Batari tengah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Pagi ini sesuai rencana Xabier akan kembali ke kota Surabaya tempat utamanya beraktivitas. Pria itu sedang di ruang tamu memeriksa kembali keperluan yang akan dibawa pulang.Dari pekarangan, terdengar suara memanggil nama Batari. Xabier mengintip sedikit dari jendela. Di sana ada Ningsih dan Wisang, sebenarnya Xabier tidak berniat untuk menemui keduanya.Terlihat Batari tergesa-gesa menuju arah pintu rumah yang terbuka setengah. "Ya Bu, maaf ya... Tadi Tari masak di dapur. Baru kedengaran," ujarnya tersenyum manis. Ia mengangguk dan sedikit menundukkan tubuhnya memberi rasa hormat pada kedua tamunya."Woh, Ibu terlambat ya, padahal Ibu sudah siapin sarapan untuk kamu dan Nak Xabier," terangnya mengangkat bungkusan plastik. "Tapi, ndak papa masakanmu bisa dibuatkan bekal untuk suami," ujar Ningsih, menyerahkan bungkusan ke tangan Batari."Ibu sama Mas Wisang masuk, nggih?" tawar Batari menggeser tubuhnya."Ndak usah, Nduk. Kami sekalian
Read more