"Mbak kenal saya?" tanyaku.Aku benar-benar tidak mengenalinya sama sekali, tapi sepertinya dia sangat tidak senang bertemu denganku disituasi seperti ini, wajahnya sangat tergambar jelas ketidak sukaannya."Kamu Yumna, istri Attar, kan?" tanyanya lagi, tanpa menjawab pertanyaanku.Benar dugaanku, dia salah satu teman Mas Attar. mata wanita itu menelisik penampilanku dari atas hingga bawah, lalu satu sudut bibirnya dia tarik, membentuk lingkaran sabit. Senyum yang terukir, bukan senyum bahagia, tapi senyum ejekan. Bahkan, matanya terlihat menyipit dan terdengar dengkusan darinya."Bukan istri, Mbak. Tepatnya mantan istri, kami sudah lama berpisah!" celetukku. "Permisi, saya pamit dulu," ujarku kemudian."Apa karena Attar bangkrut, kamu meninggalkan Attar?" cibirnya, membuatku menarik napas panjang. "Jadi cewek jangan terlalu matre, kasian yang jadi suaminya," tambahnya, membuat kaki diam terpaku."Tahu apa mbak, tentang keluarga saya?" tanyaku dengan nada kesal.Kemudian dia berdecih
Baca selengkapnya