Home / Romansa / Suamiku Miskin Tapi Bohong / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Suamiku Miskin Tapi Bohong: Chapter 41 - Chapter 50

102 Chapters

41. Rencana Licik Pakde Sukirman

"Kenapa Pak senyum-senyum begitu, nanti kesambet loh!" ucap Budhe Sri."Nggak apa-apa Bu, cuma aku lagi mikirin bagaimana kalau si Lia itu kita jodohkan sama si Rizki itu?" sahutnya dengan tersenyum licik."Bapak sudah nggak waras nih, ya mana mau lah si Rizki itu sama Lia, sedangkan Lia itu masih sah istrinya Rangga!" jelas Budhe Sri."Justru itu Bu, kita buat kalau si Rizki itu sudah pingin punya anak, kita bilang saja kalau si Ayu itu mandul toh selama ini sudah dua tahun mereka menikah belum ada tuh tanda-tandanya hamil," jelas Pakdhe Sukirman bersemangat."Iya sih Pak-e tapi bagaimana caranya supaya Rizki itu suka sama Lia?" tanya Budhe Sri bingung."Kita bisa cari cara bagaimana kalau kita dekati Pak Aldi atau Bu Salwa mereka itu kan terlalu baik dan bodoh, bahkan dermawan nya tingkat dewa, siapa tahu kita mengeluh mereka mau menerima kita atau ...""Atau apa toh Pak-e jangan sepotong-sepotong jadi bingung Ibu nanti," sewot Budhe Sri dengan mulut sedikit manyun."Begini loh Bu,
Read more

42. Tolong Jelaskan Pak Fauzi

“Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.”Kepada para dewan direksi yang saya hormati, seperti yang kalian tahu bahwa hari ini dengan terpaksa saya mengadakan rapat darurat, sebelum terlambat.""Mungkin kalian bertanya-tanya untuk apa rapat ini diadakan, sedangkan saya juga masih dalam tahap pemulihan."Saya sangat senang sekali masih bisa bertatap muka dengan kalian di rapat ini.""Sebenarnya sudah lama saya ingin mengundurkan diri dari jabatan saya, tetapi karena anak saya waktu itu sedang mengembara, jadi saya urungkan.""Saya juga ingin mengangkat seseorang untuk menggantikan posisi saya, karena saya terus terang tidak bisa lagi seperti dulu, apalagi saya sendiri sudah tua dan baru beberapa hari yang lalu mengalami kecelakaan.""Untuk itu saya memutuskan untuk mengangkat ..."Sebelum Pak Aldi melanjutkan pidatonya ternyata Rangga sudah mulai seperti cacing kepanasan.Raut wajahnya merekah bak bunga yang mulai mekar, dia tidak sadar dengan kelakuannya, tetap sombong dan ang
Read more

43. Hukuman

"Tolong sekarang jelaskan Pak Fauzi!"Pak Fauzi dan Rangga saling berpandangan, di antara mereka tidak mau menjelaskan hanya diam dan diam."Ayo Pak, bukannya Anda sangat disiplin untuk semua hal, atau terpaksa saya harus bertindak tegas kepada kalian berdua,” ucap Rizki dengan nada sedikit meninggi."Ayo Pak Fauzi jangan membuat kami menunggu lama, masih banyak yang masih akan dibahas," sahut Pak Ilham geram.Semua menatap aneh kepada Pak Fauzi dan Rangga, karena mereka hanya diam tetapi matanya seakan-akan tidak terima kalau dipojokkan seperti itu.Lima menit kemudian setelah mereka diam akhirnya Pak Fauzi mengakuinya kalau perusahaan yang di bangunnya itu memang atas nama istrinya dan memang betul memakai uang perusahaan.Pak Fauzi berkilah agar tidak banyak membayar pajak jika memakai nama Pak Aldi.Namun keuntungan yang dia dapat tetap di masukkan ke rekening Pak Fauzi, beliau pun mengatakan kalau lupa mengganti uang perusahaan itu.Beliau bermaksud hanya meminjam sementara, teta
Read more

