Bab 150 Jazuli melongo. “Eh, gak bisa. Hutang ya hutang, cinta ya cinta. Amina jangan mencampur adukkan dong. Ini kan nggak fair sayang?” Amina mencibir, kedua tangannya ia silangkan di depan dada. “Katanya tadi cinta, mau memberikan apa yang saya minta. Halah, embel! Baru uang 300 juta saja Anda tidak mau memberikannya pada saya.” Jazuli nyengir. “Bukan begitu. Maksud Om, Amina akan mendapatkan semua yang Amina mau, asal mau menikah sama Om.” Jazuli mencondongkan badannya pada Amina yang duduk di depannya. “Termasuk warisannya anak lanang yang tak berbakti ini.” Dia menunjuk Wahyu yang cemberut. “Terus… terus,” sindir Wahyu. “Awas lho ya, setibanya di Jember, terus badannya meriang. Jangan minta pijitin sama saya. Gak mau saya mijetin,” sungutnya. “Diam kamu, jangan ganggu Bapak ngomong,” kata Jazuli. “Gimana? Apa kamu mau? Ini tawaran besar buatmu. Kamu bisa membeli mobil baru. Saya denger mobilmu rusak. Kamu gak mampu membeli baru, karena uangmu dibawa kabur sama Eril.” Jazuli
Last Updated : 2024-10-29 Read more