Part 22 (Satu Langkah!) ***"Iden, Istrimu sudah pulang?" tanya Sani pada putranya. Wanita itu menghampiri Iden yang sedang mengurut pelipis. Iden menoleh. "Belum, Bu," jawabnya. "Buruan kamu telepon, suruh dia pulang. Ini Dea rewel banget," lanjut Sani, ibunya itu kewalahan menenangkan Dea yang terus saja menangis. Kalau dilihat-lihat dengan teliti, Sani merasa Dea ini tidak ada miripnya sama sekali dengan Iden. Hidung, dan alisnya mirip Sheri. Tapi matanya, entah mata siapa ini? "Buruan, Den." "Iya, Bu, ini aku telepon." Iden berkutat dengan ponselnya, ia mencari nomor Sheri, dan segera menghubungi istri keduanya itu. "Suruh pulang, pamitnya sebentar. Gak tahunya lebih dari 3 jam," keluh ibunya. Iden menghela napas, ia mendekatkan benda pipih tersebut pada telingannya. Lalu menjauh dari ibunya. "Ooh, cucu Nenek yang paling cantik. Jangan menangis lagi, sebentar lagi Mamamu pulang," tutur Sani. Wanita paruh baya itu mengintip dari balik jendela, mereka masih berada di rumah b
Last Updated : 2022-09-15 Read more