Aku dan Mama Rumi kompak melihat ke asal suara, dan mama tertawa melihat wajah anaknya yang muram dan tidak bersemangat. Kemudian mama mendekati anaknya untuk di peluk, sedangkan aku, tetap pada posisiku saat ini."Mama! Aku sudah punya istri!" keluh Hilman, yang enggan dipeluk mama Rumi"Meskipun kamu sudah punya anak, kamu tetap anak bayi mama!" ujar Mama Rumi, membuatku geli mendengarnya."Ma, aku pulang dulu, ya," ijinku.Mama Rumi menghentikan aksi jailnya, dan menatap ke arahku. Lalu melirik ke arah anaknya, dan tersenyum. Memintaku untuk menunggu sebentar, karena Mama Rumi harus menebus obat di apotik luar. Katanya, obat yang dimaksud tidak ada di apotik rumah sakit ini. Aku hanya menghela napas panjang dan pasrah dengan keadaan."Kamu enggak mau lihat keadaanku sekarang?" tanya Hilman dengan senyum manis, yang kutahu sedang dia paksakan."Aku sudah bisa lihat dari sini, kamu sudah membaik," balasku.Hilman berdecak, "apa aku harus ke sofa untuk kamu periksa?""Jangan macam-mac
Read more