44. Jabatan Rangga Di Turunkan

Seketika para dewan direksi diam, karena Bu Maya sudah berdiri tepat di hadapannya.Pak Fauzi memberi kode kepada Rangga namun dia tidak mengerti apa yang dimaksud papahnya itu.Rangga pun masih bercerita kalau Maya itu sangat protektif, awalnya Rangga sangat mencintai Maya tetapi setelah tahu kalau Maya adalah salah satu investor di perusahaan Rizki lambat laun cintanya pudar dan ingin menguasai semua aset Maya, bahkan dengan gamblangnya Rangga pun memberi tahukan kepada dewan direksi kalau sebentar lagi Maya akan mengatasnamakan Rangga semua aset yang dimilikinya."Dasar anak bodoh, buat apa dia menceritakan semuanya," sahut Pak Fauzi yang malu dengan tingkah laku Rangga yang terlalu polos."Rangga, sudah cukup kamu ceritanya, coba kamu lihat ke belakang!" sentak Pak Fauzi marah.Raut wajah Rangga langsung gugup karena setelah dia menengok ke belakang ternyata Maya yang terlihat emosi."Kurang ajar kamu Rangga, ternyata selama ini kamu menipu aku, keterlaluan kamu!" bentaknya di de
Read more

45. Pakdhe Sukirman Berulah Lagi

"Itu belum semua Pah soalnya Iki akan melakukan perubahan terutama di bagian posisi dewan direksi," ucapnya lagi.Di dalam ruangan rapat ...Kamu anak yang bodoh Rangga, buat apa kamu membongkar kebusukan kamu sendiri, kamu memang seperti anak kandung Papah saja, masa beginian harus dikasih tahu sih?""Sia- sia aku membangun perusahaan kalau akhirnya terbongkar semua, dari mana Papahmu ini mengembalikan uang sedangkan hasil dari semua yang kita pakai sudah Papah investasikan membeli sebuah apartemen.""Sial, ternyata aku tidak bisa menganggapnya enteng, terlalu berbahaya mengambil risiko sekarang, untung untuk masalah yang satu ini aku tidak melibatkan anak payah ini, walaupun kamu pintar Rizki, tetapi kamu tidak tahu siapa yang menjadi musuhmu sebenarnya, bahkan tidak ada menyangka kalau dia dalang dari semua itu, terkadang orang dalam lah yang lebih berbahaya dari orang luar," gerutunya."Apa maksud Papah?" tanya Rangga yang sudah mulai sadar."Kamu akan tahu sendiri, jika Papah me
Read more

46. Pelajaran Untuk Mereka

"Ke balik Pakdhe, si Rangga itu sudah nggak ada apa-apanya lagi, sudah miskin bohong lagi, apaan tuh?" jawab Doni mengejek."Min, kasih tahu anakmu ini nggak sopan sama orang tua, begini cara kamu mendidik anak, nggak ada tata krama nya sama sekali!" ucap Pakdhe Sukirman masih emosi."Ada apa lagi sih Mas, nggak di kampung, di kota ribut melulu, ada apa toh?" tanya Pak Sugimin santai."Itu loh Pak, si Pakdhe minta jatah juga, gara-gara diajak in eh malah kepingin dikasih uang juga sama Ridho, makanya tadi Doni bilang kenapa nggak minta uang sama Rangga menantunya saja, katanya kan orang kaya," sindir Doni sembari tertawa."Ya wajar dong aku minta, kalian saja di kasih masa aku nggak, aku ini yang paling tua, hargai dan hormati orang yang lebih tua!" jawabnya yang tak kalah hebohnya.Tanpa banyak ngomong Ridho langsung mengeluarkan sebuah amplop coklat dari dalam tasnya.Begitu melihat Ridho mengeluarkan amplop tiba-tiba Pakdhe Sukirman langsung menyambar amplop itu tanpa permisi.Acar
Read more

47. Kapan Ridho Menikah

Pak Sugimin dan Bu Yati menikmati kebersamaan mereka bersama Ridho anak mereka yang sudah lama tinggal di Jakarta.Ridho menceritakan bagaimana bisa bertemu dengan Rizki, sampai dia di terima menjadi Chef dan menjadi penanggung jawab restoran itu."Weh kamu hebat Dho, kami bangga sama kamu sudah sukses seperti sekarang," ucap Pak Sugimin tersenyum."Iya anak Ibu satu ini, nggak nyangka saja bisa seperti ini, tinggal satu keinginan Ibu Nak, carikan ibu menantu!" sahut Bu Yati malu-malu.Seketika wajah Ridho murung, tak ada raut wajah ceria kembali, Ridho hanya menatap ke langit dan duduk di bawah pohon sebuah taman, lalu dia merebahkan kepalanya di pangkuan Bu Yati."Ridho tahu, Ibu dan Bapak sangat menginginkan agar segera menikah, tetapi sampai sekarang Ridho belum bisa memenuhi permintaan kalian, karena ...""Karena kamu punya kekurangan, karena kamu tidak sempurna kalau jalan, kamu minder, kamu tidak percaya diri, itu kan alasanmu!" sahut Bu Yati lembut."Nak, maafkan Ibu kalau sud
Read more

