuan yang di luar tugasnya, Bella langsung menolaknya secara tegas. Namun ...“Aku akan memberimu bonus yang besar dan cuti selama seminggu. Apa kau masih menolaknya?” bujuk Noah setelah Bella menolak permintaannya.[Baiklah. Saya akan menuruti permintaan Anda, Direktur.]Noah mengakhiri teleponnya. Dia tahu bahwa Bella sangat
Read more

Tama

“Apa benar ini tempatnya?” tanya Viona yang menatap vila mewah di sebuah desa terpencil.“Sudah kubilang untuk tetap diam di rumah sakit. Mengapa kau bersikeras untuk ikut? Apa kau tidak percaya pada kekasihmu ini?”Setelah mendapat telepon dari Bella mengenai keberadaan Tama, Noah segera mengambil jaketnya dan hendak pergi sendirian ke vila yang sudah ada di hadapannya ini. Namun, Viona menahan tangannya dan bersikeras untuk ikut bersama Noah. Awalnya Noah menolak membawa Viona, namun gadis itu justru merajuk dan mengancam akan meminta putus kepadanya.“Aku bukan tidak memercayaimu, tapi ini adalah urusanku. Tidak mungkin jika aku tidak turun tangan sendiri dan menyerahkannya pada orang lain.”“Urusanmu adalah urusanku. Dan ... aku bukan orang lain, melainkan ke-ka-sih-mu.”Viona menghela napas pajang. Berdebat dengan Noah tidak akan menyelesaikan masalah, jadi lebih baik jika dia mengalah. Lagi pula, Noah sudah membantunya dan seharusnya dia mengucapkan te
Read more

Memperingati Hari Kematian

Viona memang simpati dengan kegigihan Tama yang sudah diperlakukan buruk oleh Karin, namun tetap bisa bertahan hingga tujuh tahun. Meskipun begitu, tindakan Tama untuk membalas kejahatan Karin sangatlah salah karena telah merugikan pihak lain seperti Viona.“Aku paham dengan semua ini, tapi tindakanmu yang asal-asalan itu telah membuat Karin nyaris membunuhku. Kau harus bersyukur karena yang terluka adalah aku meskipun seharusnya Karin menargetkanmu.”“Saya minta maaf, Nona Viona.” Tama terlihat sangat merasa bersalah dan menundukkan kepalanya terus-menerus.“Kalau begitu, apakah kau mau menemui Karin dan mengatakan yang sebenarnya? Karin tidak akan memercayaiku meskipun aku berkata jujur. Aku tidak mau jika Karin menargetkanku lagi di kemudian hari.”“Saya ... sepertinya saya tidak bisa. Maaf.”“Kau yakin? Jika kau memang tidak mau menemui Karin dan menjelaskannya, aku tidak bisa memaksa. Tapi ... berbeda dengan Noah.” Viona melirik Noah yang hanya menjadi
Read more

Memperingati Hari Kematian (2)

“Ya, sudah dua belas tahun sejak kematiannya. Bagaimana dengan Viona? Apa kau meninggalkannya sendiri?”Noah menghela napas. “Begitulah. Tadinya aku akan meminta seseorang untuk menjaganya di saat aku tidak ada, tapi dia menolaknya dengan tegas.”Noah bahkan sedikit kecewa ketika Viona tidak menahan kepergiannya, gadis itu justru tersenyum lebar dan mengibas-ngibaskan tangannya mengusir Noah untuk segera meninggalkan rumah sakit.“Jangan terlalu khawatir. Kau cepatlah membersihkan diri dan segera pergi ke kantor. Ayah merasa kasihan dengan sekretarismu yang sudah meng-handle pekerjaanmu selama seminggu.”Daniel mengatakan itu sembari menepuk-nepuk bahu lebar Noah. Sejurus kemudian, pria paruh baya itu pergi menuruni tangga menuju mobil hitam yang akan dia pakai untuk mengunjungi sebuah tempat di mana ‘orang itu’ dimakamkan.Sebelum menjalankan mobil, Daniel menghubungi sekretarisnya, Demian, untuk memberi perintah khusus yang tidak ada hubungannya dengan pek
Read more

Tamu Itu Kekasihku

Demian sudah bekerja hampir tiga puluh tahun sebagai sekretaris Daniel Rutherford, dia mengetahui semua rahasia kelam tuannya tanpa terkecuali. Tempat tinggal yang saat ini dikunjungi oleh Viona adalah tempat yang memiliki kenangan buruk untuk Daniel. Tempat meninggalnya Sylvia Orlando.“Viona ... Viona ... Viona ... hah? Jangan-jangan ....”Seketika Demian membelalakkan mata. Viona, kekasih Noah memiliki nama yang sama dengan gadis kecil yang merupakan putri Sylvia Evergreen. Hari ini adalah hari kematian Sylvia Evergreen dan secara kebetulan, gadis itu berkunjung ke tempat tinggal mending Sylvia dan putrinya dengan membawa sebuket bunga.Namun, apakah semua ini benar-benar hanya sebuah kebetulan? Tidak. Tidak ada kebetulan yang sempurna di dunia ini. Puzzle yang Demian susun terlalu cocok untuk sebuah kebetulan.“Presdir, apa Anda menyuruh saya mengawasi Nona Viona karena mengetahui sesuatu?”Sebagai sekretaris pribadinya, Demian selalu khawatir dengan Dan
Read more

Tamu Itu Kekasihku (2)

