All Chapters of KOMENTAR IPAR DIPOSTINGAN SESEORANG: Chapter 1 - Chapter 10

39 Chapters

Komentar Ipar Memicu Kecurigaan

Part 1 (Komentar Ipar Memicu Kecurigaan)****Aku yang saat itu sedang membuka aplikasi berwarna biru membulatkan mata. Sebuah komentar yang menandai suamiku membuat alisku bertaut. [Selamat yah Sheri, anakmu dan @Iden, lucu. Langgeng terus.] Begitu lah isi komentar tersebut. Tanpa bisa kutahan, aku menerka-nerka. Kenapa Meli, kakak iparku menandai Mas Iden dalam komentarnya. Lalu anak siapa yang ia maksud? Aku belum hamil? Dan Sheri, siapa perempuan itu? Lantas ada hubungan apa postingan yang memperlihatkan bayi lucu dan menggemaskan ini dengan suamiku? Astaga, nyaris kepalaku ingin pecah memikirkannya. Segera kuscreenshot komentar Meli berserta postingan tersebut. Setelahnya, melihat akun yang bernama Sheri Puspitasari, sosok yang memposting foto bayi itu. Tidak ada hal yang mencurigakan. Akun FB Mas Iden pun tidak berteman dengannya. Lalu, kenapa Meli menandainya. Seakan ia sedang memberi ucapan bahagia pada Mas Iden. Ada apa ini? Apa telah terjadi—ahh, aku mikir apaan si
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Mencari Bukti!

Part 2 (Mencari Bukti!)Aku mengikuti mobil Mas Iden menggunakan taksi, meminta pak sopir menjaga jarak agar kami tidak ketahuan. Dua puluh limat menit perjalanan, mobil yang Mas Iden kemudikan berhenti di depan rumah. Ini bukan rumah Ibu? Apa jangan-jangan ini rumah wanita bernama Sheri itu?"Pak tolong jaga jarak, jangan sampai ketahuan," ucapku sambil menepuk punggung pak sopir. Tatapan mataku tak bisa lepas dari mobil milik Mas Iden. Pria berstatus suamiku itu turun dari mobil. Tiba-tiba saja seorang wanita membuka pintu rumah, ia langsung berlari memeluk suamiku. Dada ini bergemuruh hebat, ingin sekali aku turun dan melabrak mereka. Namun, bagaimana jika Mas Iden tidak mau mengaku, dan justru terus membohongiku dengan sandiwara yang ia buat. Apalagi aku tidak punya bukti yang memperlihatkan adanya hubungan di antara mereka. Aku mengeluarkan ponselku, mengambil potret kemesraan itu. Beberapa menit mereka saling bercengkrama, entah apa yang mereka berdua obrolkan. Yang jel
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Pilih Aku atau Dia?

Part 3 (Pilih Aku atau Dia?)Aku mengetuk pintu rumah Sheri. Menunggu sang pemilik rumah ini membuka pintu. Tidak lama kemudian, pintu rumah akhirnya dibuka. Aku tersenyum, memperlihatkan deretan gigiku melihat Kak Meli mematung. "Aku melihat mobil Mas Iden di depan rumah ini, dan mobil Kakak juga. Makanya aku datang ke sini, apa yang kalian lakukan di sini?" Aku menodong Kak Meli dengan pertanyaan. Wanita itu nampak gugup, ia menoleh kebelakang. Dan akhirnya menutup pintu. "Kakak lagi kunjungi teman Kakak, anaknya sakit," ucapnya. Aku menelan ludah, membasahi tenggorokan yang kering dan panas. "Kalau Mas Iden? Ngapain dia di sini?" Aku kembali bertanya, Kak Meli membulatkan matanya. "Kalau Iden—dia.""Dia apa kak?" Aku menyilang kedua tangan di dada, menunggu kelanjutan ucapan Kak Meli yang terbata-bata. "Iden Kakak suruh ke sini buat nemenin Kakak." Aku mengangguk kepala mendengar jawabannya. Kurang pas dengan kenyataan aslinya. Kalau benar, kenapa Mas Iden yang lebih dulu
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Keputusannya!

