Share

Bab 76

Mama Rumi menutup matanya, samil masuk ke dalam ruangan. Sedangkan aku diam terpaku dengan apa yang dilakukan oleh suami baruku itu. Hilman menciumku, menski singkat tapi getarannya mampu membuat jantungku tidak aman.

"Ya ampun, anak mama! Tunggu sembuh dulu! baru buat cucu untuk mama!" ujar Mama Rumi dengan senyum tersipu.

Sedangkan aku, bingung harus ngapain. Ini bukan pertama kalinya aku disentuh laki-laki, tapi ada rasa tidak nyaman. Meski Hilman sudah menjadi suamiku sekarang.

"Ma, aku mau keluar dulu," ijinku.

Mama Rumi hanya mengangguk, sedangkan Hilman menitip pesan padaku untuk tidak berlama-lama meninggalkan dia sendiri. Apa dia tidak sadar, jika dia sedang bersama ibunya. Aku hanya mengiyakan dengan senyuman.

"Kamu ini, masih sakit aja bisa terlalu bucin!" tegur Mama Rini.

Aku tidak langsung pergi dari depan ruangan, hanya ingin mendengar tentang masalah Mutiara tadi. Berharap, mereka membicarakannya. Bukan bermaksud tidak percaya, tapi aku pernah terluka. Tidak ingin mengu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status