“Rencananya begitu, tapi semua proposal yang mereka buat tidak ada yang menarik perhatianku.”Serum, pelembab, sunscreen, bedak, dan lain-lain. Semua yang diajukan dalam proposal itu sudah banyak dipasarkan oleh RF Group dan perusahaan kosmetik lainnya. Jika ingin mempertahankan posisi RF Group yang sekarang berada dalam urutan nomor satu, RF Group harus memiliki inovasi yang berbeda dan unik.“Bagaimana jika mengkombinasikannya saja? Contohnya seperti ... pelembab dan sunscreen. Maksudku, RF Group bisa meluncurkan produk pelembab yang mengandung SPF tinggi seperti halnya sunscreen.”“Menarik, tapi orang-orang mungkin akan malas menggunakan sunscreen karena produk itu.”“Tentu saja tidak. Jenis kulit setiap orang itu berbeda, jadi RF Group harus memiliki target mengenai usia berapa dan jenis kulit seperti apa yang bisa menggunakan produk tersebut.”“Ternyata kau sangat pintar dalam hal ini. Terima kasih karena telah membantuku, Viona. Aku sangat menghargai i
Read more

Noah Sakit

“Darah. Kau berdarah.”Viona menunjuk hidung Noah yang mengeluarkan darah. Sebenarnya Viona ingin mengambil tisu yang ada di tasnya untuk menyumbat hidung Noah yang mimisan, namun karena panik, dia tidak bisa berpikir rasional hingga bingung dan kehilangan kata-kata.Noah sontak menyeka hidungnya yang terasa dingin. Dia terkejut setelah melihat darah menempel di tangannya. Ini pertama kalinya hidung Noah mengeluarkan darah dan dia tidak tahu mengapa bisa seperti itu.“Tunggu sebentar, aku akan mengambil tisu untukmu,” ucap Viona sembari berlari kecil ke meja kerja Noah.Viona mengambil tas kecilnya dan segera memberikan beberapa lembar tisu untuk menyumbat hidung Noah. Sepertinya Noah terlalu lelah bekerja dan kurang tidur. Pria itu bahkan sering bergadang saat menjaga Viona di rumah sakit.“Apa aku akan mati?”“Jangan berlebihan. Kau tidak akan mati jika hanya mengeluarkan darah sebegitu.”Lagi pula, Viona tidak akan membiarkan Noah mati semudah itu
Read more

Rumah Rutherford

“Tidak! Aku bisa melakukannya, Noah. Aku hanya sedikit gugup tadi.”“Jangan keras kepala. Cepatlah bertukar posisi denganku.”Viona mengecup bibir Noah sekilas, lalu menatapnya sambil tersenyum.“Tetap tidak!” tolak Noah dengan tegas.Sejurus kemudian, Viona menghela napas dan pasrah menyerahkan kursi pengemudi yang didudukinya kepada Noah. Padahal dia ingin sekali mencoba mengemudikan sebuah mobil yang harganya sangat mahal dan tidak mungkin bisa Viona beli dengan uangnya sendiri. Namun, sepertinya ini bukan waktu yang tepat.“Jika kau sangat ingin mengemudikan mobil maka aku akan mengajarkanmu.”Noah mengatakan itu setelah melihat wajah Viona yang berubah menjadi murung. Tampaknya gadis itu sangat ingin mengemudi meskipun tidak bisa melakukannya.“Benarkah? Kalau begitu, kita bisa–““Tidak sekarang. Kita akan melakukannya lain kali.”Baru saja Viona merasa bahagia dan memiliki harapan besar, namun lagi-lagi Noah mematahkan semuanya dalam sekejap. Untuk saat ini, Viona akan melupakan
Read more

Kamar Daniel

Viona akhirnya pergi ke dapur di lantai satu dan menuangkan air dari dalam teko ke dalam gelas. Untuk saat ini dia harus membuat Noah tertidur dan bergerak setelahnya. Sayang sekali karena dia tidak membawa obat tidur sekarang, jadi mungkin akan sedikit sulit untuk membuat Noah tertidur. “Noah, aku sudah membawakanmu air mi ... num.“ Perkataan Viona sempat terputus sejenak ketika melihat Noah yang ternyata sudah memejamkan mata. Pria itu sepertinya sangat kelelahan hingga langsung lelap begitu berbaring di ranjangnya. Menatap wajah damai Noah, Viona terkadang merasa bersalah karena harus memanfaatkan pria yang bahkan tidak bersalah sama sekali. Namun, apa daya, dendam yang sudah tertanam di hatinya membuatnya terpaksa melakukan ini meski pada akhirnya akan menyakiti pria itu. Tangan yang tadinya diam akhirnya dipakai Viona untuk mengusap lembut wajah Noah yang terlihat pucat. Lingkaran hitam di sekitar matanya masih belum hilang, namun tidak mengurangi paras tampan p
Read more

Tertidur Di Kamar Noah

Viona melenguh pelan, mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih buram, lalu mengubah posisinya menjadi duduk.“Kau sudah bangun?”Bariton itu mengundang kepala Viona untuk menoleh. Dilihatnya Noah tengah duduk di sofa panjang sembari membaca buku. Pria itu kemudian tersenyum dan berjalan menghampiri Viona.“Jam berapa sekarang?” tanya Viona dengan suara parau ala bangun tidur“Jam lima sore.”Viona menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sepertinya itu tertidur ketika Noah menarik dan mendekapnya dari belakang. Sejujurnya Viona merasa nyaman saat dipeluk dan tanpa sadar matanya pun menutup karena kenyamanan itu.“Aku lapar.”Tadi siang mereka tidak sempat makan siang karena Noah yang tiba-tiba mimisan. Ya, sayang sekali karena banyak makanan yang sudah dipesan, tetapi belum dicicipi barang sedikit pun. Mungkin saja semua makanan itu sudah ada di perut orang lain mengingat Viona menyuruh Bella untuk membagikannya.“Ingin makan bersama? Aku menunggumu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status