Part 4 (Keputusannya!)"Cepat katakan, kamu pilih dia atau aku!" Aku menunjuk kearah wanita itu. Paling tidak suka jika Mas Iden mulai mengulur waktu. Tinggal bilang, bersamanya atau bersamaku. Melihat Mas Iden diam ubun-ubunku makin panas. "Jawab aku, Mas!""Pilih saja Sheri, Den, kalian sudah punya anak." Ibu menyahut, menatapku tak suka. "Iya Mas, kita kan saling mencintai. Buat apa kamu pertahankan dia, hidup dalam kepalsuan itu melelahkan," tutur Sheri. Aku menarik tangannya, lantas menampar pipinya lagi. "Plak!"Mas Iden terkejut, ia menyembunyikan Sheri di belakang punggungnya. "Berani kamu tampar Sheri, Mauren! Kamu tampar sampai dua kali!" Ibu menatapku garang, sedangkan Mas Iden, matanya mendelik tajam. "Baru dua kali, ribuan kali tanganku tak akan puas menamparnya." "Cukup, Mauren. Kendalikan dirimu, Sheri tidak salah. Aku lah yang salah, aku yang datang padanya!""Apa katamu, Mas? Kalian berdua sama-sama salah. Dasar bajing*n."Aku mendorong Mas Iden, pukulan keras
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Dianggap Apa Aku Selama Ini?

Part 5 (Dianggap Apa Aku Selama Ini?)Kudengar suara gedoran pintu, kemudian di susul dengan suara teriak dari luar. "Mauren, keluar! Kita bicara baik-baik!"Begitu lah kalimat yang keluar dari mulutnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Mas Iden. Apa kurang jelas perkataanku saat singgah di rumah istri keduanya. Tok ...Tok ..."Mauren, Mas mohon keluar. Masalah ini bisa diselesaikan baik-baik. Jangan kekanak-kanakan." Aku memicingkan mata, apa katanya? Kekanak-kanakan. Coba dia yang diselingkuhi. Pasti kata-kata itu akan ditarik dari mulutnya. Sedikit pun aku tidak menanggapi. Memilih menyantap semangkuk mie instan yang baru selesai kubumbui. "Mauren, Mas tahu kamu ada di dalam. Ayolah keluar, apa susahnya sih bicara sebentar!"Kesekian kalinya Mas Iden berteriak. Apa tenggorakannya itu tidak kering, aku yang mendengarnya saja sudah jengah. "Mauren!"Kutarik napas dalam-dalam, kepalan tanganku makin kuat. Sialan!Bukannya dia sudah menjatuhkan pilihan. Dan memilih kembali pada
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

“Ma, Pa, Aku Pulang!”

Part 6 (“Ma, Pa, Aku Pulang!”)****Aku menarik koperku sambil menjinjing tas. Memasukannya ke dalam bagasi mobil Mas Iden. "Tolong, kamu jual mobil suami saya. Kalau ada yang minat, suruh hubungi saya. Untuk sementara waktu saya pakai dulu mobilnya," ucapku pada Zany, dia orang kepercayaan Papa yang kusuruh datang ke rumah. Sejauh ini aku belum menceritakan masalah ini pada Papa. Masih ada beberapa langkah yang harus kuambil sebelum papa tahu jika pernikahan putrinya ada diujung tanduk. "Baik Bu,""Tolong kamu antarkan mobil saya pulang ke rumah Papa yah." Aku memberikan kunci mobilku pada Zany. Rencananya setelah dari pengadilan agama aku akan pulang ke rumah orang tuaku. Rumah ini akan kujual, hasilnya untuk modal usaha. "Siap Bu,""Kamu sudah sewa orang untuk jaga rumah ini?" Aku bertanya sambil menatap Zany, pria berambut gondrong itu menganggukkan kepala. "Sudah Bu, mereka sebentar lagi sampai.""Terima kasih yah, kalau begitu saja jalan duluan."Aku memegang pintu mobil. Na
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Meminta Tolong Zany!