48. Rencana Licik Pakdhe Sukirman

Ayu pun menutup pintu lalu mengikuti mereka yang langsung menyapa Bu Salwa mertua Ayu."Assalamualaikum!""Wa’alaikumsalam! "Maaf dengan siapa ya?" tanya Bu Salwa yang lupa tentang sosok Pakdhe Sukirman."Siapa mereka Ayu, kalau nggak kenal jangan disuruh masuk langsung bahaya zaman sekarang, bilangnya keluarga ternyata pencuri," celetuk Bu Salwa sewot.Seketika Ayu tertawa mendengar mertuanya mengatakan kalau Pakdhe Sukirman itu pencuri, namun wajah mereka menahan malu karena dianggap seperti itu."Walah, kok kami dibilang pencuri toh Bu, nggak ingat sama kami?" tanya Pakdhe Sukirman bingung dan sedikit marah."Mah, ini namanya Pakdhe Sukirman, itu istrinya Budhe Sri dan ini anaknya yang menikah sama Rangga itu loh Mah!" jelas Ayu tersenyum."Oh gitu, maaf ya Bapak, Ibu ayuk silakan duduk!" "Terima kasih, ini kami bawakan buah tangan ala kadarnya, ini buah-buahan segar cocok buat Ibu untuk masa pemulihan," ucap Pakdhe Sukirman basa-basi."Aduh nggak usah repot-repot, tetapi terima k
Read more

49. Pengusiran

"Sayang kamu kenapa, boleh Abang masuk?" tanya Rizki terlihat panik."Uek ...uek!" terdengar dari dalam kamar mandi di dapur."Tok! Tok!"Nduk, buka pintunya ada apa toh, jangan buat Ibu khawatir!" ucap Bu Yati ikutan panik.Bu Salwa hanya tersenyum melihat mereka panik, beliau sudah yakin kalau sebentar lagi Ayu memberikan seorang cucu."Mungkin dia masuk angin kali, kerok saja badannya pasti hilang anginnya," celetuk Budhe Sri.Tak lama Ayu keluar dari kamar mandi, lalu Bu Yati memberikan segelas air putih hangat kepada Ayu."Ada apa Nduk, sudah mendingan?" tanya Bu Yati melihat wajah Ayu sedikit pucat."Kita ke dokter ya Dek, Abang takut terjadi apa-apa sama kamu!" ucapnya sambil memeluk istrinya.Seketika Ayu muntah lagi ketika dipeluk suaminya, dia pun berlari ke kamar mandi lagi."Ki, lebih baik kamu mandi sana, sepertinya Ayu nggak suka kamu bau, cepatan!" perintah Mamahnya dengan sigap."Mamah ini aneh, Ayu lagi di kamar mandi lagi mual, masa Iki tinggal mandi, gimana sih Mama
Read more

50. Anak Siapa Lia

"Assalamualaikum!"Wa’alaikumsalam!"Mari silakan masuk Pak, Ibu!" ajak Pak Fauzi ramah."Terima kasih Pak!" jawabnya semringah.Pakdhe Sukirman, Budhe Sri dan Lia sangat kagum dengan rumah yang di tempati Pak Fauzi, tak kalah mewahnya dengan rumah milik Pak Aldi.Beliau pun menelisik setiap sudut ruangan. Bangunan yang berlantai dua ini terlihat seperti hotel, bahkan luas seperti lantai berdansa, warna putih gading yang di padu padankan sedikit warna hitam untuk pernak perniknya menambah elegan rumah tersebut.Di hiasi dengan bunga hidup yang selalu di petik setiap tiga hari sekali di ganti, menambah alaminya wangi dari rumah itu.Seketika mereka di buat terpana dengan keindahannya, dan ingin lama-lama tinggal di sana, tetapi tidak dengan Pakdhe Sukirman, beliau mempunyai tujuan yang lebih baik untuk ke depannya."Maaf Pak, Bu begini ada yang mau saya sampaikan, berhubung kalian adalah orang tua menantu saya yang baru, saya ingin mengatakan sesuatu yang mungkin kalian sudah dengar da
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status