Part 7 (Meminta Tolong Zany!)"Zany kunci rumah sudah kamu ganti?" Aku bertanya pada Zany melalui sambungan telepon. "Sudah Bu, tadi ada sedikit masalah. Mertua Ibu datang kemari."Begitulah cerita dari Zany, bisa kusimpulkan. Keluarga Mas Iden sekarang sedang ketar-ketir."Apa yang Ibu mertua saya lakukan?""Mengamuk Bu, dia hampir memecahkan jendela rumah. Beruntung para tetangga dan Pak RT datang."Aku menghela napas, menutup tirai jendela. "Bodyguard yang kamu sewa belum datang?""Sudah Bu, sekarang mereka sedang berjaga.""Baguslah, kamu cepat antar mobil saya ke rumah Papa yah.""Siap Bu,""Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan, Zan,""Siap Bu."Setelah mendengar jawaban Zany aku memutuskan panggilan. Berjalan ke arah ranjang, dan merebahkan tubuhku di sana. Aku membuka aplikasi galeri, mencari foto Sheri yang sedang berpagutan dengan pria lain.Foto ini bisa kujadikan senjata. Bisa kugunakan sebagai alat untuk mencari bukti-bukti lain. Aku diam, bukan berarti aku
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Memiliki Keduanya?

Part 8 (Memiliki Keduanya?)****Aku tidak menyangka kalau Mas Iden akan mendatangi kediaman Papa. Kendati demikian, kehadirannya di rumah ini membuat suasana menjadi tegang. Terlebih dia datang bukan sendirian, melainkan bersama Ibu dan saudara perempuannya."Ngapain kalian datang ke sini?" tanya Papa, sorot matanya tajam bak seperti pedang. Aku berdiri di ambang pintu, Mama dan Papa berusaha menghalangi Mas Iden masuk. "Kita ke sini mau ketemu, Mauren!" tutur Ibu mertuaku. "Buat apa? Sudah cukup kalian menyakiti putri saya?" murka Papa. "Aku minta maaf, Pa. Tolong biarkan aku bicara dengan Mauren!" Mas Iden memohon pada Papa. Memasang raut wajah memelas, dan ada sedikit penyesalan. "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Pergi kalian dari rumah saya!""Om Dedi jahat banget, masih untung kita datang ke sini baik-baik! Mauren udah ambil mobil Iden, usir Iden dari rumahnya sendiri!" ketus Kak Meli."Omong kosong!""Kalian salah paham. Mauren saja yang berlebihan, anakmu itu tidak
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

Rahasia Meli

Part 9 (Rahasia Meli)**** "Terima kasih banyak, Pak," ucapanku pada Pak Ibrahim. Kami baru saja selesai berdiskusi. "Sama-sama, Bu, nanti jika ada berkas yang kurang. Saya akan langsung menghubungi Ibu," jawabnya. Aku menganggukkan kepala, memberikan senyuman tipis pada pria tampan yang ada di depanku ini. Kuperkirakan usianya sepantaran dengan Mas Iden. "Siap, Pak," "Kalau begitu saya pamit, Bu," "Hati-hati di jalan Pak." Kini giliran pria itu yang menganggukkan kepala. Ia lekas mengambil tas kerja miliknya di atas meja, lalu melangkah menjauh dariku. Setelah memastikan punggung itu menghilang dari penglihatanku. Diri ini kembali duduk. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Beberapa kali suara deringan berasal dari benda pipih ini. [Paket sudah sampai pada tujuan. Bu Meli histeris saat membuka paket tersebut.] Aku mengerutkan kening, tanpa bisa kutahan lengkungan tipis tertarik di sudut bibir. [Rekam dan kirim videonya pada saya.] Aku membalas cepat pesan yang Hengki kir
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

Kebakaran?

Part 10 (Kebakaran?) **** POV Iden. Aku masih tidak menyangka, kalau Mauren akan tahu hubunganku dengan Sheri. Rahasia yang selama ini kusembunyikan darinya terbongkar sudah. Dan ini lah yang terjadi, pernikahan kami sekarang ada di ambang kehancuran. Kalau boleh jujur, aku tidak mau kehilangan Mauren, tapi aku juga tidak bisa melepas Sheri. Aku ingin memiliki keduanya. Andai Mauren mau berbaik hati menerima pernikahan keduaku ini. Mauren benar-benar egois. Selama ini aku sudah berusaha mencintainya, akan tetapi bayang-bayang Sheri terus menari dalam benak ini. Aku yang tidak tahan lagi, akhirnya kembali dalam dekapan masa lalu. Harusnya Mauren mengerti. Apa tidak bisa memaklumi kekhilafanku ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang? "Kembali lah pada masa lalumu. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku di sini baik-baik saja. Terkadang sudah memiliki pun belum tentu dicintai. Jika suatu hari kamu menyesal, ingat aku tidak pandai memungut sampah." Dengan susah payah aku menel
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status